Ada tulisanya, dibacanya berulang kali, sampai menetes butiraan mutiara di pipinya. Kenapa begitu, karena terharu betapa menghargainya murid muridnya, pada hal dia belum diangkat PNS.
"Guru yang baik adalah alasan mengapa siswa bisa bermimpi melakukan hal-hal luar biasa. Pak Martani selalu menjadi inspirasi saya ,yang membimbing saya selama ini , terima kasih telah menjadi mentor sejati saya " ini yang dituliskan muridnya.
Siswa kadang tidak tahu kalau gurunya masih GTT, dan tidak perlu tahu itu.
Ada orang itu kadang tidak menghargai orang lain, merendahkan, meremehkan, tapi tidak untuk murid Pak Martani. Sepertinya sudah mendapatkan pemahaman yang baik ilmu tawaduk seperti yang dicontohkan pak Martani.
Pak Martani anaknya orang yang tidak punya, tapi dia sregep. Ketika sekolah di SMP dulu setiap hari selalu membersihkan lingkungan kelasnya. Kerjanya cepat, tidak takut kotor. Habis bersih bersih cuci tangan begitu saja.
Mengenai kegiatan di Masjid sekolahnya sudah, nomor satu anaknya, suka adzan, gak banyak bicara. Selalu ikut sholat duha, jamaah duhur dan Jumatan.
"Pak ,sajadahnya saya bawa pulang ya biar saya cuci di rumah." Martani kecil menawarkan jasa.
Gurunya setengah kaget, "ini kok ada anak baik sekali , menawarkan diri mau mencuci semua sajadah yang ada di Masjid ", gumamnya dalam hati.
"Iya nak silahkan, namamu siapa cah bagus ", tanya Gurunya sambil memegang pundak kecilnya.
"Martani, pak", jawabnya singkat.
Sejak itu dia dikenal oleh guru guru tentang sregepnya. Begitu dijalani hingga lulus sekolah. Bahkan ketika kelas 9 disela sela liburan ia kerja di rumah orang , membajak di sawah orang. Memang ada pembawaan suka kerja keras. Cerita ini sampai pada Kepala Sekolahnya. Oleh Kepala Sekolahnya diberi hadiah kopyah, untuk sholat, karena rajin sholat.
Pada suatu hari Kepala Sekolahnya bercerita pada temanya, namanya Bu Rini. Seorag dermawan di kota besar. Akhirnya Martani diambil anak asuh oleh bu Rini , dibiayai sekolahnya hingga tamat IKIP.
"Lhe yang rajin sholat ya, dan doakan Ibu, insyaallah kamu saya sekolahkan hingga tamat. Kata bu Rini ketika mengunjungi rumahnya Martani bersama suaminya.
"Iya Buk, saya senang sekali, ibu baik sekali pada saya, semoga ibuk selalu sehat, panjang umur dan rezekinya banyak.
Itu hari yang cerah bagi Martani, Dia mengingat ingat mimpi apa semalam, tiba tiba ada hamba Allah yang berhati malaikat, Bu Rini menolongnya.
Allah yang menggerakkan hati bu Rini, barangkali doa doa Martani didengarkan dàn dikabulkan Allah.
Inilah buah keikhlasan anak ini, sregep , disiplin, iklas, rajin ibadah. Tidak ada anak seusia dia yang memiliki karakter seperti itu. Disaat teman temanya bermain HP, bersepeda motor, Martani bekerja di sawah, milik orang. Diberi upah, diberikan ibunya, untuk kebutuhan keluarga.
Akhirnya tetap beda anak yang sregep dengan anak yang tidak sregep. Anak yang rajin ibadah dengan yang tidak, tetap beda.
Hasil akhirnya tetap beda.
Walaupun di jaman milinial yang kebanyakan anak anak melupakan tanggung jawabnya, tetapi tetap ada mutiara mutiara dalam pasir putih di pinggir pantai.
Siap
BalasHapusSungguh mulia hati Martani tetap semangat bekerja mencari Ridho Illahi.
BalasHapusApakah sama orang yg belajar sdgn yg tidak belajar ? Jwabannya pasti tdk sama. Maka dari isilah hari-2 yg penuh manfaat dan barokah. Allah selantiasa memuluakan serta memeberi Rahmat atas segala. Terima kasih sahabatku tetap sehat semangat....dsn good luck...