Minggu, 05 Juli 2020

Filosofi guru di era pandemi


         Sumber ilustrasi: www.saibumi.com



Guru mengajar itu ibaratnya  memantau aliran sungai,  kalau  ada sampah yang  menghambat,  dibersihkan biar jalannya  air  lancar. 

Kalau ada batu yang mengganjal,  disingkirkan.

Kalau  ada  orang yang buang sampah  disungai  diingatkan,  buanglah  sampah  pada tempatnya. 

Kalau ada orang  beol  di sungai, diingatkan buanglah  hajat  di jamban yang tersedia.

Kalau  sudah begitu anak  bisa  belajar sendiri   seperti air yang  mengalir disungai yang bersih dan jernih. 

Karena pada hakekatnya  manusia itu  bisa mengatasi  masalahnya sendiri.  Jika menjadi tidak bisa  itu  karena ada resistensi , ada hambatàn  yang perlu  disisihkan. 

Guru mengajar itu  ibaratnya mendampingi anak  berjalan  menuju  bukit  berbunga.

Kalau  jalannya pènuh onak dan duri  berjalanlah pelan pelan  dan hati  hati.  Kalau  ada batang kayu melintang,  bantulah menyingkirkan.

Kalau jalanya lempeng,  larilah secepat kemampuanmu senyampang matahari baru  terbit.

Kalau mendengar suara bedug dibunyikan  dan suara adzan dikumandangkan, istirahatlah sejenak di tempat yang bisa kau gunakan bersujud, bersama orang-orang  yang sujud.

Kalau   bekalnya kurang,  bantulah untuk melengkapi. 

Janganlah menoleh kebelakang,  kalau membuatmu ragu ragu. Pandanglah  jauh kedepan , dan yakinlah bahwa untuk mencapai keindahan itu perlu pengorbanan.

Perjalanan  menuju bukit berbunga adalah  perjuangan. Berjuang  melawan malas, berjuang melawan  lelah,  berjuang melawan panas terik matahari, berjuang melawan lapar dan berjuang  melawan ngantuk.

Hanya para pejuang - pejuang  yang  akan  meraih kemenangan.  
Kata Imam syafii  hanya  orang orang yang melakukan perjalanan malam yang nanti  akan  meraih  fajar. 

Guru di era pandemi senantiasa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, yang  menantang,  yang lebih menarik daripada  permainan game  di Internet. 

Sehingga anak  rindu bertemu guru, rindu belajar dan rindu sekolah.

Buat orang tua,  yakinlah  bahwa pendidikan anak, merupakan investasi terbaik untuk hidup di masa depan yang lebih baik.Percayalah pada guru,  percayalah pada sekolah.

Semoga pandemi segera  berakhir sehingga bisa  mempercepat lari kita untuk  menuju terdepan.

Magetan, 5 Juli 2020










2 komentar:

  1. Kerinduan pada aktivitas belajan dan mengajar mutlak diperlukan dalam mendidik dan kependidikan.
    Dengan pengetahuan yang di transfer dari seorang pendidik mempercepat kemampuan kemandirian yg diterima oleh peserta didik.
    Terdidik mempunyai kempuan untuk mengembangkan segala sivitasakademik yang luar biasa dimiliki olehnya.
    Bukan tidak mungkin maka tiap anak di sekolah terdapat kelebihan dan kekurangan, masing masing.
    Lihat dan cermatilah kemamouan yang dimiliki anak dalam menterap pengetahuan dari trasformasi ilmu yang di berikan guru di sekolah.
    Hingga pada kenyataan berbeda beda daya serap anak untuk mencerna pengetahuan dari guru.
    Tidak semua siswa bisa sepenuhnya paham akan ilmu akademik dari guru.
    Maka bida terlihat anak di sekolah hanya bisa menyerap ketrampilan atau non akademik saja di sekolah.
    Demikian pula anak nisa berjibaku paham semua akademikbyg diberikan guru.
    Inilah fenomena pendifikan alami.
    Teorisitas lingkungan alam berpengaruh terhadap kebergasilan guru dalam mengajarkan ilmu pengetahuan.
    Selamat berjuang dalam dunia nyata kependidikan.

    BalasHapus
  2. Terima kasih banyak kawan, maaf namanya tidak muncul dari siapa ya. Agar namanya muncul, daftar guru Blogger, kalau tidak tulis saja namanya diakhir komentar, makasih banyak

    BalasHapus