Jumat, 06 November 2020

Mengenang masa kecil yang bahagia

Judul buku : Panjul dan Samin
Pengarang: Sukadi, M.Pd
Penerbit: Paramarta Trenggalek
Ceritakan: ke 1
Tebal buku: 106 halaman

Membaca buku yang diberi pengantar  Bapak Bupati  Magetan ini,  serasa mengenang masa kecil dengan berbagai  jenis permainan  sederhana yang  menyenangkan yang dialami  anak-anak  desa. Anak anak jaman dulu  Rata-rata  kurag gizi, untuk  menutupi kekurangan itu  anak-anak  kreatif banyak  cara dilakukan,  misalnya  menangkap  burung,  mencari  telur  burung,  mencari  ikan disungai  dan lain  lain.

Pada bagian 1 Berburu  burung pipit, Diceritakan  Panjul  dan Samin  Berburu  burung pipit di kebun,  Panjul  yang memanjat,  kemudian  telurnya  di terawang,  yang  putih bersih  berarti telur itu belum  dierami ( hal. 5 ). Sehingga siap  untuk  dikonsumsi  di bungkus  daun pisang kemudian dibakar ,  wah rasanya  lezat, memiliki  cita rasa yang luar biasa. (hal.6).

Pada bagian kedua, wayang ketela pohon,  pada bagian  ini  penulis  menceritakan  Panjul  bermain  wayang ketela pohon,  membuat sendiri bersama  teman-temannya,  ini merupakan  proses  kreatif. Mengembangkan daya imajinasi  anak-anak  desa  diwaktu  kecil. Ditambah  lagi  bercerita  sebagai dalang yang  akhir  adegannya  dengan perang, bertambah ramai,  saling memukul,  wayang yang kena  pukulan  sampai terlempar  jauh. (hal.13) tepuk tangan yang menonton sekaligus canda  tawa  mereka sangat  asyik.

Pada bagian ke tiga  menceritakan  Panjul  dan kawan kawan melihat  buka  giling,  disana  berbagai macam barang  dagangan dan permainan diperjual belikan. Sesekali kedua bocah itu berhenti didepan pedagang,  sambil  memperhatikan dan memegang megang mainan yang berjejer dan berderet,  mereka sangat  asyik dan menikmati ramainya  buka giling (hal.17).

Pada bagian empat  penulis bercerita  mencari Jangkrik, biasanya di Bulan Purnama, membawa obor,  terbuat  dari pucuk  bambu  yang  diberi  sumbu,  pakai  minyak  tanah.  Banyak  vocab  kata kata  yang dulu  ada tetapi anak  anak jaman  milineal  sudah tidak  tahu, jliteng (hal. 22),  sebutan jangkrik  yang semuanya  berwarna hitam,  biasanya  ngeriknya gandang,  dan kalau  bertarung  menangan.

Pada bagian lima, penulis bercerita tentang mancing. Mancing juga bisa menjadi  alat permainan bahkan yang menghasilkan, ikan. Mereka seakan berlomba, berkompetisi  siapa yang paling pandai diantara  bertiga ini. Ini. Merupakan aktualisasi diri. Tapi  setelah dapat  dibawa pulang,  dan mereka  menggoreng   dan makan siang bersama ,  ini bentuk  persahabatan  yang perlu dicontoh. (hal.28)

Pada bagian selanjutnya ditulis tentang takbir  keliling, Bola api, lampu teplok, jebakan burung,  pendekar  kacang, perang sulur, mangga  tetangga, duk neng duk gung, egrang,  senapan pelepah pisang, berenang di sungai, kelereng,  ban sepeda, ingkling, layang layang, jamuran sebagai  bagian terakhir  yaitu 21, semuanya  Diceritakan  rinci, mengalir  dari hati penulis.  

Buku ini  baik  dibaca anak-anak  SD dan juga  orang dewasa  sambil  mengenang  masa lalu  bermain  bercanda  tawa bahagia,  tanpa beban,  lepas tanpa masalah.

Selamat  membaca. 

Magetan,  6 Nopember  2020.





1 komentar: