Kamis, 06 Mei 2021

Menolong Agama Allah

Hari ini saya kehabisan ide menulis , membaca  buku sudah saya lakukan kurang lebih dapat  8 halaman. Buku Quantum  Belajar  hadiah dari Dr. Ngainun Naim saya taruh di mobil , buku literasi diri saya terus di ruang tamu , ruangan dimana saya membaca buku atau membaca Al Qur’an  dan yang satu lagi Membangun literasi peluang riset dan dakwah ilmiah,  saya taruh di kantor,  ada 3 judul buku. 

Karena  kehabisan ide  , maka waktu saya gunakan untuk  membaca Al Qur'an. Target  saya di bulan Romadhon  ini harus katam , sekarang  sudah sampai pada juz 27. 

Keutamaan membaca Al qur'an sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam dalam sebuah hadits qudsi :

“Man qoro-a harfan min kitabii, falahu hasanatun. Wal hasanatu bi’asyri amtsaaliha. Laa aquuluu Alif Laam Miim harfun, walaakin Alifun harfun, wa laamun harfun wa miimun harfun.”


Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabKu (Al-Quran) maka baginya kebaikan. Dan setiap kebaikan itu akan dilipatgandakan dengan 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Laam Miim itu satu huruf. Akan tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf.”

Dari hadits di atas dapatlah dipahami bahwasannya Allah SWT menjanjikan akan memberikan balasan kebaikan kepada para pembaca Al-Quran.

Bahkan setiap kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat. Jika  di bulan Ramadan ganjarannya akan semakin berlipat ganda.

Tadi bertemu  dengan ayat "Yaa ayyuhalladziina aamanuu intangsurulloha ya surukum wayutsabit agdaamakum" 

"Wahai orang-orang  yang beriman jika kamu menolong  agama Allah niscaya  Dia akan menolongmu  dan meneguhkan kedudukanmu." 

Jadi kesimpulannya  kalau kita menolong agama  Allah maka Allah akan menolong  kita.

Keperluan kita ini masih  banyak  sekali di dunia ini ,  lebih-lebih  di akherat.  Kita masih  banyak  pertolongan dari Allah. Salah satu  cara agar  kita ditolong  Allah adalah  dengan menolong agama Allah. Misalnya dengan mengajar  membaca Al Qur'an,  untuk  anak-anak  kecil  disekeliling  kita,  iklas  tanpa pamrih.  Pamrihnya  semata-semata  agar Allah senang,  agar Allah ridho. 

Yang kedua  dengan jalan dakwah. Mengajak  menjalankan agama  dengan baik. Banyak  kita saksikan  orang-orang  yang dakwah  tanpa  pamrih,  mereka datang dengan membawa bekal sendiri,  tidak diundang  dan tidak diantar  pulang.  Lebih-lebih  berharap amplop. Mereka iklas  lillahi ta'ala. 

Mereka  datang dari masjid ke masjid,  memakmurkan masjid  dengan sholat  berjamaah. Banyak membaca  Al Qur'an,  dan taklim. 

Tapi di masa pandemi  seperti ini jarang mereka  kita temui. Pandemi  betul-betul  merubah  segala tatanan kehidupan kemasyarakatan,  budaya dan adat istiadat. 

Tahun ini  ada larangan  mudik,  agar pandemi  tidak menjalar  kemana-mana. Kesehatan  keselamatan  nyawa lebih penting  dari pada silaturahmi  halal  bi halal  berjumpa  dengan orang tua dan  sanak saudara. 

Tadi siang  para pemudik  yang nekat  melintasi  tol Ngawi,  disuruh kembali  putar  balik.  Kasihan  sebenarnya,  tapi petugas  hanya  menjalankan aturan  untuk  ketertiban , Kesehatan  dan keselamatan  saudara  kita semua. 

Kepada  saudaraku,  mohon  maaf lahir  batin jika tidak bisa berjumpa,  semoga pandemi  segera  berlalu,  kita bisa berjabat tangan seerat-eratnya. 

Magetan,  6 April  2021





3 komentar: