Senin, 03 Mei 2021

Mencari Pesugihan

sumber ilustrasi: okezone.com

Bapak Bupati Magetan  hari ini menulis di Jawa Pos dengan tajuk Babi Ngepet. ( JP, 4 Mei 2021) Tulisan itu berisi cerita rakyat bahkan menjadi  kepercayaan masyarakat  Indonesia. Tapi kalau Babi ngepet  ada di Jawa Barat.

Kalau di Jawa Timur  memelihara Thuyul. Tuyul adalah sejenis bangsa Jin yang membantu  manusia untuk  mendapatkan  uang  dengan cara mencuri. 

Makluk  ini dipercaya bisa diperoleh  di Gunung  Kawi dengan membeli. Benar  atau tidaknya wallohu a'lam. Yang jelas saya mendengar  sendiri  , cerita seperti  ini untuk  mengklem orang kaya yang sulit di rasionalkan. 

Tapi juga  bisa untuk  menjustise  seseorang  agar hancur  reputasinya , atau dalam bahasa agama memfitnah. Ini terjadi karena rasa iri dengki  yang ada di hati  masyarakat.  Lebih-lebih  ditahun  60 an.  Saat itu pemahaman  agama sangat lemah. 

Peristiwa semacam ini  pernah dialami  keluarga  saya. Berdasarkan  cerita  Ibu. 
Tahun  1960 Bapak membeli  rumah kayu jati,  harganya  tidak  diceritakan  tapi  senilai  7 ekor sapi. Kalau sekarang kurang lebih 140 Juta. Jika seekor sapi dengan harga rata-rata 20 juta.

Bapak tidak punya sawah, tapi punya kebun  seluas sekitar 5000 m2.  Atau setengah  hektar.  Disamping itu  juga memelihara  sapi , bahkan beranak-pinak hingga menjadi 8 ekor.  Dari hasil penjualan sapi itulah Bapak membeli rumah, bahkan sampai  saya kuliah, juga dari hasil penjualan sapi. Anaknya  hanya 1, saat itu baru kakak saya. Di sisi lain  Bapak petani yang tekun, dan  juga punya  ketrampilan  tukang  graji spesialis  kayu jati. 

Ibu berdagang  di pasar seadanya. Hidupnya  sederhana dan "setiti".  Apa yang dimakan  adalah hasil tanaman dari kebun sendiri. Sehingga  perekonomian  keluarga saat itu kuat, untuk  ukuran orang desa. 

Saya belum lahir, tahun 65 ada G.30 S/PKI. Masyarakat  takut,  ada yang bersembunyi.  Tapi ada juga malah mengintip  penyembelihan  orang. Perekonomian  saat itu  sulit. Kebanyakan  orang desa  makan nasi "tiwul". Adalah nasi yang berbahan dasar  ketela, atau nasi Jagung. 

Tahun 1966  saya lahir,  Perekonomian  juga masih sulit,  sehingga  banyak anak-anak  yang kurang  gizi dan kelaparan.

Sekarang  perubahan besar  terjadi,  banyak  orang  yang rumahnya  bagus,  walaupun  tidak punya  sawah, mereka ada yang menjadi TKI, ada yang berdagang,  ada yang memiliki  keahlian  di bidang IT dan lain-lain.

Untuk  yang terakhir  ini pun  sudah ada di desa-desa.  Tahun 2000-an saya memotivasi  murid murid  saya-- saat itu saya mengajar IT-- bahwa suatu  saat nanti  ada orang yang tampaknya  hanya duduk-duduk  di rumah saja,  tapi bisa hidup  kaya.  Tidak  karena memelihara  Thuyul, tidak punya babi ngepet,  tidak mencari pesugihan , tapi dia menguasai  IT. Punya aplikasi,  program,  shoftware dan semacamnya, sehingga  seperti  punya mesin pencetak uang. 

Oleh  karena  itu  kita harus siap  bila bertemu  dengan zaman itu,  tidak usah iri, tidak usah  apa, kalau iri membuat  hati sakit  dan akhirnya  malah cepat mati. 

Sekarang ini orang terkaya  didunia  bergerak  di bidang IT, namanya Bilgate, tidak punya sawah,  tidak punya kebun. Tapi punya kerajaan yang setiap  hari setor  upeti  ke rekeningnya.  Apa itu? Kerajaan Microsoft. 

Oleh karena  itu untuk  anak muda, sekolah-lah setinggi  semampu anda. Agar tidak punya  sawahpun  anda bisa makan kenyang, tidur  lelap, hidup tenang. Karena anda sedang  menikmati  hasil perjuangan.

Magetan,  5 Mei 2021


7 komentar:

  1. Sip... ilustrasi nya. Tetap ikuti perkembangan IT. Biar tdk Gaptek. Dan yg terpenting adalah tidak punya hutang. Biar tambah nyaman d tenang hidupnya.

    Ok sahabat baik sekali.... hasil coretannya.Semangat Ramadhan sehat selalu salam utk keluarga.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak apa-2 hutang selama mampu membayar itu justru membantu.

      Hapus