Rabu, 24 Juni 2020

Mutasi ke SMP 1 Takeran

Mutasi ke SMPN 1 Takeran

 

Saat itu semua teman-teman kepala Sekolah sudah ada yang mendapat surat undangan untuk pelantian Kepala Sekolah, sampai jam 12 belum kuterima, kemudian jam 12.15 undangan itu datang, saya pulang ganti baju dan persiapan untuk mengikuti pelantikan. Semua yang hadir tampak berseri seri karena semuanya tahu bahwa yang dilantik ini adalah akan ada mutasi dan pindah ke sekolah yang lebih besar.

 Tujuan mutasi adalah penyegaran  agar para kepala sekolah yang dimutasi merasa segar kembali untuk menyampaikan ide-ide cemerlangnya untuk diterapkan di sekolah yang baru. Saya tidak bisa membayangkan kalau seorang kepala sekolah lebih dari 10 tahun. Maka saya berpikir pasti akan kehabisan ide kreatif untuk disampaikan di sekolahnya.

 Saya mutasi di SMPN 1 Takeran sejak 22 Pebruari 2019 menggantikan Bapak Sumadi,S.Pd.,M.Or. yang juga mutasi ke SMP 1 Lembeyan. Di SMP 1 Takeran menurut Pak Sumadi, gurunya pinter-pinter agamanya bagus-bagus. Alhamdulillah. Semoga saja disertai dengan semangat kerja. Karena menurut saya sepintar apapun guru kalau tidak semangat dalam kerja tak ada artinya apa-apa, tidak menghasilkan produk berupa mutu lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu salah satu tugas Kepala sekolah adalah memberikan motivasi kepada Guru dan Karyawan untuk senantiasa bersemangat kerja yang tinggi.

 Tidak muluk-muluk program unggulan saya di SMP1 Takeran. Sebelumnya saya memberikan angket kepada guru karyawan mengenai harapan-harapan apa yang ingin dicapai, Sumberdaya apa yang bisa dikembangkan untuk memajukan SMP 1 Takeran. Diantara 41 Guru dan Karyawan yang menulis hanya 3 orang. Tidak masalah, 3 orang itu sudah cukup mewakili. Memang menurut hemat saya guru itu ada beberapa type, antara lain:

Masa bodoh, ikut-ikutan, guru visioner.

 Guru masa bodoh itu adalah guru yang tidak bersemangat dalam kerja, mengajar hanya sekedarnya saja, banyak meninggalkan kelas, Tidak ada kemauan membaca dan meningkatkan profesionalismenya dan kurrang peduli akan kesuksesan murid-muridnya.

 Guru Ikut-ikutan adalah guru yang tidak memiliki integritas yang mantab. Kalau temannya sregep ikut sregep, kalau temannya malas ya ikut malas. Disayangkan sekali kalau ada guru yang memilki karakter seperti ini, rasanya rugi negara menggaji mereka. Oleh karena itu saya setuju kalau pengangkatan guru tidak sekedar kemampuan akademis saja yang dijadikan sebagai aspek untuk penjaringan, akan tetapi dengan sikap, perilaku dan integritas.

 Guru Visioner, guru yang memiliki visi yang jelas, biasanya memilki semangat kerja yang bagus, tidak tergantung Kepala Sekolahnya siapa, dia suka meningkatkan profesionalitasnya dengan membaca buku, membeli buku, melanjutkan kuliah, seminar, diklat dan sebagainya. Mereka dalam mengajar menggunakan variasi pembelajaran, sehingga siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajarannya. Siswa merasa rindu bertemu dengan guru ini. Siswa rindu belajar, siswa rindu sekolah.

 Dalam rapat dinas , saya pasti menyelipkan materi motivasi ini kepada Bapak Ibu guru, baik di SMP 3 Kawedanan maupun di SMP 1 Takeran. Memang tegal sawah kita ya sekolah ini untuk itu marilah kita tanami yang baik, diairi yang baik, dipupuk yang baik, dirawat yang baik sehingga kita akan panen dengan hasil yang melimpah.

 Di SMP 2 Kawedanan ada majalah Tramedia namanya , ketika itu saya sebagai pendiri dan  pemimpin redaksinya , saya menulis dimajalah itu bahwa kita sebagai guru harus meningkatkan kinerja kita, merefres pengetahuan kita, memperlakukan siswa sebagai custumer, kalau tidak kita akan disalip ditikungan oleh sekolah swasta. Sekarang indikasi itu sudah tampak. Di SD Muhammadiyah Magetan untuk kelas satu siswanya ada 100 lebih. Sementara di SD Negeri terus berkurang rata-rata dibawah 10 dikelas yang sama.

 Di SMP juga mengalami nasib yang sama, muridnya semakin berkurang. Saya sangat prihatin dengan keadaan itu. Di SMP banyak lulusan SD yang melanjutkan ke MTs. Alasanya orang tua semakin sibuk untuk bekerja dan mencari ekonomi sehingga kurang ada waktu untuk mendidik anaknya. Terutama dalam hal agama.

 Di SMP 1 Takeran ada kegiatan ekstra membaca Al-Qur’an dengan metode iqro. Anak anak belajar membaca Al Qur’an. Guru-gurunya dengan telaten membimbing mereka.

 Kegiatan keagamaan di SMP1 Takeran anatara lain pagi baru datang setelah anak meletakkan tasnya di kelas, kemudian menuju Masjid untuk sholat dhuha, sementara lewat pengeras suara ada yang membaca Al Qur’an dengan suara nyaring hingga terdengar ke desa-desa sebelah. Anak-anak membacanya sudah lancar rata-rata, karena Takeran desa berbasis agama sejak dahulu kala.

 Setelah itu pukul 07.00 masuk kelas untuk menyanyikan lagu  Indonesia raya yang dipandu oleh Bapak Ibu Guru pengajar jam pertama. Kemudian pukul 12.00 ada kegiatan sholat dhuhur berjamaah. Dalam acara itu juga diselipkan ada kegiatan taklim/ muhadoroh ceramah agama. Hasil ceramahnya dicatat dikumpulkan untuk dijadikan buku disimpan diperpustakaan.

 Kalau hari jumat, ada kegiatan sholat jum’at berjamaah dengan Imam dan Khotib Bapak Guru Agama dan Guru lain yang memiliki kemampuan agama cukup baik secara bergantian.

 Guru disekolah swasta kalau kinerjanya tidak bagus akan dipecat. Mereka takut kehilangan pekerjaan, sehingga berupaya untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Mereka lebih peduli membimbing murid-muridnya secara interpersonal agar muridnya bisa.

Ngaji Ke Ustadz Abdul Sattar

Honor Guru Ngaji Akan Ditambah - Pikiran-Rakyat.com

Sumber: www.google.com

Ngaji ke Ustadz Abdul Sattar

Hati saya memang memeiliki kecenderungan kepada agama, kebetulan sore itu saya diajak teman saya Bunadi bahwa besuk sore sehabis asar ngaji ke rumah Ustad Abdul Sattar. Orangnya berberawakan tinggi kurus, wajahnya mirip HAMKA, berjenggot di atur rapi. Ilmu agamanya luas, buku-buku bacaannya banyak dan tebal tebal.

Pada sat itu beliau bekerja di asuransi Bumi Putra, entah posisinya sebagai apa saya kurang paham. Selintas yang saya tahu beliau amalan agamanya bagus. Banyak pemuda-pemuda datang untuk belajar agama ke beliau, termasuk aku.

 Sore itu kami diberi materi agama mengenai kisah kisah sahabat nabi. Kami ikuti dengan seksama, yang tak terlupakan adalah kisah Salman Alfarisi …., kami dipinjami bukunya. Sesampai di rumah buku itu saya baca dengan takdhim.

 Sejak itu menambah kecintaanku pada buku-buku agama, saya sering datang ke Perpustakaan sekolah untuk pinjam buku-buku agama. Saya bawa pulang dan kalau sudah selesaai saya kembalikan lagi , kemudian pinjam lagi. Salah satu yang saya ingat adalah buku Godaan setan, saya senang membaca buku itu, belum puas setelah lulus SPG kemudian kuliah lagi di Surabaya, saya beli buku itu, sekarang berada di perpustakaan keluarga.

 Walaupun kondisi keuangan saya pas-pasan saya bisa menyisihkan untuk beli buku, Buku Hidup sesudah mati, karya Bey Arifin. Buku Ihya Ulumuddin karya  Imam Gozali dan lain-lain. Semuanya menjadi pembimbing hidup saya, mempengaruhi kepribadian saya dan tabiat saya. Kalau sedang berhasrat , saya bisa menyelesaikan membaca dalam satu hari.

 Jadi salah satu upaya untuk menambah pengetahuan, kita bisa membaca buku. Jangan merasa eman untuk beli buku, karena buku adalah jendela untuk melihat dunia. Kalau sekarang ada internet, akan tetapi dengan membaca buku, kita bisa lebih jenak untuk mempelajari bab demi bab secara keseluruhan. Kalau lupa bisa dibuka lagi kapan saja kita mau.

Geger Corona 2019


Ahli Ungkap Virus Mencuri Kode Genetik Manusia untuk Ciptakan Gen Baru

Sumber : www.kompas.com



Geger Korona

 

Geger kok sepi…

Jalan jalan lengang.

Pohon-pohon berdiri kaku membisu.

Angin tak bertiup.

Anak kecil menangis kelaparan.

Burung burung tak berkicau.

Bintang bintang setahun tak bersinar.

Rembulan tak berhias.

Hujan angin merobohkan tanaman tebu.

Pohon tebu tak berbunga.

Nikmat Tuhan terlupakan.

Jangan………

 

Sepi kok geger…

Resepsi tak berijin.

Penganten tak berbulan madu.

Keramaian tak berbentuk.

Masjid - masjid tak terjamah

Idul fitri tak bertakbir

Jamaah haji gigit jari.

Akhirnya frustasi.

Jangan……

 

Kok sepi, geger.

Ombak lautan menggulung tinggi

Air pindah kedaratan

Memporak porandakan bangunan reot tak berotot

Musnah tempat mbok bakul mengais rejeki.

Sepi….pembeli nasi di pagi hari.

Ekonomi menepi.

Janji tak ditepati.

Jangan……

 

Kok geger, sepi….

Sepi menciptakan introspeksi

Sepi,mengenal jati diri.

Sepi, membuat memahami diri.

Sepi, menyebabkan mengarahkan diri

Sepi mengajarkan tatanan baru.

Sepi, ada harapan baru,

walau sekecil debu,

tak mengapa asal aq dekat dengan-Mu.

 

Takeran, Juni 2020,

Suparno

 

 

 

Rindu denganmu

 

Biasanya….,

Pagi buta kau mendahuluiku.

Setor catatan gurumu

Dengan sepeda hadiah ayahmu

Menuju masjid tempat sujudmu.

Membaca Al Qur’an menembus pintu langit

Menyanyikan Indonesia Raya,

Menggugah darah nasionalismu.

 

Biasanya…,

Menatap kapur menari bersama tanganku,

Memandangku dengan seribu makna,

Mendengarkan ceritaku dengan seksama.

Membelah sepi

Melempar bisu

Merenggut kaku

 

Biasanya..,

Berebut jajan di kantin

Memecahkan gelas

menumpahkan makanan

dimarahi mbok Kantin

diam…., menahan malu

tapi kau masih berbagi

 

Biasanya…,

Berlari berebut juara

Menuju pintu gerbang.

Sekarang hilang

Melayang terbang ke awan jingga

 

Biasanya ….,

Tak lama kau kan kembali

Kujemput dengan berlari

Kupasang permadani sepanjang jalanmu

Kuhias singgasana belajarmu

Hingga tercapai cita-citamu.

 

Takeran, 10 Juni 2020

Suparno

 

 

 

 

 

 

 

 

Ayahku kuat, hebat dahsyat

 

Ayaku kuat,

Punggungmu lurus

Pundakmu rata

Badanmu membentuk segitiga

Ototmu kekar padat berisi

Tulangmu keras tercipta dari besi

 

Ayahku hebat,

Kau ajari aku ke sawah di pagi buta

Memikul bajak menyibak petang

Menggiring sapi berkalung klonthong

Tak kenal sarapan

Tak kenal nasi

 

Ayahku dahsyat,

Kau ajari aku mencangkul

Kalau ingin kenyang

Cangkul yang dalam

Luruskan gulutmu

Tancapkan harapanmu

Rawatlah cita-citamau

 

 

Ayahku iklas,

Kau didik aku kerja.

Kau buat aku usaha.

Kau ajari aku karya.

Semua hasil untuk mama.

Tak berharap.

Tak kembali.

Tak bersisa.

Tak berbekas.

 

Pojoksari,11 Juni 2020

Suparno

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rugi kalau malas

 

Rugi kalau malas,

Orang kerja dapat uang

Untuk makan

Untuk buat rumah

Untuk biaya sekolah

 

Rugi kalau malas,

Malas belajar akan bodoh

Malas kerja akan miskin

Malas ibadah akan disiksa

 

Rugi kalau malas,

Malas usaha tak berubah

Malas berkarya tak berdaya

Malas menanam tak menuai

Malas bertanya sesat di jalan

 

Rugi kalau malas.

Orang malas tak dibutuhkan.

 

 

Takeran,11 Juni 2020

Suparno