Kalau di Jawa Timur memelihara Thuyul. Tuyul adalah sejenis bangsa Jin yang membantu manusia untuk mendapatkan uang dengan cara mencuri.
Makluk ini dipercaya bisa diperoleh di Gunung Kawi dengan membeli. Benar atau tidaknya wallohu a'lam. Yang jelas saya mendengar sendiri , cerita seperti ini untuk mengklem orang kaya yang sulit di rasionalkan.
Tapi juga bisa untuk menjustise seseorang agar hancur reputasinya , atau dalam bahasa agama memfitnah. Ini terjadi karena rasa iri dengki yang ada di hati masyarakat. Lebih-lebih ditahun 60 an. Saat itu pemahaman agama sangat lemah.
Peristiwa semacam ini pernah dialami keluarga saya. Berdasarkan cerita Ibu.
Tahun 1960 Bapak membeli rumah kayu jati, harganya tidak diceritakan tapi senilai 7 ekor sapi. Kalau sekarang kurang lebih 140 Juta. Jika seekor sapi dengan harga rata-rata 20 juta.
Bapak tidak punya sawah, tapi punya kebun seluas sekitar 5000 m2. Atau setengah hektar. Disamping itu juga memelihara sapi , bahkan beranak-pinak hingga menjadi 8 ekor. Dari hasil penjualan sapi itulah Bapak membeli rumah, bahkan sampai saya kuliah, juga dari hasil penjualan sapi. Anaknya hanya 1, saat itu baru kakak saya. Di sisi lain Bapak petani yang tekun, dan juga punya ketrampilan tukang graji spesialis kayu jati.
Ibu berdagang di pasar seadanya. Hidupnya sederhana dan "setiti". Apa yang dimakan adalah hasil tanaman dari kebun sendiri. Sehingga perekonomian keluarga saat itu kuat, untuk ukuran orang desa.
Saya belum lahir, tahun 65 ada G.30 S/PKI. Masyarakat takut, ada yang bersembunyi. Tapi ada juga malah mengintip penyembelihan orang. Perekonomian saat itu sulit. Kebanyakan orang desa makan nasi "tiwul". Adalah nasi yang berbahan dasar ketela, atau nasi Jagung.
Tahun 1966 saya lahir, Perekonomian juga masih sulit, sehingga banyak anak-anak yang kurang gizi dan kelaparan.
Sekarang perubahan besar terjadi, banyak orang yang rumahnya bagus, walaupun tidak punya sawah, mereka ada yang menjadi TKI, ada yang berdagang, ada yang memiliki keahlian di bidang IT dan lain-lain.
Untuk yang terakhir ini pun sudah ada di desa-desa. Tahun 2000-an saya memotivasi murid murid saya-- saat itu saya mengajar IT-- bahwa suatu saat nanti ada orang yang tampaknya hanya duduk-duduk di rumah saja, tapi bisa hidup kaya. Tidak karena memelihara Thuyul, tidak punya babi ngepet, tidak mencari pesugihan , tapi dia menguasai IT. Punya aplikasi, program, shoftware dan semacamnya, sehingga seperti punya mesin pencetak uang.
Oleh karena itu kita harus siap bila bertemu dengan zaman itu, tidak usah iri, tidak usah apa, kalau iri membuat hati sakit dan akhirnya malah cepat mati.
Sekarang ini orang terkaya didunia bergerak di bidang IT, namanya Bilgate, tidak punya sawah, tidak punya kebun. Tapi punya kerajaan yang setiap hari setor upeti ke rekeningnya. Apa itu? Kerajaan Microsoft.
Oleh karena itu untuk anak muda, sekolah-lah setinggi semampu anda. Agar tidak punya sawahpun anda bisa makan kenyang, tidur lelap, hidup tenang. Karena anda sedang menikmati hasil perjuangan.
Magetan, 5 Mei 2021
Super
BalasHapusTerima kasih mas Doktor
Hapusterima kasih mas Doktor
BalasHapusSip... ilustrasi nya. Tetap ikuti perkembangan IT. Biar tdk Gaptek. Dan yg terpenting adalah tidak punya hutang. Biar tambah nyaman d tenang hidupnya.
BalasHapusOk sahabat baik sekali.... hasil coretannya.Semangat Ramadhan sehat selalu salam utk keluarga.....
aku punya hutang hehehe
HapusTidak apa-2 hutang selama mampu membayar itu justru membantu.
HapusInsyaallah mbak
BalasHapus