Kadang kita melihat perilaku orang lain itu pusing. Hampir semuanya tidak sesuai dengan harapan kita. Kita menuntut orang lain itu sempurna. Kalau ada orang lain melakukan kesalahan sedikit saja, kita segera meng "judge" ( menghakimi) bahwa dia itu salah, bahwa dia itu jelek, bahwa dia itu tidak sempurna.
Kita lupa bahwa memang kita ini manusia yang lengkap dengan kekurangan, dengan ketidak sempurnaan.
Kita mengidolakan seseorang, tapi begitu melihat Dia melakukan kesalahan maka tidak jadi mengidolakan. Oleh karena itu kalau mengidolakan jangan orang tapi Nabi saja, yang selalu sempurna di setiap tabiat dan tindakannya.
Saya pernah membaca tulisan seperti ini, "saya tidak suka pada orang yang sok bijaksana".
Yah..., seperti itulah kebanyakan orang menuntut orang lain itu bijaksana, sempurna, tidak pernah melakukan kesalahan.
Tapi tidak pernah menuntut diri sendiri menjadi bijaksana, tidak melakukan kesalahan. Bahkan kalau diri sendiri melakukan kesalahan mereka tidak tahu. Mereka menganggap dirinya itu sempurna, tidak memiliki dosa apa apa.
Sahabat Alui Bin Abi Tholib RA mengatakan ,"Jangan mengawasi orang lain, jangan mengintai geraknya, jangan membuka aibnya, jangan menyelidikinya, sibukkanlah dengan diri kalian sendiri, perbaiki aib dan salahmu, karena kelak kau akan ditanya Allah tentang dirimu sendiri, bukan tentang orang lain."
Kalau kita menyalahkan orang lain tidak ada usaha perbaikan diri sendiri. Karena yang salah itu orang lain.
Tapi kalau saling menyalahkan diri sendiri maka akan ada usaha perbaikan diri secara menyeluruh.
Sungguh saya tidak suka kalau diajak menggunjing orang lain, tentang aibnya. Biarlah mereka dengan dunianya sendiri. Karena kalau menggunjing orang kebaikan kita diberikan kepada yang di gunjing, dosanya dia diberikan ke kita. Betapa ruginya kita kalau seperti itu.
Memang menggunjing orang itu rasanya nikmat sekali seperti minum secangkir kopi di pagi hari. Karena dihiasi oleh setan, kopinya dibuat lebih manis oleh setan.
Mari kita simak kasus berikut;
Ada anak mencuri pisang.
Anaknya dimarahi habis habisan, sampai bahasa binatang keluar semua. Si anak diam saja karena dia sadar bersalah.
Setelah diteliti anak ini kelaparan karena tidak ada yang bisa dimakan dirumahnya.
Bapaknya sudah meninggal, ibunya tidak bisa bekerja karena pabrik dimana ibunya bekerja ditutup karen pandemi Covid-19.
Coba kalau kita memakai menejemen menyalahkan diri.
Mungkin kita yang kurang atau tidak sama sekali menyantuni anak-anak lemah, anak-anak miskin, anak-anak yatim, anak-anak kurang beruntung di lingkungan kita.
Rosululloh bersabda ;
"Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani).
Mungkin kita yang kurang perhatian pada anak-anak tetangga kita, apakah mereka bisa sekolah, apakah mereka bisa makan, apakah mereka bisa beli baju untuk sekolah, untuk ke masjid dan sebagainya.
Kemudian si Anak juga menyalahkan diri sendiri, mungkin ketika lapar itu benar-benar dirasakan, bisa minta ijin kepada pemilik pisang untuk diberi sedikit. Tanpa harus mencuri dan sebagainya.
Contoh lain. MS seorang pelajar di Benteng, Bengkulu, Dia mengunggah pernyataan yang tidak pantas di media sosial. Akhirnya Dia dikembalikan ke orang tuanya dari pihak sekolah atau dikeluarkan dari sekolah.
Akhirnya Pak Gubernur minta jangan ada sekolah lain yang menolak. Artinya MS tetap memiliki hak belajar atau sekolah ( bc JP 21 Mei 2021)
Yah, semua harus berkepala dingin untuk menyelesaikan masalah agar solusinya tepat, tak ada yang dirugikan.
Demikian semoga pandemi segera berlalu , semoga kita diberikan hidayah, dilindungi dan dirahmati Allah SWT.
Magetan, 21 Mei 2021
Aamiin. Tidak ada manusia yg sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah
BalasHapusTerima kasih Omjay, sip
HapusInstrospeksi diri? Aku saaaaangat setuju,dlm rangka meningkatkan kwalitas ketaqwaan kita👍
BalasHapusterima kasih mbak Parti
HapusIslam mengajarkan saling mengasihi serta bisa menerima kekurangan orang lain.
BalasHapusJanfan kita sibuk mencari kekurangan oranf lain.
Justru sebaliknya sibuklah utk memperbaiki diri sendiri yg kurang baik.
Klau kita berharap orang lain HARUS seperti saya / kita siap-2 lah utk kecewa.Krn yg kita harapkan pasti jauh dr rasa puas.
Krn kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Sedangkan manusia tempat nya salah dan khilaf.
Ok sahabat tetap sehat semangat serta good luck.Salam utk keluarga.
terima kasih Jeng Niken
BalasHapusAamiin. seperti gajah di pelupuk mata tak tampak ,namun kuman diseberang lautan kelihatan.semoga kita termasuk orang yang diberi petunjuk dan dirahmati Allah.sehingga tidak kecewa akhirnya.
BalasHapusTerima kasih bu Juni
BalasHapus