Pagi itu cuaca tidak sebaik kemarin, dingin sekali, karena tadi malam hujan. Burung burung yang biasanya berkicau, hari itu tidak berkicau sama sekali. Tapi pohon pohon dan tetumbuhan yang tampak segar, walaupun tidak bisa bicara tapi bisa mengekspresikan rasa syukurnya lewat kesegaran daun dan bunganya.
"Hari ini dingin sekali mas". Sapa Yuminten pada suaminya yang abis selesai baca Al Qur'an di pagi hari.
"Iya .. lha tidur lagi atau gimana", Jawab suaminya.
"Tidak mas, saya tidak ngantuk, hanya ingin natur saja".
"Iya, matur apa". Jawab suaminya sambil menatap kecantikan wanita yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMP itu. Hari itu libur semester sehingga tidak sesibuk biasanya.
"Salam ya pak untuk ibu cantik", sapa bu Sum seorang guru IPS senior.
"Siapa bu?" Suami Yuminten balik bertanya, seolah olah merasa tidak yakin kalau itu ditujukan untuk istrinya.
"Ibuk. Istri Bapak". Jawab bu Sum sambil membenarkan posisi duduknya di ruangan piket guru.
"Terima kasih bu Sum, nanti saya sampaikan". Jawab Suami Yuminten yang juga seorang Kepala Sekolah itu, sambil berdiri dekat bu Sum. Sebagai seorang Kepala Sekolah memang kadang kadang berkeliling ke ruang guru, ruang kelas, memastikan seluruh kelas ada guru yang mengajar.
"Mas usaha anak kita itu tampaknya ada peningkatan, tetanga tetangga kita mulai memborong dagangannya , bagaimana kalau seandainya ditambah beras dan telor?". Sapa Yuminten sambil duduk didekat suaminya, yang sedang utak atik HP.
" Ya bagus, gak apa apa", Jawab suaminya sambil memandang wajah Yuminten, Suaminya Yuminten berfikir barang kali ini keberkahan yang diberikan oleh Allah, karena cara dagang yang diterapkan anaknya meniru cara dagang Nabi, beberapa hari yang lalu, dia membekali anaknya dalam berdagang.
"Lhe .... kalau berdagang tirulah cara dagang nabi, yaitu jujur, menepati janji, kalau ngambil laba jangan banyak banyak, sedikit saja. Jadi kamu beruntung, orang yang beli nanti dijual lagi ya beruntung, pembeli terakhir tidak merasa mahal. Itulah yang paling prinsip. Trus kalau waktunya sholat kamu harus istirahat untuk sujud bersama orang-orang yang sujud, kalau ada peminta minta berilah walaupun hanya sedikit, jangan lupa kalau berangkat jualan pamit pada ibumu, sebab doa ibu pada anaknya itu tidak tertolak, trus baca fatihah 3x. Baru berangkat". Anak Yuminten usahanya sound sistem, karena ada corona, sejak 4 bulan terakhir ini tidak ada tanggapan, semua pesanan dibatalkan semua.
Kemudian membuka usaha dagang kelapa, kelakuan di Trenggalek kemudian dijual lagi di Magetan.
Lamunan suaminya ambyar ketika Yuminten berkata lagi.
"Mas..., biar kemasannya beras itu baik, belikan plastik trus disablon, kemudian nanti dipres pake alat, tapi mahal lho mas alatnya". Terang juminten.
"Yang jadi masalah itu bukan mahalnya, tapi dimana beli alat itu ". Jawab suaminya seolah mengajak berfikir. "Gampang brosing di internet nanti lak ada", Lanjut suaminya.
"Iya mas, makasih ". Jawab Juminten paham.
Kembali pada kecantikan Yuminten, dia itu tidak hanya cantik saja tapi juga ayu. Kalau cantik itu tampak keelokan paras wajahnya, tapi kalu ayu itu lebih dipengaruhi kebaikan cahaya hatinya.
"Dah mas , tak nyapu halaman, dah siang ". Juminten beranjak dari kursi tua yang waktunya dilembiru, dilempar ganti yang baru.
Magetan 7 Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar