Jumat, 30 April 2021

Haji dan Umroh , orang-orang pilihan

Teman temanku sudah pada haji dan umroh, bahkan ada yang sampai 2 kali , seperti mas Sugeng sahabat baikku.  Semua diantara  mereka  tidak bermimpi kalau bisa ke sana. 

Rata-rata kalau sudah di sana, sama menangis bercucuran  air mata. Saya tidak tahu, saking  bahagianya,  atau pennyesalan  atas dosa dan harapan besar  ampunan  dari Allah  SWT.

Ibadah di sana dilipat gandakan  hingga  mendapatkan  pahala 1000 x lipat. Termasuk  biaya  yang dikeluarkan selama  akan berangkat  hingga  pulang.  

Jadi  seperti  lailatul  qodar,  siapa yang beramal di malam itu  pahalanya  lebih baik  dari pada  1000 bulan.  

Waktu itu 2006 , saya punya uang 19 juta. Saya pingin  daftar haji. Kalau uang segitu  hanya cukup  1 orang. Maka muncul  bisikan.
"Kamu gunakan kuliah saja, kamu kan ingin  naik  haji bersama, jadi selesaikan  kuliahmu  dulu  baru  kamu ngumpulkan  uang  untuk  haji bersama  istrimu."

"Apa tega  kamu meninggalkan istrimu  sendiri  di rumah,  sementara  kamu sujud  di Makkah."

Kemudian aku kuliah S2  hingga selesai. Selama  kuliah  kami juga hidup prihatin.  Yang namanya  kulkas,  biasanya  penuh  dengan buah  dan sayur  segar, nyaris tak berisi. Kasihan  anak-anakku. Juga ikut hidup  prihatin. 

Akhirnya  tahun 2011 saya daftar haji  bersama istriku,  hatiku  berbunga- bunga , ada harapan  baru,  aku bisa sujud  di Masjidil Harom Mekah. Cepat  atau lambat  aku bisa sampai  ke sana.  

Saya lihat  prediksi  perkiraan  berangkat  haji adalah  tahun 2020.  Dua tahun  kemudian ada pengurangan  kuota haji untuk  Indoneia. 

Saya lihat prediksi  berangkat  haji berubah mundur  menjadi  2022. Ya Allah rinduku  tertunda.  
Saat Pak Jokowi  berkunjung  ke Arab Saudi  mengadakan  nego  dengan  Raja Fath. Akhirnya  kuota  haji di Indonesia  ditambah  lagi.  Sehingga  saya lihat  prediksi  berubah  menjadi  2020 lagi. Alhamdulillah. 

Mulai Nopember  2019, kami dipanggil  untuk  manasik  haji. Rasanya  berbunga  bunga seperti  mau bertemu kekasih yang lama tidak berjumpa.  

Kami manasik  2 kali sebulan.  Kemudian memasuki  bulan Desember  kami dapat berita  bahwa di China  dikota Wuhan, sedang ada pandemi  Covid-19.  Banyak rakyat  yang meninggal  dunia  karena virus  ini. 

Kami tetap manasik  hingga  bulan Maret  2020. Tapi di awal Maret  ada berita  bahwa  virus  ini sudah masuk  Indonesia. "Ya Allah bagaimana  ini?.  Bagaimana  keberangkatan  haji kami?, Tekat kami sudah bulat, hasrat kami sudah menggebu-gebu  segera ingin  ke sana. Bersujud  di mana Nabi pernah bersujud , ingin  melihat makam rosuululloh  dan para sahabatnya  di Madinah, ingin ke gua Hiro , dimana Nabi pernah menerima  wahyu  pertama  kali."

Dimana teman jami maa Sugeng pernah menjelajahi situs ini digelapnya  malam, bersama mbak Umi, istrinya  yang setia itu.

Ya Allah Aku ingin  sholat di dekat  Ka'bah , seperti  teman-temanku, mas Sugeng, mas Agus,  Mbak Parti  , Mbak Urban. Sangat  dekat  sekali dengan Ka'bah.  

Mbak Parti  ketika sholat  didekat Ka'bah  dalm kesendirian tiba-tiba ada  4 orang gadis cantik,  sangat cantik paras wajahnya,  yang tinggi badanya  2x lipat mbak Parti.  

Keempat gadis ini mengambil tiang plastik untuk pembatas. Mereka solat berjamaah di sampingnya. 

Sambil tersenyum dari salah satu gadis tadi menyapanya degan Bahasa Arab.
Mereka tidak bercadar ..jadi terlihat betul wajah cantiknya . Tingginya dua kali lipat.... Masih gadis umuran  kira kira 19 tahun , Jangan jangan bidadari yang datang menghiburnya. 

"Aku faham maksudnya,tapi karena aku nggak bisa Bahasa  Arab jadi cukup aku jawab degan  kata NA'AM, atau La...
Syukron." Kata mbak Parti sambil mengenang masa lndah itu. 

Na'am itu ya, la itu tidak , syukron  itu  terimakasih.

Dia juga ditanya apakah berasal dari  Indonesia atau Malaysia...Rupanya ukuran badan sepertinya  mudah ditebak dari mana asalnya.

Kembali pada  ke 4 anak gadis cantik yang tadi ada disampingnya. Setelah selesai salat keempat gadis berpamitan  dan menyalaminya  juga memeluk tubuhnya , Gadis itu tampak  heran kok berani sendiri kira-kira  begitu sambil kasih jempol ke arah Mbak  parti ,  subhanallah.

Yang Unik...
Keempat gadis tadi meninggalkan sepatu-sepatunya,  lalu di beri lebel HALAL  .Tidak lama kemudian ada orang lain yang berebut ingin mengambilnya..Dia  pandangi dengan rasa heran campur kagum.
Ini mungkin salah satu cara beramal yang tidak riya, ya ikhlas. Atau mungkin mengajarkan  kepada kita semua  begitulah  cara beramal yang iklas,  tanpa  berharap  diketahui namanya, tanpa berharap  dipuji, disanjung,  lebih lebih dibalas  kebaikannya.

Yang hebat  lagi mbak Parti tidak ikut berebut. Biasaya orang Indonesia kalau ada barang gratisan berebut , berdesak - desakan, tapi tidak untuk  sahabatku yang baik hati  ini. 

Yg unik lagi, saat  Dia  pulang ke hotel...Ada orang yang menjajakan sepatu mirip milik gadis -gadis tadi ...dan .. ternyata orang yang mengambil tadi berniat untuk menjualnya dan langsung habis sepatu itu terjual. Di sini ada semacam  pesan moral yang Allah perlihatkan padanya  bagaimana orang di sana juga ada yang hidup sulit.

Jangan jangan  dia adalah  bidadari,  yang menghiburnya  , sehingga  melupakan  rasa letih-penatnya. Rasa sedih-pilunya  dalam melewati jalan terjal  hidupnya.  

Semangat  mbak Parti,  sahabatku  yang baik  hati,  kau terpilih  lebih  dulu untuk  menghadiri  undangan  terhormat  dari Tuhanmu,  ibadah umroh.

Semoga  pembaca semuanya  bisa segera Haji, menghadiri  panggilan  Allah.  Kita ini di dunia ini dipanggil  Allah itu tiga kali.
Satu, panggilan sholat, dua panggilan haji, tiga panggilan  menghadap  Ilahi. 

Semoga kita bisa menghadiri  ketiga undangan itu  dalam keadaan Allah senang.  

Wallohu a'lam bi sawab. 

Magetan,  30 April 2021








Selasa, 27 April 2021

Fasilitas dan tekad

Tulisan saya ini terinspirasi  dari tulisan Dr. Ali Anwar Mhd,M.PdI. dalam buku Literasi Diri yang dihimpun  Dr. Ngainun Naim.

Buku  ini bercerita  mengenai Dr Ngainun Naim, seorang dosen IAIN Tulungagung  yang gemar menulis buku. Karyanya  sudah puluhan  buku, berbagai kota di Indonesia  pernah dikunjungi  gara-gara memiliki  "kelangenan"  menulis ini. Bahkan pernah pergi ke luar negeri  juga disebabkan  menulis.

Untuk  mencapai kesuksesan  seseorang  tak lepas  dari dua hal yaitu  fasilitas dan tekat.
Dr. Ali menulis  , ada 4 macam keterkaitan antara  fasilitas dan tekat.

1. Ketercukupan  fasilitas  tapi tidak ada tekad kuat untuk  mearaihnya. Pola ini lebih cenderung  gagal. 
2. Keterbatasan  fasilitas  tapi ada tekad kuat untuk  meraihnya , ini cenderung berhasil.
3. Ketercukupan fasilitas  dan ada tekad kuat untuk meraihnya, ini lebih banyak  peluang  berhasilnya.
4. Keterbatasan fasilitas  dan tidak ada tekad  meraihnya,  ini juga lebih cenderung  gagal. 

Menurut  Dr Ali, sahabatnya  Dr Naim ini  termasuk  kategori  kedua. Tekad kuat  fasilitas  terbatas. Membaca  berbagai tulisan Dr Naim  sendiri, saya juga  mengatakan  Dr. Naim itu seorang pribadi  yang gigih untuk  mencapai  keberhasilan.  Ayahnya guru MI yang harus mengayuh sepeda  menyusuri  jalan panjang  untuk  sampai  ke tempat  kerja.

Saya sendiri juga termasuk  kategori kedua ini. Waktu SMP saya harus mengayuh  sepeda  7 Km setiap hari. Tidak ada uang jajan, setiap hari mau tidak mau pasti pulang sekolah  dalam keadaan perut  lapar. 

Kebiasaan  tanpa uang jajan  ini saya alami hingga  saya kuliah di Surabaya. Termasuk  setiap  pulang kuliah  harus dalam keadaan perut  lapar. 

Kadang saya terhibur  membaca tulisan  ulama  terkenal, seperti Imam Gozali, "ilmu itu hikmah , tidak bisa diperoleh  dengan  rasa gagah dan hidup mewah". Ilmu  harus dijalani dengan sikap tawaduk  dan "laku tirakat."

Maka siapa  yang bisa menjalani itu akan mendapatkan  hakikat  ilmu.  Belajar ilmu akan diberi  kemudahan. Otak terasa  encer digunakan  untuk  berfikir. 

Di sisi lain Imam Syafii  juga berkata,"Ketinggian  yang dicapai oleh  orang-orang  besar, tidak sekali  dua kali terbang. Tetapi mereka terbang terus  sementara  yang lain tidur  pulas."

Dalam hal ini yang dimaksud  tidur  pulas  adalah  orang  yang malas,  mudah putus asa, bahagia dalam zona nyaman  dan sebagainya. 

Sedangkan  terbang terus adalah  orang-orang  yang terus belajar,  terus berusaha dengan tekad  baja untuk  mencapai cita-cita.  Walaupun  dalam keterbatasan  fasilitas.

Guru  saya Syeh Abdurrohman,  ketika  berangkat mondok dari Pacitan menuju Ngampel Surabaya hanya berbekalkan "karak." Oleh pamannya  yang di Madiun  malah di minta  diganti  dengan sodo aren. 

Perjalanan  dari Pacitan - Surabaya  berjalan kaki,  ini pasti "satriyo  pinunjul." Sehingga  akhirnya  mendapatkan hakikatnya  ilmu menjadi waliyulloh. 

Banyak  orang-orang  sukses,  hebat, besar  berangkat  dari kesederhanaan,  keterbatasan  fasilitas.  Tapi  mereka memiliki  tekat kuat dan tabah. Biasanya  beliau memiliki  pribadi  yang arif dan bijaksana. Justru  itulah  yang mengantarkan mereka  pada istana keberhasilan.
Semoga  ......


Magetan,  27 April  2021












Senin, 26 April 2021

Kang Slamet, membelah keneningan malam

Umurnya  sekitar 73 tahun, tapi semangat  kerjanya  mengalahkan anak muda. Tidak itu saja semangat ibadahnya juga tak mau kalah. Itulah Kang Slamet. Rumahnya di sebelah kiri rumahku. Bahkan menurut  cerita Ibuku , kami masih saudara. 

Sebelum divonis  diabetes,  dia dikenal sebagai manusia  mesin.  Maksudnya  tak kenal lelah. 

Kalau pagi sebelum  berangkat kerja,  dia membuat adonan tanah liat untuk dicetak menjadi batu merah. Biasana  yang mencetak  adalah istrinya, sehari bisa dapat 500 batu merah. Setelah  itu dia berangkat kerja pada siapa yang "nanggap". Profesinya adalah tukang bangunan. 

Kinerjanya bagus dia suka kerja keras kerja ikhlas,  tanpa diawasipun  dia bekerja  dengan baik.  Betul-betul  berhati ikhlas  Dia.
Tidak itu  saja dia suka menolong  tanpa pamrih  yang Dia bisa. Menolong tanpa pandang bulu. Itulah tabiat  baiknya.

Jam 12 istirahat,  Dia pulang trus pergi ke kebun mencari  pakan ternaknya.  Jam 13.00 Dia pulang sudah dapat  sekrenjang rumput.  Kemudiaan pergi lagi ke tempat kerja.  Begitu keseharaian Kang Slamet  sahabatku  yang baik hati.

Di bulan ramadhan ini , setelah tarwih  selalu membaca Al Qur'an seorang diri,  tak ada yang menemani. Walaupun  bacaannya  tidak lancar amat,  tapi cukup  menggetarkan  hati orang- orang beriman  yang mendengarkan. Saya senang mendengarkan  bacaannya. Serasa tidak bosan. Walaupun  lama Dia membacanya. Biasanya  samapai jam 23.00
Betul-betul  pemburu  pahala  dan keberkahan di bulan Romadhon.  

Saya terus terang  iri  dibuatnya. Di usia setua itu  masih kuat  membaca  Al Qur'an  ber jam-jam. 

Anak  anak muda tak kudengar  suaranya mengaji. Malah Biasanya  malah banyak  didapati ngopi  di trotoar  kota sambil mengisab sebatang rokok.  Kemudian kedua tanganya  memainkan  dua jemari jempolnya, sambil sesekali membenarkan letak rokok yang dicepit kedua bibirnya. Kalau menulis artikel  lumayan,  tapi tidak, dia bermain  game.  Nggak tahu game apa yang membuatnya  ketagihan  itu. 

Kembali pada kang Slamet yang masih sayup sayup terdengar  suaranya di speaker tua.
Biasanya  dia  bertugas Adzan subuh, magrib dan isak.

Selepas  makan sahur, dia berjalan  terseok  ke Masjid kemudian membaca al Qur'an.  Tapi tidak disuaraka  di speaker. "Mengganggu  orang tidur." Katanya.

Demikianlah cerita  Kang Slamet,  pria tua berbadan kurus yang sedang memersiapkan  bekalnya untuk  hari kemudian.  Pria seperti  ini yang cerdas  menurut  Kanjeng Nabi. Pria yang selalu  ingat mati dan memersiapkan  bekalnya  untuk  kehidupan akhirat. 

Kita ini aslinya  bukan orang dunia,  tapi orang kampung akhirat.  Di dunia hanya sebentar  saja,  "mampir  ngombe", setelah  itu berjalan  menuju  jalan panjang kehidupan setelah mati.  

Semangat  terus Kang , semoga  Allah  senantiasa  merahmati  kamu sekeluarga.  Diberikan  rezeki  yang banyak  dan barokah  untuk  bekal ibadah.

Magetan,  26 April  2021










Minggu, 25 April 2021

Sayangi aku

Hujan sudah semakin jarang, udara pagi semakin dingin, bunga-bunga kehausan. Tampaknya  tanda-tanda memasuki  musim  kemarau segera tiba.

Yang menjadi kewaspadaan  bagi kita  adalah  jangan sampai  bunga-bunga itu  kehausan. Setiap hari harus diberi  minum,  harus disapa,  dirapikan  agar  dia tetap mempesona dan menunjukkan  aura semangatnya.

Semangatnya  akan mempengaruhi juga kesehatan , suasana hati dan pikiran kita. 

"Beri aku minum, sayangi  aku,  kau kuberi oksigin dan keindahan." Begitu  kata bunga  rose  ketika  aku  berjalan melewatinya.

Nafasnya  tampak tak teratur,  sedikit  gugup kelihatan  antara lelah dan kurang semangat.
Wajahnya pucat  setengah layu membiru.

Aku setengah  terkejut , ini bunga  kok bisa berbicara seperti  dalam cerita  fiksi saja. 
Aku mendengarnya dan memahaminya.

"Iya jangan khawatir  anakku  setiap pagi  akan mendatangimu,  menyapa dan menyayangimu." Kataku sambil  memberinya  minum seteguk air kehidupan.

Kemudian aku perintahkan kepada Bapak Ibu Guru  untuk  mengawal  anak-anak  setiap  pagi piket  menyapa dan menyayangi  bunga-bunga,  tida saja  Rose , tapi juga Anggrek , Bogenfil, Tapak dara dan aneka  warna  bunga  yang lain. 

Kamu harus tetap hijau , segar ,sehat  , dan semangat. 
Aku tidak mau kau sakit.
Karena kehadiranmu  sangat penting bagiku, bagi kami semuanya.  

Seindah  apapun dunia  , rasanya tidak sempurna  tanpa hadirmu disisiku.


Magetan,  26 April  2021







Menjemput rezeki di dalamnya laut

"Bu.., saya mohon pamit,  mau pergi melaut."
"Iya Pah...., hati hati ya pah..., aku di rumah saja menunggu anak-anak. Lagian anak anak perlu asupan gizi segar."

Dialog tersebut  adalah cerita sebuah keluarga burung yang tinggal di gua kecil di tebing laut. 

Anak nya 2 ekor baru berumur  1 bulan. Bulunya masih lembut,  belum kuat  terbang.  Lagian di dunia  hewan sangat kejam. Saling  berebut  makan,  bahkan  ada yang tega membunuh. 

Maka ayah dari burung ini  pergi melaut. Dengan tujuan mendapatkan  ikan segar,  untuk diberikan pada anak kesayangannya. 

Dia terbang  jauh menuju  laut  yang banyak ikannya,  ombaknya  landai tak bertepi, banyak  burung burung  berterbangan  diatas  permukaan air  laut. Matanya tajam bagaikan mata elang. Paruhnya agak besar menyamai kepalanya.  

Kemudian menusup  ke laut agak dalam,  berenang  menyelam  seperti Naggala 402, Kapal selam  kebanggaan  Rakyat Indonesia.
Kemudian mengejar ikan seukuran jari orang dewasa,  dan zeb... kena. 

"Nak doakan Ayah ya, kini Ayah mendapatkan  rezeki dari Tuhan untuk  kamu, pasti kamu menyukainya." Kata burung itu dalam hati.  

Kemudian kakinya  menjejak  air,  hingga  membawa tubuhnya  ke atas permukaan  air laut.  Setelah istirahat  sejenak  kemudian  segera terbang pulang  menemui keluarganya. 

Tidak  lama  setelah itu,  tiba-tiba  ada burung  lain  yang menyerobot  dari belakang,  zeb, tapi bisa menghindar  dan selamat,  walaupun  jatuh  lagi ke air. Tapi ikan  digigitan mulutnya  tidak lepas.

"Dasar bangsa pemalas,  inginnya memalak rezeki  orang lain." Kata burung kecil Itu sambil  ndongkol. Kemudian segera bergegas bangun dari jatuhnya dan terbang lagi. Kali ini kecepatan  terbangnya  ditambah lagi,  semakin membubung tinggi. 

Lagi lagi pemalak  datang dengan gesitnya.  "Ya Allah kalau  ini rezekiku  lindungilah  aku dari pemalak itu.  Anakku menunggu kelaparan  di rumah Ya Allah. Sangat  membutuhkan  ikan kecil ini." Doa burung  ini dalam hati. 

Burung  ini bisa membelokkan tubuhnya  dan wesss, akhirnya  selamat  dan membubung  tinggi  menuju rumahnya.

"Kamu baik-baik  saja kan Pah? Sambut istri burung ini yang sejak lama menunggu  di mulut  gua ini. 

"Iya bu Aku baik-baik  saja." Pertarungannya mendapatkan  rezeki tidak diceritakan  pada istrinya,  takut  istrinya  bersedih  dan tidak boleh melaut  lagi. Padahal  melaut  adalah  satu-satunya  untuk  menjemput  rezeki  dari Tuhannya.

"Mana anak-anak,  ini segera  kasihkan mereka." Inilah perjuangan seorang laki-laki,  dia tidak makan sebelum anak dan istrinya  kenyang.  Membuat  kenyang mereka adalah kepuasan dalam  ibadahnya. 

Seperti  dalam kehidupan manusia,  ada acara selamatkan kemudian mendapatkan  berkat.  Dibawalah pulang  untuk  diberikan  anaknya padahal  dia belum makan  sedikitpun.

"Cepat besar ya nak, kamu besuk  harus menjadi burung yang kuat , siap melaut , di bawah sana Allah sediakan  rezekimu  tanpa  batas. Tapi kau harus menjemputnya  dengan kerja  keras.

Magetan,  25 April  2021









Sabtu, 24 April 2021

Membaca dan menulis buku

Sumber ilustrasi :Inspirasipagi.id
Menulis itu betul betul mengikat ilmu agar  tidak hilang,  tidak lenyap begitu  saja. Bayangkan pengajian  pagi tadi temanya  bagus. Saya ingin langsung  menuliskannya  tapi karena kesibukan  yang seperti  biasanya,  akhirnya  tak sempat  menuliskannya. Sehingga lenyap deh.
Berkaitan dengan ini   sahabat Ali Bin Abi Tholieb mengatakan,  "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya."

Bahasa tulis lebih abadi dari pada bahasa lisan. Kecuali  direkam vidio kemudian di share. Itu cara mengabadikannya.

Oleh karena  itu  saya belajar  menulis agar bisa memberikan  kontribusi  kepada  budaya  literasi.  Atau setidaknya menjadi pengikat ilmu  bagi saya sendiri.

Agar kemampuan menulis kita tajam,  maka seringlah  diptaktekkan  menulis,  tidak di angan angan,  tidak dalam teori.  Tapi dalam praktek nyata  menggabungkan huruf demi huruf menjadi kata. Merangkai kata demi  kata sehingga  menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat sehingga menjadi paragraf,  menjadi cerita  dan menjadi buku.

Alangkah  besarnya  jasa buku bagi kemajuan umat  manusia. Buku adalah benda mati yang memiliki nafas bicara. Dia akan terus hidup  bersama pembacanya. 

Buku merupakan satu di antara sumber pengetahuan yang bisa menambah wawasan. Dengan membaca buku, seseorang bisa mengetahui apa saja yang ada di penjuru dunia. Hal tersebut membuat buku sering disebut sebagai jendela dunia. Buku akan membuatmu lebih berwawasan dan memiliki pikiran yang terbuka, luas dan mendalam.

Membaca buku akan memberikan banyak manfaat bagi siapa pun, baik orang dewasa atau anak kecil sekalipun. Ada berbagai manfaat yang bisa dirasakan dengan gemar membaca buku, seperti sebagai sarana hiburan, meningkatkan kemampuan seseorang, hingga menambah pengetahuan seseorang. Membaca buku menjadi salah satu kebiasaan yang positif dan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja.
Membaca buku adalah kebiasaan orang-orang cerdas. 

Demikian juga menulis  akan meningkatkan  kecerdasan  seseorang.  Membaca  dan menulis seperti  dua sisi mata uang logam yang tak terpisahkan. Selalu bersambung berkaitan. 

Kalau satu sisi nilainya  20.000 maka sisi yang lain juga 20.000. Kalau sisi yang satu  angkanya  tertulis  50.000, maka sisi yang lain juga tertulis  50.000 begitu  seterusnya.  

Artinya  apa yang kita tuliskan  itu linier  dengan apa yang kita baca. Semakin banyak  membaca  semakin banyak  yang kita tuliskan.  

Sehingga  saya kagum  pada orang-orang yang  telah berhasil  menuliskan banyak buku , maka berarti  dia telah banyak  membaca buku.  

Buku adalah warisan berharga pada generasi muda. Karena  dengan buku ilmu pengetahuan  diajarkan,  dengan buku agama memiliki  pedoman,  dengan buku  hukum ditegakkan , budaya diwariskan.  

Oleh karena itu  PR kita bersama adalah  bagaimana generasi kita memiliki  kecintaan terhadap buku. Mempelajari  dan membacanya. Sebab orang yang tidak membaca , maka dia tidak bisa mengembangkan dirinya. Menurut  Muhammad  Makmun Rosyid,"Kebodohan  dan ketertinggalan  sebuah bangsa dikarenakan oleh lemahnya kemampuan membaca,  dan kurangnya budaya membaca.

Bangsa  bangsa maju , rakyatnya   memiliki kebiasaan budaya membaca. Kita sakaikan turis-turis yang datang ke Indonesia,  selalu membawa  dan membaca buku. 

Sehingga  menjadi penting. Untuk  memajukan  bangsa adalah dengan meningkatkan kemampuan membaca rakyatnya. 

Selamat  hari buku sedunia. 

Magetan,  24 April  2021




 


Jumat, 23 April 2021

Terjebak di dalam Gua

Ada  yang menarik  kita teladan, Jaman dahulu ada tiga orang pemuda  yang sedang bepergian,  kemudian bermalam di gua. Kemudian ada batu besar yang jatuh tepat di mulut gua itu. Sehingga tidak bisa keluar  dari gua itu.  

"Waduh  celaka kita tidak bisa keluar  dari gua ini karena tertutup batu besar. " Kata yang seorang. 

"Jangan begitu,  berdo'alah kepada Allah agar batu itu  bisa bergeser, kemudian kita bisa keluar  dari gua  ini." Kata yang satunya.

"Oo begutu ya."
"Iyya."

"Ya Allah saya dulu punya ibu yang sudah tua,  saya melayaninya dengan baik setiap  hari. Setiap hari aku memberinya susu. Pada suatu hari saya mencari kayu bakar, sehingga aku terlambat  pulang, ketika pulang  ibuku sudah tidur. Anakku  minta  tidak aku beri,  sebelum  ibuku meminumnya ketika beliau bangun tidur. 

Ya Allah jika yang ku lakukan itu  baik,  maka  dengan wasilah ini,  bukakanlah batu  itu  sehingga kami bisa keluar. 

Kemudian batu  itu bergeser  sedikit. 
Kemudian ganti yang satunya  berdoa,  Ya Allah  saya dulu punya pekerja.  Dia saya  suruh bekerja. Setelah itu  Dia pulang,  pada  hal upahnya  belum saya berikan.  

Kemudian uang upah itu  saya belikan  kambing,  dan saya pelihara  dengan baik,  akhirnya  kambing itu  beranak  pinak  sehingga  menjadi banyak  sekali.

Pada suatu  hari  pekerja itu  datang. 

"Saya datang kemari untuk  mengambil  upahku  bekerja."
"Upahmu  saya belikan kambing,  kemudian saya pelihara  hinga beranak  pinak banyak sekali. Ambillah  itu upahmu." 
"Oo  begitu, kalau begitu  saya ambil."

Kemudian kambing itu  dibawa  semuanya  tanpa tersisa. 

"Ya Allah jika  apa yang aku lakukan itu  baik,  dengan wasilah itu  bukakanlah batu itu, sehingga  kami bisa keluar. "

Kemudian batu itu  bergeser  sedikit.  

Kemudian orang  yang ke tiga berdoa,  Ya Allah  dulu saya mencintai  saudara  sepupuku.  Pada suatu  hari dia datang  kepadaku  dengan meminta  uang karena sesuatu masalah. Dia mau saya tiduri layaknya suami istri.  Tapi tidak  kami lakukan karena aku takut  berdosa. Kemudian  dia tetap saya beri uang,  dan saya suruh pergi.  

"Ya Allah jika itu baik, aku memohon kepada-Mu  dengan wasilah itu agar batu itu  bergeser  sehingga  kami bisa keluar  dari gua ini."

Kemudian batu itu  bergeser  dan ketiga orang itu  bisa keluar  dari gua itu  dan selamat.  

Pesan moral,  dengan kebaikan  yang ada pada diri kita bisa dijadikan wasilah  untuk  terkabulnya do'a kita. 

Cerita  tersebut  diceritakan  oleh  KH. Uzairon  dan penulis ceritakan kembali  dengan redaksi  yang  tidak sama  persis.  Tapi temanya  sama. 

Semoga  memotivasi  kita untuk  melakukan  kebaikan  yang suatu  saat menjadi wasilah terkabulnya doa  kita. Aamiin. 


Magetan,  23 April  2021

Kamis, 22 April 2021

Ayo kita menjadi bagian dari Guru Penggerak

Saya sudah mendaftar sebagi calon guru pendamping  praktek guru penggerak.  Menarik sekali saya harus mengirimkan  biodata  dasar saya secara  lengkap. Kemudiam kurikulum  vitae,  dokumen dan esay.

Setelah menerima  sosialisasi  dari Bapak Syarif , ternyata harus ada beberapa yang harus saya tambahkan data dan esay saya. Padahal kemarin saya sudah mengirimkan  berkas. Para peserta  sepertinya  bingung bagaimana  cara menambahkan  informasi itu. 

Saya melakukan  gambling  , karena ada penawaran,  jika anda ingin membatalkan pengiriman  berkas klik tombol  di sini. 

Saya klik  tombol itu. Ternyata  data saya tidak hilang,  kemudian  saya menambahkan  pengalaman saya sebagai pendamping.  Kemudian  setelah selesai  di simpan.  

Lantas  saya kirimkan  lagi berkas  alhamdulillah  sukses. 

Program  ini luar biasa,  siapapun  yang menjadi  bagian dari  program  ini akan menjadi  lebih baik. Bahkan Pak Menteri  menyampaikan  bahwa pemimpin masa depan akan disiapkan dari guru  penggerak  ini. 

Guru  disiapkan  menjadi  pemimpin  pembelajaran.  Yang dibicarakan  dalam program  ini  adalah  strategi, manajemen  dan mindset.  Ketiganya  akan menjadi  lebih baik. Intinya  adalah perubahan.  Perubahan  menjadi  lebih baik.  

Mari ikut  menjadi bagian dari program  ini, jangan ragu ragu, jangan malas,  jangan takut.  Program  ini memberikan  harapan yang cerah tentang masa depan pendidikan. 

Saya mewajibkan  semua guru-guru di SMP2  Karangrejo yang berdasarkan aturan bisa. Karena  guru  yang sisa  masa kerjanya  kurang dari 10 tahun tidak bisa.

Semoga  semuanya  lancar dan sukses. Semangat!!!!


Magetan,  23 April  2021








Rabu, 21 April 2021

Gedung Literasi, harapan baru rakyat Magetan

Membaca tulisan Abdul Halim Fathani yang berjudul  Belajar menulis, Lalu menulis, dan menulislah ( 2016) menarik sekali. "Setiap orang  setidaknya harus menanam sebatang pohon, memiliki anak, atau menulis sebuah buku.  Ketiga hal tersebut akan melampaui usia kita , memastikan  bahwa kita tetap dikenang".

Dengan melakukan ketiga hal tersebut tidak saja nama kita dikenang, tetapi juga memberikan kemanfaatan pada kehidupan ini. 

Atau juga bisa dikatakan  nama kita selalu  dikenang  karena memberikan kemanfaatan dalam hidup ini. 

Khoirunnas anfauhum  linnas.  Sebaik  baik manusia  adalah yang memberikan  manfaat untuk  orang lain. 

Tahun ini kebanggaan masyarakat   Magetan bakal bertambah. Yaitu  dengan akan dibangunnya gedung Literasi  berlantai 2 senilai  Rp.9.97 Miliar ( JP. Selasa, 20 April 2021).

Lebih lebih bagi para penulis buku, atau orang-orang  yang "folling in love"  pada literasi.  

Mungkin  saya termasuk golongan  yang foling  in love itu, berharap  penulis Magetan  bersatu  padu guyup rukun  saling asah, asih dan asuh  untuk  kemajuan  literasi  di Kabupaten  literasi  ini. 

Kalau  kemajuan  literasi  di Magetan  betul-betul  terdepan sudah barang tentu akan menjadi magnet kehadiran  wisatawan  luar yang  gandrung  dengan literasi juga. 

Orang bisa belajar  menulis di sini hingga menjadi sebuah buku.  Di gedung yang dibangun dari anggaran Perpusnas ini juga dilengkapi  perpustakaan,  ruang baca, serta aula dan studio. Menurut Kang Woto-sapaan bupati- Gedung Literasi nanti akan multi  fungsi. 

Kalau anda sudah berada di situ, anda bisa menulis dengan tenang,  nyaman, penuh inspirasi dan ide. 

Anda  juga bisa menyaksikan keindahan  taman bunga yang disebut Kebun Refugia di sebelah  selatanya. Kalau anda memandang  sebelah utara,  bisa dilihat  pemandangan  alam ber latar gunung sejuk hijau memukau.

Di sebelah timurnya ada pasar  sayur yang menjadi pusat transaksi mbok bakul sayur dengan harga  murah. Ada juga langsung  diangkut  dari kebun petani, sayur-sayur  yang masih segar. 

Jika anda memasuki pasar rakyat ini saya yakin  banyak ide yang bisa ditulis  menjadi kalimat  indah bermakna yang siap menjadi artikel. Karena penulis itu  bisa menjadikan tema tulisannya dari apa yang dilihat, dirasakan, diinginkan  dan diangan-angankan. 

Tampaknya  anda tidak sabar  menunggu  selesainya  gedung ini. Saya juga , semoga  pembangunannya  lancar tak ada aral yang melintang  dan menghalangi. Semoga.

Magetan,  21 April 2021

Sumber bacaan 
JP. Selasa 20 April 2021

Sahabat pena nusantara, Quantum belajar, Malang: Genius Media  2016






Selasa, 20 April 2021

Ibu Kartini, cantik, berbudi luhur

Saya sejak kecil hanya bisa melihat  fotonya  sebagi Pahlawan Nasional. Adapun karyanya adalah memajukan kaum wanita dengan mendirikan sekolah untuk  kaum wanita.

RA. Kartini  juga menulis buku  yang berjudul "Habis gelap terbitlah terang." Sebenarnya  ingin  sekali membaca buku itu. Tetapi sampai sekarang  belum mendapatkannya. 

Tampaknya buku  itu perlu cetak ulang  agar bisa dibaca  oleh generasi muda sekarang. 
Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi-Nusantara. 

Beliau lahir tgl 21 April 1879, di Jepara
Meninggal: 17 September 1904, di Kabupaten  Rembang.
Suaminya bernama: KRM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat . Setelah Kartini wafat, Jacques Abendanon sahabatnya di Belanda , mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.

Jacques Abendanon  sangat berjasa karena menyatukan surat -surat Kartini nebjadi buku. Jika tulisan  itu tidak dibukukan atau dibuang maka kita tidak tahu pemikiran-pemikiran  beliau  yang sangat  luar  biasa  itu. Oleh karena  itulah  menulis buku  adalah pekerjaan keabadian.

Saat menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Kartini diberi hadiah terjemahan Al Qur’an yang diberi nama Faidh Al Rahman Fii Tafsir Qur’an oleh guru ngajinya, Kiai Soleh Darat. Saat membacanya, Kartini begitu terkesan dengan Surat Al Baqarah ayat 257 yang menyebutkan bahwa Allah-lah yang membimbing orang-orang beriman dari gelap menuju cahaya.

RA Kartini juga bisa membaca Al Qur'an, di tahun itu  masih langka orang berdakwah. Bagaimana  dengan Anda. Saya yakin juga bisa membaca Al Qur'an . RA Kartini suka menulis,  bagaimana dengan Anda?

Dengan memperingati  hari Kartini  21 April 2021 ini, mari kita meneladani RA Kartini.  Mengajar  sebagai guru,  menulis,  membaca Al Qur'an dan lain-lain.  

Dari pemikiran  RA Kartini  banyak kita saksikan jaman sekarang,  banyak Menteri,  Gubernur  dari Kaum perempuan.  Yang  dulu istri itu  disebut "konco wingking", sekarang  sudah  setara  dengan kaum  laki-laki.  Itulah  emansipasi.  

Di Magetan  ada  12 Kepala Sekolah SMP Perempuan , dari jumlah semua 39 SMP. Hampir sepertiga.  Ini juga sebagai indikasi  keberhasilan  Kartini  dalam memperjuangkan  emansipasi  kaum perempuan. 

Sekali lagi  mari meneladani semangat  Kartini,  agar "habis gelap terbitlah terang" , semakin menyamai  terangnya Mentari menyinari  bumi.  

Selamat  hari Kartini 21 April 2021



Sumber  bacaan 

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kartini; 21 April 2021;05.43

https://sitimang.com/6-fakta-ra-kartini-yang-tak-banyak-diketahui-orang/; 21 April 2021,05.51









Berkarya dan beramal hingga lelah

Walaupun masjidku kecil di desa, tetapi ada kelebihan  diantara  mesjid yang lain, yaitu sehabis tarowih diadakan ta'lim. Dengan ta'lim akan mengetahui harganya  amal. Akan menjadi  motivasi  untuk  beribadah.

Hal ini terinspirasi sejak saya masih muda,  mahasiswa dulu, kalau tarowih mencari mesjid  yang ada kultumnya. 

Kebetulan saya tinggal di Jl. Pecindilan  Surabaya  dekat  Gubernuran.  Di Masjid Gubernuran  selalu ada ceramahnya. Ceramah ini  memotivasi  jamaah untuk  beribadah  lebih baik  lagi. 
Setelah pulang  ke Desa  saya praktekkan,  ternyata  jamaahnya  tertarik juga,  makin lama , makin banyak.  Dan di luar dugaan  sampai  masjidnya  penuh. 

Di masjid  yang dekat  rumah sekarang  juga begitu,  diadakan kultum, materinya ringan, hanya sekitar  mitivasi beribadah.  

Malam ini tadi yang memberikan  materi adalah pak Mahmud,  guru MAN Ngariboyo.
Materinya seperti  ini.

Ada dua kalimat, yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman, ' Subhanallah wa bi hamdih (Mahasuci Allah dan Segala puji hanya bagiNya)', dan 'Subhanallahil 'azhim (Mahasuci Allah yang Mahaagung)."

(Hadits Mutttafaq 'alaihi dikutip dari Kitab Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi)

 Besuk  di hari Qiyamat  semua amalan kita ditimbang,  dan bacaan  subhanallah  wabihamdihi, subhanallahil adhim  sebarat  gunung  uhud, begitu  keterangan  pak Mahmud.  Sehingga memotivasi  jamaah untuk  mengamalkan  bacaan ini. Lebih-lebih  di bulan Romadhon  yang semua amalan dilipatgandakan pahalanya. 

Yang kedua adalah amalan ajak -ajak berbuat  baik, alias dakwah,  maka ketika ada orang yang mengikuti  ajakan kamu, maka kamu dapat pahalanya  tanpa  mengurangi  sedikitpun pahalanya yang kamu ajak. 

Oleh karena  itu para da'i  senang sekali  melakukan ini. Mengajak  orang  sebanyak-banyaknya  untuk  melakukan  ibadah kepada  Allah  SWT. 

Amalan ajak ajak ini  walaupun  kamu sudah meninggal  dunia akan mendapatkan  pahalanya.  Ini sangat  dekat dengan ilmu  yang bermanfaat yang  menjadi jariya. 

Maka dari itu  ajaklah anggota  keluargamu untuk  membaca bacaan tersebut , maka kamu akan  mendapatkan  pahalanya. 

Atau share tulisan ini jika berkenan,  maka jika  ada yang membaca  dan mengamalkan  bacaan tersebut maka kamu akan mendapatkan  pahalanya. 

Sekali lagi jangan lupa ya, baca "subhanallah  wabihamdihi  subhanallahhil adhim,"  sebanyak-banyaknya. Sampai lelah. Sebab cara menikmati  hidup adalah  berkarya hingga lelah.  Beramal hingga lelah. Membaca Alqur'an  hingga  lelah. Syukur  kalau  bisa menulis hingga  lelah. 


.

Magetan, 20 April  2020














Senin, 19 April 2021

Berbicara dalam pergaulan

Pagi tadi jalan yang kulewati  lapang sekali,  nyaris lancar, tidak seperti  orang kota  yang sering  mengeluh gara-gara perjalanan macet.

Kalau dipikir  yang menyebabkan  macet  ini ya saudara  kita sendiri. Karena saking banyaknya  saudara,  hingga tidak mengenali  satu sama lain.  Kita ini kan sama-sama  anak cucu Mbah Adam dan Mbah Hawa. Begitu  ceritanya.  Dalam perkembangannya  hoby dan passionnya macam-macam yang akhirnya  mempengaruhi pola pikir dan pola hidup yang berbeda. Akhirnya  mempengaruhi perangai, watak dan  tabiatnya dalam pergaulan. 

Ada kawan saya itu kalau  berbicara pinter sekali.  Sampai -sampai  dia mendirikan  webinar  publik speaking. Menjadi host dalam  suatu  acara. 

Dalam pergaulan  mereka mendominasi  pembicaraan. Tampak sekali  menguasai halakoh ( kelompok) dalam pembicaraan. Tampak sekali kecerdasanya  dan bangga  sekali dengan itu.  

Lain halnya  dengan saya. Merunut  histori  dari kakek saya dari ayah saya, beliau  termasuk  orang yang sedikit  bicara. "Ra duwe omong"  dalam bahasa Jawanya.
Sedangkan kalau Merunut  dari Ibu  saya, kakek saya dan anak anaknya  termasuk  pandai berbicara.  Dalam pergaulan termasuk orang yang  menguasai  pembicaraan  dalam halakohnya. Entah materinya berkualitas  atau tidak,  yang lain  itu memeperhatikan  apa yang dibicarakan. 

Saya juga termasuk  type orang yang sedikit  bicara tadi. Saya takut  kalau salah, saya takut  merendahkan orang, saya lebih suka menyimak pembicaraan  dalam kelompok,  sesekali  berpendapat  kalau tahu benar  permasalahan  dan solusinya.

Tampaknya  saya termasuk penyimak yang baik. Kadang-kadang  sudah 30-an tahun  itu masih ingat  apa yang dikatakan orang  pada saya. 

Pagi tadi saya setengah terkejut  membaca kiriman ayat Al Qur'an dan hadist dari teman  saya. Sebenarnya  saya pernah mendengar sih, tapi belum mengikatnya menjadi tulisan.

Juga tentang  berbicara menjaga  lisan. Seperti ini  ,"Tiada suatu ucapan pun yang di ucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir".
(Qs. Qaf ayat 18).

Memperhatikan  ini tampaknya harus hati-hati dengan apa yang kita katakan. Bahkan saya takut,  betapa banyak  kesalahan yang saya katakan yang didengarkan malaikat.  Padahal seharusnya  karena selalu ada malaikat  yang mengawasi maka yang kita katakan  itu perkara  yang baik saja. Kita harus belajar  lbagaimana supaya lisan  kita ini lurus. 

Rasulullah Shallallahu A'alaihi Wasallam bersabda, "Iman seorang hamba tidak akan lurus hingga lurus hatinya. Dan hati tidak akan lurus hingga lurus lisannya. Dan seseorang tidak akan masuk surga jika tetangganya terganggu oleh keburukannya".
(HR. Ahmad).. 

Jadi untuk  belajar agar iman kita ini lurus,  dimulai dari lisan yang lurus, kemudian nanti hatinya lurus,  setelah hatinya lurus maka nanti iman kita akan lurus. Ini pernah juga disampaikan  oleh KH.Uzairon dalam ceramahnya. 

Kalau lisan kita lurus kita akan bahagia, kalau tidak maka kesengsaraan  akan kita tanggung. 

Kebahagiaan dan keselamatan bagi kita bila  bisa menjaga lisan, kesengsaraan dan kebinasaan bila kita  melepaskannya dan tidak menjaganya, dengan lisannya maka akan terbaca kadar imannya. 

Muadz Ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu A'alaihi Wasallam. "Ya Rasulullah, apakah kita akan di azab oleh perkataan yang kita ucapkan?".
Rasulullah Shallallahu A'alaihi Wasallam menjawab, "........Tidaklah manusia itu di sungkurkan ke dalam neraka di atas muka dan hidung mereka melainkan karena ucapan lisan mereka".
(HR. At Thirmidzi).
Ini yang paling menakutkan,  takut  kalau disungkurkan  ke neraka di atas muka dan  hidung kita. Karena tidak menjaga lisan. Muka atau wajah adalah kehormatan  kita, kalau disungkurkan,  berati tudak memiliki  kehormatan  sama sekali.

Itu  kadang  yang membuat saya agak tampak  bodoh dalam percakapan  pergaulan, lebih-lebih  dengan orang alim seperti  Kyai, menundukkan  kepala saja dan menyimak  apa yang beliau  katakan lebih bijaksana. Dan memang etikanya  seperti  itu. 
Agak serius ya.... santai sajalah ini hanya cerita  mengapa saya kadang-kadang  atau bahkan sering  dalam pergaulan  hanya menyimak,  termasuk di grup WA. 

Tapi kalau dalam bentuk  tulisan, saya berani,  karena sebenarnya hanya  melatih  jari-jari saya menuliskan kata menuruti  perintah hatinya. 


Magetan,  20 April  2021 








Jangan malas, malas itu bukan amalan orang sukses.

Memasuki hari ke 8 puasa, tampak jamaah tarwih semakin berkurang. Ini menunjukan  sholat tarowih  itu  tidak ringan  alias berat.  Tapi untuk  orang yang beriman kuat,  orang yang tunduk patuh kepada Allah akan terasa ringan.  

Siapakah  orang yang tunduk patuh itu? Yaitu  orang-orang  yang apabila  disebut  nama Allah hati mereka bergetar,  orang orang  yang sabar atas apa yang menimpa mereka,  dan orang yang melaksanakan  salat, dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka. ( QS Al Haj. 35. )
Bagi mereka kabar  gembira. Tentu Allah  menjanjikan  surga. Kita akan menjadi  orang kaya besuk di sana. 

Tapi bila kita malas, maka kita akan  menjadi  orang  miskin  di sana. Tidak saja miskin tapi sengsara  dengan hukuman Allah yang maha dahsyat. 

"Satu sujud  di bulan  Romadhon mendapatkan Pahala  satu surga yang pintunya  60.000, tiap pintu  ada istana."  Keterangan KH Uzairon dalam ceramahnya. 
Saya membangun  rumah  sejak tahun 1999, sampai sekarang  belum  selesai. Pembangunan  saya hentikan  karena  ada keperluan  yang lebih penting,  menyekolahkan anak misalnya.

Oleh  karena  itu  tidak rugi  kiranya  apabila  sujud kita agak lama sedikit,  atau jangan terlalu  cepat  sambil  dihayati maknanya. 

Mahasuci  Robbku  yang maha tinggi  aku memujimu.  ( subhana Robbiyal a'la  wabihamdihi )

Begitu  besarnya  pahala sujud, maka eman rasanya  bila tidak ikut salat isak berjamaah di Masjid dan salat  tarowih. Walaupun  berat  tapi bila dihayati  , dibayangkan  dan itu  pasti diberikan  Allah kelak  di akhirat. Maka akan terasa ringan. 

Allahuakbar,  Allah maha Agung,  siksaannya  juga besar,  balasan  pahalanya juga besar. 

Mari semangat,  jangan malas. Malas itu  tidak produktif,  bukan amalan  orang-orang  yang sukses. Oleh karena itu  apabila  berada dibenak  kita sedikit malas segera keluarkan  dan bangkit untuk  mencapai  kemenangan.

Sebentar  lagi kita akan menyongsong  lailatul  qodar  yang lebih baik  dari seribu bulan sama dengan 80 tahun.  Amalan  semalam yang diterima  akan menghapus  dosa seumur  hidup. 

Kalau tidak mendapat  lailatul qodar  maka kita rugi.  Kita akan menangis  sejuta tahun di akherat  nanti. Karena penyesalan  yang sangat. 

Masih belum terlambat, tapi perlu  ditata niat,  disiapkan  hati  agar yang berat  menjadi ringan, yang gelap menjadi  terang. 
Semoga  kita semua  terpilih  mendapatkan nugraha besar  lailatul qodar.  Semoga.  

Magetan ,19 April 2021




Minggu, 18 April 2021

Pembebasan api neraka

Pagi ini Saya pukul 06.15 berangkat ke kantor, Matahari  cerah sekali, menghangatkan tubuhku  hingga sampai di Sekolah. Jalan agak sepi, kalau menyebrang masih enak. Inilah keuntungannya berangkat  lebih pagi. 

Sambil  jalan mendengarkan  pengajian Kyai Uzairon, Pemimpin  pondok  Temboro itu melalui radio. 

Orang puasa itu nanti mendapat "Itkumminna nar." Pembebasan  dari api neraka. Masih di dunia ini sudah mendapat  sertifikat pembebasan dari api neraka. Besuk kalau mati terbebas dari api neraka. 


Orang yang masuk surga itu nanti  disiapkan Bidadari  72. Yang 70 bidadari  , yang 2 wanita sholihah  penduduk  surga. Begitu  yang dijekaskan  Gus Uzairon dalam ceramah agama. 

Bidadari  itu bahannya  dari minyak zakfaron, warnanya  merah, baunya wangi.  Maka Bidadari  itu baunya wangi. Kalau manusia bahannya  dari tanah. Maka baunya  seperti  tanah, ada kecut,  apek,  penguk ( maaf ya). Kalau ingin wangi harus memakai  minyak  wangi.

Di Surga itu  besuk ada awan  setelah itu akan turun  hujan. Tidak hujan air  tapi hujan  apa permintaan  manusia penduduk  surga.  Ada ulama yang menjelaskan  masalah  ini. "Kalau aku   bertemu  dengan awan ini maka aku akan minta  hujan Bidadari." Begitu  katanya.  Maka akan hujan ratusan bidadari cantik di Surga.

Bagaimana  dengan anda, minta hujan apa? Semoga  anda bertemu  dengan awan itu ya. 

Di akhir  ceramahnya  Kyai Uzairon  menyampaikan  , perbanyaklah membaca istighfar,  karena  dengan membaca  istighfar  doa doamu akan di kabulkan. Sehari tiap- tiap habis sholat  membaca istighfar  100 kali, maka akan dimudahkan datangnya  rezeki, akan dimudahkan jodohmu, akan dimudahkan mendapatkan  keturunan.

Memperbanyak istighfar juga dimudahkan segala urusan

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:

“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari kesempitan dan peningkatan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (Hadis Riwayat Muslim).

Oleh karena itu di bulan Romadhon yang penuh berkah ini kita banyak membaca istighfar,  tidak usah ragu ragu  lagi, semoga  dimudahkan datangnya  rezeki  yang tidak disangka-sangka.  

Juga perbanyak  membaca sholawat,  karena  dengan membaca  sholawat  akan mendapat keberkahan.  Berkah itu sesutu  yang berakhir  baik. 

Rezeki sedikit  tapi berkah,  maka  akhirnya  akan baik,  beruntung  membahagiakan,  menyehatkan  dan sebagainya. 

Sekarang puasa hari  ke 7 , semoga diberikan  kesehatan,  kita berharap pusa tahun ini mendapatkan  lailatul  qodar,  yang lebih baik  dari 1000 bulan. Di malam itu kalau minta ampun  akan diampuni. Kalau berdoa akan dikabulkan .

Kita mulai  dari malam nanti , bangun sholat malam ,  supaya  nanti pada 10 hari yang akhir  bulan  Romadhon  bisa bangun sholat  malam untuk  berburu  Lailatul  Qodar. Semoga anda semuanya  termasuk  orang yang beruntung  mendapatkan  itu.


Magetan,  19 April  2021


Sabtu, 17 April 2021

Bersabar sampai tua, hingga ajal menjemput

sumber ilustrasi: hops.id

Saya ikut  meneteskan air mata ketika melihat  Ibuku dan Adiknya berpelukan sambil menepuk-nepukkan tangannya di bahunya setelah lama tidak berjumpa.

Sebelumnya  3 minggu yang lalu beliau tinggal di Klagen  bersama  anak bungsungya. Tetapi karena beliau  sakit dan setiap  hari harus kontrol  dokter  , maka tinggal di Pojoksari  bersama kami.

Setiap sore kami mengantarkan  ke Dokter , untuk  merawat  lukanya  di jari kakinya,  yang inveksi karena sakit  gula. 

"Sudah tua itu memang  harus menambah kesabaran  Yu, saya, sampeyan itu sekarang  sudah tua, tidak usah memikir  yang berat-  berat. Anak-anak sudah besar  sudah bisa mencari  penghidupan sendiri." Kata bulik Nur, adiknya  Ibukku.

Hari ini beliau mengunjungi  kakaknya yang sudah 3 minggu tidak pulang. 
"Iya nduk  aku juga begitu. Doakan aku  segera sembuh ya nduk " Jawab Ibuku sambil meneteskan air mata. 

Kedua wanita tua ini adalah kakak beradik, ketika kecil  bermain  bersama, saling membantu  diantara  keduanya.  Ibuku yang menjaga adiknya  ketika  kecil. Sampai  rela tidak sekolah  karena harus "momong."

Sebelum  tinggal bersamaku  Ibuku memang  sebagai menejer  keluarga,  sejak belum punya rumah,  membiayai  anak sekolah  hingga  bisa beli rumah  dan sawah. Ibukulah menejernya. 

Bapak  tahunya  hanya bekerja  kalau dapat uang  diberikan  Ibuku semuanya. Ternyata  diusia  tua Ibuku  yang kalah sehat. Bapak masih sehat. Masih  suka ke sawah. Tapi semenjak  Ibu sakit ini urusan  sawah dikelola  adikku. 

Tampaknya  Ibuku menyadari kalau sudah tua, sudah tidak muda lagi. Maka sekarang  yang penting adalah fokus  pada kesembuhannya. Membaca Al Qur'an untuk  menenangkan  hatinya. Dan juga semakin mendekatkan diri pada Sang Kholiq Tuhan yang maha Pencipta.

Aku dan kau suatu saat tua juga,  dan di saat  itu  harus bersabar menerima  kenyataan. Harus  iklas  dengan perlakuan  anak-anak  kepada kita. Kadang-kadang  tidak sesuai  harapan , tapi itulah  kenyataannya. Kita tidak boleh  marah. Marah hanya menambah sakit, marah tidak menyelesaikan  masalah. 

Di saat itu  harus membesarkan  kepasrahan  kita pada Sang Pencipta, bahwa kita ini hambanya , bahwa  suatu saat harus kembali. 

Semoga  kalau kembali  kita diterima  dengan senang,  berarti Allah ridho,  dan kitapun  harus  ridho. Seperti itu kira-kira, tapi apakah  bisa?
Semoga  Allah yang memberi  kemudahan  untuk  bisa. 
Semoga  senantiasa kita diberi  sehat, bisa beribadah  dengan tenang,  hingga  tua,  hingga ajal  menjemput.

Aamiin

Magetan,  18 April  2021


Selasa, 13 April 2021

Apa targetmu di Romadhon ini ?


Sudah lama kita menunggu  datangnya bulan Romadhon.  Sekarang  bulan itu  sudah kita dapati. Kita berada di bulan itu. Bulan yang penuh ampunan, bulan penuh berkah, syahrun Mubarok, dibulan ini Alqur'an  diturunkan dan di bulan ini ada malam lailatul  qodar, yang lebih baik  dari seribu bulan.

Amalan sunah yang paling populer  di bulan ini adalah sholat tarowih  dan sholat malam lainnya. Berikut adalah hadist mengenai sholat tarawih:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang salat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu. (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)

Oleh karena  itu yang penting kita lakukan adalah  bagaimana  kita ini memiliki  keimanan  yang mantab. Sehingga  sholat  kita akan memiliki  kualitas  yang baik.  Sholat kita khusuk,  tak ingat  apa apa selain  ingat Allah.  Kita tak ingin segera selesai  sholat,  sehingga  tampak tidak tergesa gesa. 

Juga  kita berharap  pahala  dari Allah.  Maka kita akan diampuni  dosa-dosanya  yang lalu. Orang beriman  merasa takut  kalau  dosanya  tidak diampuni,  sehingga  diampuninya  dosa adalah perkara  penting  bagi orang beriman.  

Tadi pagi ada wa dari temanku, "Mas KS saya mau tanya nggih?" 

"Apa target penjenengan romadhon tahun ini?" 

Jawabku seperti  ini,

"Katam  Alqur'an , Ibadah khusuk , Puasa  tanpa ngrasani , orang / ghibah, Menyelenggarakan  buka puasa  bersama , itu saja seperti  tahun tahun sebelumnya." 

"Tanya lagi boleh?" Tambahnya.

 "Apakah SDH hafal arti bacaan solat?"

"Wah belum mbak,  hanya sebagian," jawabku.

"Titip nggih? Monggo mulai dari yang terpendek..Doa ketika rukuk..

Bagian mana yang bisa membuat kita meneteskan air mata saat solat?

Kalo sudah hafal diberi tanda ceklist..walaupun terkesan seperti anak SD gak apa apa biar semangat."

Pertanyaan-pertanyaan  ini adalah tingkat  tinggi,  karena mengarahkan  kesadaran  yang ditanya  untuk  memahami arti pentingnya  bacaan dalam shalat.  Kita sudah puluhan tahun  sholat,  tapi belum semuanya  hafal  artinya. 

Padahal  bacaan bacaan itu  adalah komunikasi  dengan Dzat yang menciptakan  kita,  yang Maha Mulia.  Yang suatu  saat nanti  kita kembali  dan menghadap  pada-Nya. 

Ya Allah berilah  kemudahan  kepada  kami  untuk  memahami, berilah kecerdasan  kepada kami untuk  belajar, berilah  hidayah  kepada kami  untuk  menjadi  hambamu  yang baik  hingga anak  keturunan kami sampai  hari Qiyamat.

Terima kasih  kawan,  kau telah mengingatkan kesadaran kami,  sebelum  terlambat,  tapi  saya yakin,  kau digerakkan  oleh Allah untuk  mengingatkan  padaku. Bahwa "kamu harus paham  apa yang kau baca dan kau katakan".

Bagaimana  menurut pendapat  Anda?


Magetan,  14 April  2021










Senin, 12 April 2021

Indahnya pantai Gemah

Saya kemarin sore( 11 April  2021) silaturahmi  ke Keluarga  Trenggalek. Malamnya hujan semalam suntuk,  sehinga di sepanjang  perbatasan  banyak tanah  longsor. 

Untuk  anda yang sedang dalam perjalanan Ponorogo  Trenggalek,  harus hati-hati,  lebih-lebih  di malam hari.  Karena  seperti kemarin ada batu yabg diameternya 50 cm terletak  di tengah jalan, sebelum  diamankan  petugas. 

Kami sampai  di Trenggalek  pukul 09.00 WIB. Cuaca  agak mendung,  sehingga  sudah  jam 09.00 matahari  belum menghangatkan  tubuhku. 

Keluarga  Bapak Martoyo  menerima  kedatangan  kami dengan  gupuh, suguh,  aruh  yang luar  biasa. Baru datang sudah  dipersilahkan makan.  Tapi perut kami belum siap, karena abis makan pagi di Alun alun  Ponorogo. 

Seperti  biasa  karena  dekat pantai maka berbagai  menu ikan laut  tersaji. Ikan laut  adalah  menu kesukaanku karena  rendah  kolesterol  dan alami.

Bapak Martoyo  adalah besanku  yang tinggal di Ngadisuko Ndurenan Trenggalek.  Dengan pantai Gemah  sekitar 20 km. 

Setelah  makan siang,  istirahat  sejenak  kami  refresing  di pantai  Gemah. Pantai ini  dibuka  sekitar  5 tahun yang lalu. Pak Martoyo  ikut  berperan  saat itu,  karena beliau  sebagai  Mantri  hutan  di area  itu. 

Di pinggiran  pantai  ditanami  pohon pinus,  di bawah pohon  pinus  inilah  para pengunjung  beristirahat beralasan tikar. 

Biasanya  mereka  membawa bekal  dari rumah,  kemudian  makan bersama  keluarga  mereka sambil  menikmati  indahnya  pemandangan  pantai  Gemah.

Sementara  yang lain  bermain  motor  ATV. Untuk  naik  kendaraan  motor roda empat  ini  pengunjung  harus merogoh kocek  40.000 hingga  80.000. Mereka  bisa menaiki sepanjang pinggiran pantai sepuasnya  hingga satu  jam.

Ada juga  flying foq.  Meluncur  dari ketinggian  tebing  hingga  pantai  sekitar  100 meter.  Ini benar-benar  uji nyali,  untuk  yang punya  sakit  jantung  jangan  coba coba ya. Bisa kambuh nanti. Karena adrenalin  akan terpacu. Anak kecil  usia 4 tabun  hingga  anak remaja cocok untuk  mainan  ini.

Dibagikan yang lain  ditawarkan  naik perahu.  Anda tidak perlu takut,  karena penumpang  harus memakai  pelampung  sebagai  pelindung  kalau  terjadi sesuatu. 
Ombaknya kecil,  sekitar ketinggian 30 cm.  Sehingga  banyak juga anak bermain  bersenda  gurau  di pinggiran  pantai.

Saya  ingin  suatu  hari nanti  bisa kesini  lagi bersama  teman-temanku,  menikmati indahnya  pantai  Gemah yang mempesona.

Puas dengan suasana  pantai  kami pulang, tapi ingin mampir  ke rumah  Guru  Literasi  saya, Dr. Ngainun Naim.  Beliau  tinggal  di Parakan  Rt 11 Kec/Kota Trenggalek. 

Kami diantarkan  besan, Pak Martoyo,  sehingga  tidak sulit  untuk  menemukannya,  lebih-lebih  sekarang  ada Google  Map. Sehingga dalam waktu  singkat  sudah ketemu.  Ternyata  Beliau  menunggu  di mulut  gang.  

Beliau  mengenakan  kemeja panjang,  pakai sarung  dan kopyah,  sarat  dengan kehidupan  seseorang  yang tinggal  lama  di pondok pesantren.  Memang Beliau  lama  di Pondok  Pesantren.  

Kami berbicara  ke sana kemari,  sebagai tegur sapa  ramah,  seseorang  yang memang  baru  pertama  berjumpa. Tapi saya sudah mengenalnya  1 tahun yang lalu.  Dari tulisan tulisan  beliau  yang renyah,  mengalir sejuk  setiap hari. 

Anak beliau yang ganteng,  berkulit  putih bersih,  ikut  menyapa  kehadiran  kami.  Berulang kali  berjalan melewati  kami  dan sambil  menggariskan  jemari tangannya  di pahaku dan istriku.  Tampak lucu anak ini. Menggemaskan. Namanya  Leis Asfat Tsaqif Naim. 

Oleh mas Doktor  Naim  kami diberi hadiah 3 judul buku. 1. Literasi  Diri, 2. Membangun Relasi, Peluang  Riset dan Dakwah Ilmiah. 3. Quantum Belajar.

Untuk  buku "Literasi  Diri "baru saya baca samapai halaman  12. Buku ini berisi  tulisan sahabat  mas Doktor  tentang dirinya. Satu lagi inspirasi literasi dari beliau.

Dengan silaturahmi  ini sebenarnya  saya menerapkan  teori beliau tentang kunci sukses menulis, teori yang nomor  5 yaitu
"Dengan berjejaring. Bina jaringan yang ada dengan bersilaturahmi  sesama penulis,  dengan penerbit,  kadang  membuka  inspirasi  menulis,  kadang muncul  program  dsb."

Sayang sekali  waktu sudah beranjak sore,  dan rumah kami jauh,  perjalanan tiga jam. Maka kami pamit  pulang.  Dan si ganteng Leis, berkata,"besuk ke sini lagi ya."

Tampaknya dia senang dengan kehadiran  kami, seperti kami juga senang.


Magetan,  13 April  2021 












Sabtu, 10 April 2021

Pisah di lahirnya

Tulisan ini saya  awali dari doa  Pak Khoirul Anwar. Ketika sedang  khusuk berdoa  tiba-tiba  tubuhku  seperti  terayun. Kemudian  saya segera memegang meja di depanku.
Saya lirik  ke atas , saya lihat lampu  lampu yang bergantung  itu  juga berayun. 

Orang-orang  berteriak , "lindu .....!", saya juga berucap lirih, "Linduuuu.....", sambil menoleh pada teman-temanku  disebelah  kanan dan kiriku. 

Saya siap -siap mau lari,  tapi tidak jadi karena  goyangan  akibat  gempa  bumi  ini segera  reda. 

Barangkali  ini sebagai penanda  perpisahan  kami  dengan 3 orang guru yang  pensiun dan bu Endang Rukmini  yang mutasi KS  di SMP 1 Barat. 

Tiga orang  guru itu  adalah  Pak Nurwahyono, guru Matematika yang sudah 39 tahun berdinas. Pak Taslim, guru Agama yang berasal dari desa Temboro  dan bu Sri Lestari,  guru  Bahasa Indonesia.

Ketiganya masih tampak  sehat. Senyum merekah  banyak terlihat  dari raut wajahnya  yang santun  itu. Itulah  cita-cita  seorang  ASN yang tidak  terucap,  bekerja  sampai  pensiun  dalam keadaan  sehat. 

Bu Endang Rukmini, senior  saya dalam sambutannya  menyampaikan  , capaian yang telah  diraih  Esperoka  agar dilanjutkan dan dipertahankan,  sebagai sekolah Adiwiyata  yang dulu  kuning  sekarang hijau. Disamping  itu  juga sekolah  ramah  anak. Sekolah  yang membuat  anak-anak  betah di sekolah , rindu  belajar  dan rindu sekolah.

Banyak  dinding  tembok  yang berlukiskan  pemandangan  yang menakjubkan, mungkin  bu Endang  termasuk  pionir  melukis indah di dinding tembok. 

Sebenarnya  saya sendiri juga pernah  melakukan  dengan melibatkan  anak-anak  melukis  di dinding  pagar  ketika  ujian  praktek. Tapi karena hasil  karya  anak  hasilnya  tidak  sebaik  pelukis  profesional.

Tapi saya bangga  dengan lukisan calon penerus  generasi kita itu. 

Kembali  pada perpisahan tadi,  ini merupakan  tradisi  dikalangan  guru-guru. Merupakan bentuk  penghormatan dan rasa sayang kita pada seorang  sahabat  yang puluhan  tahun bekerja  bersama  setiap  hari. Kami memberikan  "tali asih", artinya " ikatan kasih   sayang", sehingga  persahabatan dan persaudaraan  kami tak akan berpisah  hanya  dengan secarik  kertas  yang bernama  SK pensiun. 

Saya sebagai KS dalam  sambutanku mengatakan, kita ini satu keluarga,  suatu  saat  nanti  kalau  kita sudah  tua,  kemudian  mendapatkan  undangan  reuni  oleh  generasi  muda  kita, saya insyaallah akan datang, walaupun  jalanku  harus ditegakkan oleh  tongkat penyangga,  karena ketuaanku.  

Saya akan meminta  cucuku  untuk  mengantarkannya. Demikian juga bapak ibu semua. Semoga  saat itu  kita semua  dalam  keadaan sehat walau  sudah tua.

Cerita  indah  Esperoka  selama  Bapak Ibu  di sini  silahkan  dishare,  di upload. Cerita  yang lain  silahkan  dikubur  dalam rapatnya tanah.

Kami atas nama Esperoka  dan Dinas Pendidikan  menyampaikan  terimakasih  dan penghargaan  yang setinggi tingginya  atas dedikasi,  karya dan prestasi  Bapak Ibu semua. Semoga  dicatat  oleh  Allah  sebagai  amal sholeh  yang Allah  memberikan  balasan  lebih. Lebih baik  lebih berkah. 

Demikian,  kita saling  berdoa  semoga  Allah  senantiasa  merahmati  dan melindungi  kita semua  dimanapun  kita berada. 

Mohon  maaf atas segala  kekurangan dan kesalahan,  wassalamu alaikum  Wr. Wb. 


Magetan,  10 April  2021

Jumat, 09 April 2021

Jumat pungkasan di bulan Sya'ban

Kemarin Malam,  8 April 2021, saya dan bu Parno ditimbali mbah Kyai Gun.

"assalamu 'alaikum wr wb bilih acara jum'at pungkasan insya Alloh mbenjeng dinten Kamis tgl 8 April ngajeng meniko pramilo saking puniko sedoyo katuran rawuh mtr nwn wass 'alaikum wr wb", WA Kyai Gun

"Bakdo isak  nggih Yi 🙏",tanya saya.

injih acara bakdo isya' menawi saget maghrib jama'ah wonten masjid Tegalrejo

Njih Yi Insyaallah 🙏

Matur nuwun perhatosanipun
Sami  sami Yi 🙏🙏

Kyai Gun adalah  suami  dari bu Nyai Nuning Siti  Sunarni,  guru thorikoh saya. Yang merupakan  cucu canggah dari KH Abdurrohman  pendiri  pondok pesantren  Tegalrejo  yang dipercaya merupakan  Pondok  tertua  di Magetan  ini. 

Kyai Abdurrohman dikenal  sebagai waliyulloh,  yang senang dan kuat  "tirakat". Siapa  saja yang mendapatkan  ilmu haq dari Beliau  diakui  sebagai  "putra wayah"  mbah Wali. 

Mbah Wali ( Kyai Abdurrohman)  pernah berpuasa tidak tidur selama  setahun,  siapa yang kuat. Manusia  biasa  pasti tidak  kuat. Saya disuruh  tidak  tidur mulai  sehari  semalam , sejak asar hingga malam,  pagi dan siangnya  sholat  Jumat,  sampai  waktu isak lagi. 

Serasa  tidak kuat  saya, ketika  berdiri sholat  jumat  saya hampir  jatuh( jlungup) ke depan. Saya adalah manusia  biasa  yang tidak kuat "laku tirakat ". Pada  hal "siapa  yang kuat tirakat bakal dadi satriyo pinunjul,"  begitu  kata Pak Bupati  dalam  buku  Email  Saka Jakarta. 

Mbah Wali pernah puasa berdiri   selama satu tahun,  sedangkan  saya berdiri ketika  sholat  saja  rasanya  berat  kalau  berlama-  lama. Lagi-lagi  itulah  manusia  biasa.

Acara  tadi malam adalah  istighosah  membaca  tahlil  dan doa bersama.  Mbah Wali setiap  Jumat  terakhir  di bulan Sya'ban mengumpulkan  anak cucunya , diajak  persiapan nata hati, kompak dan semangat  menyambut  bulan Romadhon.  Tradisi  ini diabadikan  sampai sekarang.  Sehingga  tadi malam   berkumpul ribuan  jamaah  di pesantren  Tegalrejo. 

Mesjidnya  masih berdiri  kokoh  pada hal  sudah berusia  200 tahun lebih. Sholat  disini  terasa sejuk dihati.  Sujud dan rukuk bersama  orang-orang  sederhana anak cucu keturunan  Kyai  yang pernah menjadi  pasukan  Pangeran  Diponegoro ini.

"Awake dewe iki  elek, mendo, apes, dosana akeh", kata Kyai.  Sebuah pengakuan  jujur  seorang  hamba Allah. Santri  Tegalrejo  ditanamkan  sikap  pengakuan  itu. Sehingga  tidak  boleh  sombong,  congkak  egois,  sopo siro  sopo  ingsun. Atau harus memiliki sikap tawaduk. 

Menurut  keterangan Kyai Gun, tidak  semua  keturunan  mbah Wali  kadunungan  ngelmu haq. Ngelmu  ini dari ayah mbah Wali,  Kyai Ahmadiyo, dari Kyai Ngaliman,  adalah  putra Pangeran Margono,  putra  terakhir  dari Raja Pajajaran yang meninggalkan istana  dan berguru  pada Sunan  Magribi. 

Pangeran  Margono  tinggal  di Kincang dekat  Maospati  yang dikenal  juga  sebagai Kyai Rendeng.  "Jadi kita  ini keturunan  raja Pajajaran," kata Kyai Gun.

Acara istighosah  selesai  pukul 10.00 saya pulang  bersama  bu Parno.  Saya membawa  berkat lengkap  dengan lauknya. 

Ngalab  berkah  dari mbah Kyai,  ibuku  ( Ibu Mertua) saya suruh  makan berkat  , semoga sakitnya  segera  sembuh , bisa melaksanakan  puasa  Romadhon  dalam keadaan  sehat wal  afiat.

Wallohu  a'lam 

Magetan,  9 April  2021








Kamis, 08 April 2021

Esperoka penuh bunga

Begitu kita memasuki pintu gerbang Esperoka,  kita dapat  melihat  berbagai  tanaman hijau dan berbagai bunga indah di sana. 

Awalnya kita membaca tulisan  
Yuk kita lihat sebelah kiri dan kanan halaman ini, kita saksikan berbagai  tanaman bunga dalam pot  dan yang tertanam di tanah langsung. Bunga apa saja ada di sana, hanya kita tidak hafal nama nama bunga itu. Tapi kita suka dengan berbagai  tanaman  itu.

Hari ini  tadi sebenarnya  liburan permulaan  puasa,  tapi Aku juga ke sekolah  mengawal  anak-anak bersama wali kelasnya yang verifikasi  nilai  raport untuk  melanjutkan  sekolah  selepas  SMP. 

Memang salah  satu keberhasilan  sekolah  adalah  mengatarkan  lulusannya memasuki  jenjang  sekolah  yang  lebih  tinggi. Salah  satu syaratnya  adalah upload  nilai  raport  setiap  siswa  mulai  semester  1 sd. Semester 5.

Alhamdulillah  sampai  pukul  11.45 tadi tinggal  4 anak yang belum. Waktunya  masih sehari besuk,  tgl  14 April  2021. Diharapkan  besuk  pagi bisa  selesai dan beres. Semoga  siswa  Esperoka  dengan kepedulian  Bapak Ibu guru  bisa melanjutkan  sekolah  sesuai dengan pilihan  dan harapannya. Selanjutnya  bisa mencapai  cita-cita  sesuai  dengan impiannya.

Ini hari pertama aktivitasku di bulan Romadhon alhamdulillah  puasa hari ini tidak terasa lapar dan haus. Semoga hari hari berikutnya  juga begitu,  tetap produktif,  mengisi hari dengan aktivitas  yang bermanfaat. 

Sambil  menunggu  saat-saat  berbuka  puasa  Aku menulis,  kalimat demi kalimat yang kurangkai jadi paragraf. Banyak tulisan indah  yang bisa kuangkat,  tapi tulisanku ku awali dengan Esperoka  penuh dengan bunga.

Magetan,  13 April  2021