Jumat, 20 November 2020

Mengubah sarang laba-laba menjadi penuh tulisan


Guru hebat Indonesia,  kali ini kita akan belajar  bersama dengan Ibu  Rita Wati Asal dari Tanjung Pinang Kepri yang sekarang mengajar di SMP Negeri 2 Mendoyo Kab.Jembrana Provinsi Bali. 

Penulis buku  Merajut  Asa Sejak Belia ini lahir di Tanjung Pinang pada tanggal 
24 September 1982 dari orang tua berdarah minang. 

Sejak kecil memiliki hobi membaca terkhusus buku-buku cerita.
Sekarang berprofesi sebagai guru, operator,writer, kurator dan blogger. 

Motto hidupnya adalah Setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan Belajar sepanjang hayat.
sumber ilustrasi: https://teruslahmenulis.blogspot.com

Awal mula menjadi penulis sudah terbesit sejak lama ketika menginjakkan kaki  di Yogyakarta tahun 2001. Ketika itu teman sekos  telah menjadi seorang penulis. Melihat beliau aktif menulis sudah terbesit keinginan ingin ikut-ikutan menulis. Akan tetapi ketika itu tidak tahu mau mulai dari mana, dan mau menulis apa.

Karena kebersamaannya dengan temanya cukup sebentar karea sahabatnya memutuskan menikah muda, akhirnya keinginan tersebut terpendam.

Tahun 2005 kembali terbesit  lagi keinginan menulis karena saat  kuliah  sering di ajak menjaga stand bazar buku. Sambil menjaga stand sambil membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali.

Rita mulai mencoba untuk menulis cerpen ala Rita dan puncaknya ingin menulis novel hingga sudah di tulis sebanyak 80 halaman. Tapi… ada tapinya saat itu  malu menunjukkan tulisan kepada orang lain.  

Masa-masa kuliah temanya sering meminjam komputer. Sangking khawatirnya tulisannya di baca sama mereka akhirnya semua tulisan, diberi password.

Begitulah ketidakpedeannya saat itu. Karena tidak pernah PD tulisan di baca oleh orang lain akhirnya  menjudge diri sendiri bahwa dia tidak bakat menulis.

Tahun 2005  blog juga sudah mulai booming, sebagai mahasiswa komputer saya juga memiliki keinginan untuk memiliki jejak digital. Akhirnya membuat blog masih banyak tapinya tahun itu kalau kita mau menggunakan internet kita masih harus ke warnet. Dan terjadilah blog yang dibuat untuk pertama dan terakhirnya karena malas ke warnet.

Tahun 2013 Kurikulum Baru di mana Mapel TIK dihapus. Sebagai guru TIK Rita ikut galau sehingga ketika ada lomba English Essay  di UNDIKSHA dengan tema kurikulum 2013 Rita ikut menulis essay walaupun kemampuan Bhs Inggrisnya tidak seperti guru Bhs Inggris tapi dia PD aja yang terpenting pada saat itu  bisa mengungkapkan uneg-unegnya jika Mapel TIK dihilangkan maka akibatnya siswa akan mengalami buta teknologi. Jika pun ada yang mampu menggunakan secara otodidak jumlahnya hanya terbatas.

Lama  tidak pernah memikirkan blog dan menulis, karena sudah merasa tidak berbakat akhirnya 2011 kembali lagi membuat blog. Seperti keinginan semula ingin memiliki jejak digital. Bulan pertama bisa memposting 6 tulisan, bulan berikutnya semakin berkurang 3 tulisan semakin lama kembali blog di abaikan.

Dalam lomba tersebut  tidak menyangka menjadi finalis, dimana hampir semua peserta dari guru Bhs Inggris. Itulah awal prestasi dalam menulisnya. 

Akan tetapi lagi dan lagi itulah tulisan terakhirnya hingga benar-benar vakum sampai pandemi datang. Ibarat kata Omjay blognya sudah penuh sarang laba-laba, ibarat rumah yang telah ditinggal hingga sekian lama.

Hikmah dari pandemi akhirnya tahun 2020 Bulan April inilah awal keaktifannya ngeblog

saya mulai mengaktifkan blog untuk mengisi materi tapi hanya bertahan 3 postingan kembali penyakit malas menghantui.

Mulailah saya mengikuti webinar pada tanggal 27 April dan kebetulan acara di buka oleh Prof.Unifah Ketum PGRI pusat, dan menyampaikan jika ada pelatihan menulis pesertanya dari seluruh Indonesia dan menyinggung dari Provinsi Bali masih sedikit.

Saat itu saya mulai tertarik untuk join di group Belajar Menulis yang di pelopori oleh Omjay. Padahal selama gelombang 1-10  selalu mendapatkan link untuk join group menulis karena Omjay selalu mengeshare di Group Elearning Guru TIK Bali. Tapi  baru bergabung di gelombang 10.

Alhamdulillah berkat belajar meresume di Kelas Belajar Menulis Bersama Omjay  menjadi aktif menulis resume walaupun bukan materi di kelas belajar sehingga hadiah buku,termos, souvenir lainnya mulai di dapati di acara lain.

Saat bergabung  sudah telat sehari, masih bingung ini group pelatihan nya lewat WA, hanya membaca text , di siang hari pada saat bulan puasa. Sambil jalan melihat teman-teman memposting tulisan di group mulai mengerti jika setiap materi peserta harus meresume dan posting di blog masing-masing.

Ikut memeriahkan lomba blog dalam rangka HUT RI yang ke-75 Alhamdulillah mendapat kesempatan  8 besar.

Sambil berjalan akhirnya hingga kini  telah menerbitkan 2 buku solo, 1  calon buku duet bareng Prof Eko yang Alhamdulillah sudah di nyatakan di terima tanpa revisi oleh penerbit Andi.

5 buku antologi di mana 3 antologi saya menjadi kurator yaitu the meaningfull true stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2.

Bagaimana tips konsisten  dalam menulis?
Menurut  Rita  agar kita  konsisten dalam menulis adalah belajar dari para narasumber. Masing-masing nara sumber memiliki trik jitu tentang menulis. Kemudian dicatat semua triknya dan dikerjakan. 

Misalakan Omjay Menulislah Setiap hari dan Buktikan apa yang terjadi itu saya praktikkan.

Ketika mengikuti kelas belajar menulis berpikiran seperti teman-teman yang baru belajar,  berpikir memerlukan puluhan purnama agar bisa memiliki buku solo.

Alhamdulillah pikirannya salah, ternyata tidak sampai satu purnama pun bisa, hal ini  di buktikan di buku merajut asa, hanya memerlukan waktu 3 minggu buku sudah terbit.

Selama ini  hanya menulis, sebelumnya belum mengenal Bu Kanjeng.
Ceritanya cukup unik pada saat itu  telah menyelesaikan resume sebanyak 20 narsum. Rita  berpikir sudah cukup, akan tetapi Omjay menambah 10 pertemuan lagi pada saat itu. merasa itu tidak wajib.

Hal yang tidak terduga ketika Bu Sri Sugiastuti/ Bu Kanjeng mengajak  menjadi kurator. Pada saat itu saya bertanya-tanya apa  mampu? Tapi mengapa Bu Kanjeng mengajaknya?

3 narsum telah terlalui termasuk bu Kanjeng. Di minggu berikutnya mulai menulis resume kembali dan perlahan-lahan menulis ketertinggalan. 

Kemydian discroll ke atas butuh perjuangan karena sudah tertimpa dengan ratusan postingan.

Sampai-sampai  tidak tahu jika Bu Kanjeng pernah mengomentari blognya, dan ketika bu Kanjeng mengajak menjadi kurator dia bertanya-tanya.

Juga baru digandeng Bu Kanjeng untuk jadi Kurator di buku antologi bersama gelombang 16.  Sekarang bu Kanjeng sedang kena typus, mari berdoa sejenak untuk Bunda dan Omjay. Semoga lekas sembuh. Alfatihah...

Trik Rita menulis dalam  satu minggu 
Kebetulan mengikuti tantangan bersama Prof Eko di beri waktu 1 bulan.  Saat itu yang mengikuti tantangan cukup banyak sekitar 47 orang. Sehingga kita cepat-cepatan untuk mengambil tema di youtube Prof Ekoji. Akan tetapi TOC harus selesai selama 2 hari. Saat itu cukup sibuk karena di sekolah  juga sebagai Operator Dapodik dan kebetulan saat itu dateline penginputan no Hp siswa di Dapodik untuk program kuota internet dari Kemendikbud.

Hampir meyakinkan diri tidak ikut di tantangan September Ceria karena terbentur dengan Dateline. Akan tetapi ide itu muncul saat last minute 2 jam sebelum dateline.

Tipsnya tulis TOC yang telah kita buat. Tidak mesti berurutan ikuti ide yang muncul. Yang terpenting banyak mencari referensi.

Rita berpendapat
Semua buku bagus. Tergantung tujuan kita menulis mau mencari profit, atau sekedar hobi. Jika ingin mencari profit sebanyak-banyaknya kita harus mengikuti tema populer. Kita bisa mencari di https://trends.google.co.id/trends/?geo=ID. Apakah buku yang ingin kita tulis temanya sedanga banyak di cari orang lain atau tidak.

Rita juga menulis yang bertema pariwisata,  di bulan Oktober yang lalu sebulan penuh menulis tentang tema pariwisata. Tidak hanya di Bali tapi beberapa daerah yang pernah dikunjungi seperti Semarang, Makassar,Pacitan,Semarang, Tanjung Pinang dsb.
Cara membagi ide Untuk Blog dengan  terus menulis  lebih fokus ke materi baik itu tentang TIK, Belajar Menulis dsb. Untuk Kompasiana saya fokus ke tips dan trik, untuk di wordpress seperti catatan harian contohnya perjalanan wisata. 

Motivasi menulisnya dahulu karena kepengen aja, melihat teman sekos sudah menjadi penulis. Seperti termotivasi ingin menjadi penulis juga kurang lebihnya seperti itu. Terkadang kita menjadi tidak bersemangat karena lingkungan. Rita tidak pernah mengikuti komunitas apapun sehingga  menulis hanya sekedar dan muncul keinginan jika BW ke blog orang , tapi kembali lagi malas menulis karena tidak ada yang memotivasi.
Alhamdulillah bisa menulis buku di masa pandemi ini berkat mengikuti komunitas. Sehingga  terpacu/ tertantang untuk menulis dan menerbitkan buku karena melihat teman-teman yang telah berhasil menerbitkan buku. 

Bagaimana Mengatasi ketidakpedean kita? Yaitu dengan cara meyakinkan diri kita sendiri jika tulisan yang kita buat memang bermanfaat . Yakinlah tidak ada tulisan yang jelek 
Rita sering meyakinkan peserta antologi untuk  tetap menulis. Ada beberapa yang merasa tidak PD dengan tulisannya. Dan diyakinkan kepada mereka tidak ada tulisan yang jelek sehingga ada peserta yang benar-benar tidak pernah menulis sebelumnya tetap ikut di antologi.

Jika kita sudah posting di blog itu sudah bukan ruang privasi lagi Bu, Blog kita sudah bisa di baca di seluruh penjuru dunia. Jadi kita harus memantapkan hati ketika menulis di blog harus siap di baca oleh orang lain.

 
Penutup 
Tulisan ini ditutup dengan kata-kata bijak dari bu RA.Kartini yang diketahui sejak  SMP dan menjadi pedoman selama ini .
"Nothing is impossible in this world what we look upon today tomorrow may be accomplished fact.” Tidak ada yang mustahil di dunia ini apa yang kita lihat hari ini,  besok bisa jadi kenyataan.

*Man jadda wa jadda Siapa yang besungguh-sungguh maka akan berhasil*

Jangan malu untuk menulis, tulislah apa yang akan kita tulis. Jangan takut salah dan tidak PD. Sesungguhnya  setiap manusia mempunyai bakat terpendam. Hanya bagaimana cara kita untuk mengasah keterampilan, dengan menjaga konsistensi untuk  menulis setiap hari. Semoga para peserta semakin semangat dalam menulis sampai bukunya terbit. Amin.

2 komentar:

  1. Terimakasih banyak Pak Suparno , resume yang sangat detail. Salam sukses Pak

    BalasHapus
  2. Sama-sama bu Rita, terima kasih sudah berkenan mampir

    BalasHapus