Jumat, 28 Mei 2021

Mbah Gathut

sumver ilustrasi : News.detik.com

Saya tidak tahu nama lengkapnya  yang jelas anak-anak  kalau  memanggilnya  mbah Gatut. Beliau  bukan seorang  laki-laki,  tetapi  seorang perempuan  tua yang tinggal bersama cucunya  di rumah sederhana. 

Walaupun  seorang  perempuan  tetapi  tampak  seorang  perempuan  kuat.  Kalau jalan  jlong jlong  langkahnya  panjang.

Dia baik  dengan  anak-anak  kecil,  bahkan saya  dan teman-teman  pernah berkunjung  ke rumahnya dan dikasih  buah jambu. 

Mbah Gatut  diceritakan  seorang janda  yang sakti,  tapi  kesaktiannya  tidak  dugunakan  untuk  kejahatan  seperti  cerita "mbok Rondo Calon Arang"  yang dengan kesaktiannya  digunakan  untuk  "tenung"  orang.  

Sekali lagi  mbah Gatut  tidak. Memang  janda tua  ini  tampak  seperti  perempuan  aneh,  Dia satu satunya  orang  yang memelihara  menthok, unggas  yang makanannya  "precil" atau ikan ikan  kecil  di sungai.  

Satu lagi, Dia menanam  bengkoang  yang sangat  manis.  Tidak  seperti  bengkoang yang kita makan  sekarang  yang dibeli  di pasar  tradisional. 

Anak-anaknya  Mbah Gatut  pergi jauh,  tidak pernah pulang, akhirnya  di usia tua dia mengatakan,  "besuk  tidak ada yang kuat  menempati  tanah  perkarangan ini kecuali  anak keturunanku". 

Entah  bagaimana  ceritanya  akhirnya  tanah  itu  jatuh ketangan keponakannya pak Paijo , tapi  tidak berumur  panjang,  Pak Paijo meninggal, akhirnya  tanah  ini dibeli  Pak Suro,  seorang  petani kaya di desa Bulu.  Istrinya  sakit  sampai  meninggal.  Akhirnya  tanah  ini dijual  ke Pak Pini , pak Pini meninggal  juga   akhirnya  dijual  ke P Beni, dan pak Kyai,  pak Kyai  juga sering sakit.  Pak Beni juga sakit. Saya tidak ingin sesutu terjadi pada kedua orang ini,  yang aku juga sangat  dekat  dengan beliau.

Saya hanya  melihat saja  fakta  kejadian  dan  dalam hati  ingin  membuktikan, benarkah  ucapan mbah Gatut, perempuan  sakti  yang tinggal  di rumah  reyot  di sudut  desa. 

Saya hanya  berdoa  semoga  mbah Gatut  diampuni  dosa-dosanya  dan ditempatkan  di surga-Nya.  

Mungkin  mbah Gatut  hanya  ingin  anak keturunannya saja  yang mewarisi  tanah  itu, agar  tidak  ada yang mengganggu.

Saya mau menyarankan  untuk  tidak  membeli  tanah  itu  tidak berani,  nanti  dikira iri,  atau pamrih  lain, biar  yang membeli  anak  keturunannya mbah Gatut  saja. 

Memang  banyak  aturan tidak tertulis  kalau  membeli  tanah milik  orang jawa, jadi setidaknya  pastikan  status tanah itu  "padang". Baik status  kepemilikannya, historisnya  maupun  status  "mistiknya". 

Tapi  kalau  anda "orang  sakti"  ya  tidak apa-apa. Karena  bisa  mengatasinya  sendiri. 
Semoga  Allah  memberikan  jalan keluar  semuanya.


Magetan,  29 Mei 2021
Mohon maaf  kalau ada kesamaan  nama tokoh  dalam cerita  ini. 






2 komentar: