Sabtu, 19 September 2020

Bila anggota badan kita sakit

Sore itu (Jum'at  18 September  2020) dipunggungku sebelah kanan  atau pangkal lenganku terasa tidak beres. Tanganku digerakkan tidak nyaman, sebenarnya tidak pernah jatuh atau bagaimana, hanya saja saya punya kebiasaan kalau tidur kepala diutara kaki di selatan (mujur ngalor), kemudian miring ke kanan, maksudku ikut sunah nabi. 

Kebetulan ada tukang pijat langgananku  liwat, orangnya masih muda,  rosa, seperti mbah Marijan.
"Lik mampir," teriakku. 
Yang diteriaki  paham apa yang saya kehendaki.  
" Ini lho lik  tanganku sebelah kanan ini kok kemeng rasane ", jelasku sambil menunjukkan bagian tubuhku yang sakit

"Sudah cuci  tangan Lik?
"Belum ", jawabnya jujur.
"Cuci tangan dulu ya lik, itu didepan ada washtafel. Jangan lupa pake sabun." Jelasku. 

Sejak Maret  lalu ada pandemi covid-19,  didepan rumah sebelah barat  saya pasang washtafel, dari batu  alam, saya datangkan dari  Tulungagung   harganya murah  cuma Rp.150.000. Dengan maksud kalau ada tamu bisa cuci tangan di situ. Di sekolahku  juga saya pasang washtafel  20 unit  depan tiap kelas jauh sebelum corona ada. Karena saya ingin sekolahku menjadi sekolah sehat.

"Pakai  masker ya lik,  ini maskernya." Pintaku sambil menyerahkan masker 5000-an yang saya beli disebelah timur sekolahku.  
Kemudian dimulailah  pemijitan, diurus urut, diplirit plirit seluruh tubuhku,  terutama  bagian yang sakit. Sekitar satu jam pemijitan ini.  

Habis itu  selesai,  saya tidak langsung mandi, karena banyak  dengar cerita orang yang yang habis pijat langsung mandi bisa masuk angin, bahkan tidak sedikit yang berakhir  dengan kematian. Ini boleh percaya boleh tidak. Tapi saya termasuk  yang tidak mau ambil resiko alias percaya.

Setelah istirahat  sebentar terkumandang adzan magrib,  kemudian kami  sholat  berjamaah di rumah bersama keluarga. 
Abis sholat  saya baru mandi  kemudian makan  bersama,  masih habis satu piring,  walaupun makan seadanya. 

Setelah istirahat sejenak tak lama kemudian terdengar  adzan isak. Saya bergegas ke masjid  yang jaraknya sekitar 100 meter itu. Al Firdaus namanya,  saya yang memberi nama masjid itu, sudah barang tentu  diputuskan dalam rapat takmir masjid  dan semua jamaah. Harapannya semoga besuk seluruh jamaah masjid itu kalau sudah meninggal masuk surga Firdaus, surga tertinggi  di alam akherat sana. Aamiin.
Sepulang dari masjid tanganku semakin tidak nyaman, nyeri sekali,  digunakan ngetik tidak bisa.
"Digunakan tidur saja mas, besuk pagi  saya antar ke dokter," hibur istriku. Saya manut saja  dan istirahat  di kamar 
tidur.
Digunakan untuk tidur dalam posisi bagaimanapun tidak enak, nyeri, kemeng tidak nyaman pokoknyà.
Saya sambil baca istighfar. Kata pak Kyai kalau kita membaca istighfar akan diberi jalan keluar  oleh Allah dari masalahnya.

Tik tik..tik.... suara jam dinding menunjukkan   pukul 11.30. Saya bilang ke istriku.
"Mi aku gak kuat kalau harus menunggu sampai  besuk pagi , antarkan aku ke dokter  sekarang." Aku masih bisa berpikir tegas,  barangkali ini jalan keluar yang ditunjukkan Allah atas masalahku.  

Tak lama  kemudian  kami sudah berada dalam satu mobil Phanter lawas  buatan pabrik tahun 2002 ini. Diar ( anakku yang pertama) sebagai driver. Hindun (sikecil juga ikut serta).

Tiga puluh menit  kemudian sampai di RS Griya Husada , saya masuk UGD , diterima dengan standar protokoler  yang ketat. Saya ditanya berbagai pertanyaan, dahiku ditermogan, suhunya 36.8.

Kemudian saya didiagnosis.
"Bapak apa ada kecenderungan tensi tinggi?" "Iya dok." Jawàbku singkat.  Memang selama 3 bulan terakhir  ini saya tidak disiplin mengkonsumsi obat dan kontrol  dokter, karena alasannya pandemi covid-19 ini.

Kemudian  saya diberi obat dan boleh pulang. 
Di Madiun  diberlakukan jam malam yang ketat, tidak sembarang jalan diijinkan dilewati kendaraan . Akhirnya  kami lewat jalur ringrut.
Kemudian  sampai Jiwan. 

Setelah tiba di rumah  obat  saya minum  , kemudian tidur.  Alhamdulillah  bisa tidur nyenyak hingga tak terdengar adzan subuh. Akhirnya pukul 05.00 kami sholat subuh berjamaah di rumah . Alhamdulillah  rasa nyeri  itu  sudah  berkurang.  

Sumber ilustrasi: dokumen pribadi. 

Hari itu  saya gunakan untuk  istirahat  total,  agar cepat pulih kembali . Ingat nasihat senior saya Abah Haji Syaikur  KS SMP1  Kawedanan yang bulan depan sudah pensiun dalam keadaan sehat ini, untuk  berdoa dikasih panjang umur. Allohuma towil umurona dan seterusnya  lengkapnya ini;

اَللَّهُمَّ طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالۤاخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ

Allahumma thowwil umuurona, wa shohhih ajsaadana, wa nawwir quluubana, wa sabbit imaananna wa ahsin a'maalanaa, wa wassi' arzaqonaa, wa ilal khoiri qorribnaa wa 'anisy-syarri ab'idnaa, waqdhi khawaa-ijana fiddiini waddunyaa wal aakhirati innaka 'alaa kulli syai-in qodiirun.

Ya Allah! Panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Alhamdulillah  Allah  masih  memberiku umur panjang, masih diberi kesempatan  untuk  menambah amal sholih,  semoga saudaraku semua juga begitu  diberi umur panjang, di sehatkan jasadnya, diterangi hatinya,  ditetapkan imannya,  dibaikkan amalannya , diluaskan rezekinya, didekatkan pada kebaikan dan dijauhkan dari kejahatan, juga dikabulkanlah segala kebutuhannya dalam pada agama, dunia, dan akhirat.  Aamiin.

Pojoksari,  20 September  2020.












10 komentar:

  1. Alhamdulullahh, masih diberi anugerah sehat, hingga hari ini.
    Memang ibarat smakin tambah usia, ada saja tambah keluhan badan yg neko neko. Ada tensi tinggi kokesterol, asam urat dan sak ambrek, rasa sakit.
    Masih bersyukur, ada penyakit mesti ada obatnya. Obat harus dicari.
    Berdoa, tentunya jgn ditinggalkan.
    Gerakan apa saja memang perlu kehati hatian pak Parno.
    Kata orang sekarang banyak penyakit karena disebabkan faktor U.... artinya usia.
    Tetep bersyukur, sehat sehat amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inggih pakde matur nuwun, mugi penjenengan tansah pinaringan sehat

      Hapus
  2. Alhamdulilah smg kita semua sht sll bebas corona

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah masih diparingi sehat. Salam kenal dan salam sehat pak Suprno ....

    BalasHapus
  4. Terkadang manusia lupa akan nikmat yg sangat berharga bahkan lalai utk mensyukuri dua hal ini yaitu :

    1. Nikman Iman Islam
    2. Nikmat kesehatan.

    Allah tidak memberikan sesuatu kepada hambaNya yg diinginkan. Akan tetapi Allah " mencukupkan " apa yg jadi kebutuhan hambaNya. Terus sehat ya sahabatku kita ketemu media sosial yg sdh tidak belia lagi. Bahkan sdh usia Ke Rosulan....usia yg matang dan mapan dlm semua aspek kehidupan
    Tetap berkarya ide-2 nya terus kudukung...good luck

    BalasHapus
  5. Semoga cepat sembuh sehat seperti sedia kala...

    BalasHapus
  6. terima kasih Teh Lilis sahabatku yang baik hati

    BalasHapus