Sabtu, 11 Juli 2020

Catatan Nyantri 3





Selepas subuh kami jalan jalan  sambil  menikmati indahnya suasana pagi hari  di Kampung santri,  bersama bu Juk , Andika dan istri saya, Siti Nur. Seribu burung burung berkicau memecah keheningan pagi. Hanya  beberapa  bintang yang tersisa,  cukup menerangi langkahku di pagi hari.

Dalam perjalanan, saya ingat tahun 81 sd. 83 saya ikut latihan SH Terate , di bulan suro  tepatnya tgl 1 Suro kami  disuruh jalan  sejak pertengahan  malam hingga pagi.  Saat itu ngantuknya luar  biasa  ditambah sore hingga malam latihan fisik. Sampai sampai saya bisa tidur sambil berjalan. Subhanalloh. 

Kami menghayati sekali apa yang disampaikan Prof HAMKA, hanya orang-orang  yang melakukan perjalanan malam yang akan meraih fajar. 

Perjalanan malam itu diibaratkan  perjuangan,  mujahadah kita, yang mana yang lain tidur pulas.  Tapi  kami  tidak tidur semalam.  Perjalanan  malam itu " rekoso, tirakat. " Akhirnya  dipagi  hari  matahari terbit dengan sinarnya yang menatap bumi. Dan hanya kami yang  menyaksikan. 

Kami mampir di rumah Andika,  salah satu teman kami,  beliau masih muda, memiliki usha pertokoan. Luar biasa. Tokonya cukup besar. 
Katanya dulu keduanya merantau ke korea,  setelah itu membangun bisnis di Tanah air.

Saya beli  kran dan beberapa  keperluan pribadi istri saya. Setelah itu pulang lagi ke Pondok. Kemudaian saya memperbaiki kran pondok yang rusak, dan  selesai 30 menit kemudian.

Kami melanjutkan bercerita di beranda rumah Kyai,  sambil nyruput kopi jahe kesukaanku bikinan bu Giono, yang memiliki kesenangan ikrom ini,  ikrom itu memulyakan saudara muslim.

Perputaran waktu terus berlalu,  kami  mendapatkan pembekalan dari bu  Nyai,  amalan apa saja yang disunahkan dilakukan hari Jumat. 
Kami merasa mantab. Inilah bedanya amalan agama itu antara  belajar sendiri dengan membaca,  dibandingkan  diajari oleh guru.  Lebih mantab,  lebih memiliki  kekuatan untuk mengamalkannya. 

Jam 10.30 kami persiapan sholat Jumat,  diawali dengan mandi sunah  dan masuk ke masjid untuk sholat sunah dzikir  dan lain lain.

Dalam sholat  dan dzikir kami lakukan dengan khusuk. Agar tidak ngantuk.  Eh ternyata ketika dzikir tahu tahu hampir nggeblak. Saya mengambil air wudhu lagi,  kemudian sholat tahiyatal masji lagi  dan  dzikir lagi. 

Sampai pada kutbah Jumat,  saya bisa  menahan rasa ngantuk,  tapi pada waktu sholat saya hampir terjatuh karena siut  ngantuk. Subhanalloh manusia itu  kadang merasa  berkuasa,  tapi menguasai dirinya sendiri saja sebenarnya tidak bisa. Menguasai rasa ngantuk saja tidak bisa. 

Firoun merasa dirinya sebagai Tuhan,  tapi  ketika ada  air laut yang meluap saja sudah panik.  Akhirnya tenggelam dalam lautan. 

Selesai jumatan kemudian ziarah ke makam Nyai Harjo Besari,  kalau tadi malam ziaroh ke makam Kyai Haji Abdurrohman. Kami membaca tahlil dan  beberapa amalan sinengker lainnya. 
 Kemudian kami kembali ke pendopo Kyai Gun.
Setelah makan siang,  dilanjutkan dengan wejangan sinengker , hingga pukul 15.30. 

Selepas itu kami diijinkan pulang.  Tapi saya  belum bisa pulang karena yang  menjemput belum datang.  Hingga jam 16.00 dikumandangkan adzan  asar  , adikku yang menjemput baru  datang. Kami ikut  sholat,  setelah itu baru pulang dan tidak lupa membawa air sumur Tegalrejo  yang mengandung keberkahan itu.

Alhamdulillah  Allah memberikan kekuatan kepada kami, hinga  kami  bisa  mengikuti  seluruh  tahapan peribadahan. 

semoga Allah memberikan keberkahan kepada pembaca  semuanya. AAMIIN. 

Magetan,  12 Juli 2020






3 komentar:

  1. Asalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh.
    Perjalanan hidup manusia bagai roda yg berputar. Diawali suasana kebiasaan, akhirnya kebiasaan itu menjadi sesuatu yang noasa dilakukan. Dalam perjalanannya ada kalanya hidup itu, di hantam gelombang badai yang munglin berat dirasakan,bergantung pada stamina kondisi seseorang menerimanya.
    Saatnya kita berguru, mencari ilmu demi kelak hidup yang lebih langgeng. Ibadah tentu menjadi tujuan kita sebagai jalan menuju ke syurga Alloh Yang Maha Penentu.
    Dengan kisah perjalanan yang Anda lakukan menjadi pembuka inspirasi hidup ini.
    Percayakan hidup ini fitentukan oleh Gusti Alloh. Namun kita jangan terlalu pasrah dengan keadaan. Usaha dengan bertawakal, Alloh akan mengabulkan apa yang di mau oleh umatnya.
    Sekelumit nyanyian siang hari, untuk saudaraku, Pak e Diar

    Pak De Noto.
    Wasalam.

    BalasHapus
  2. Nggih matur nuwun pakde Noto donga pangestunipun ingkang kulo ajeng ajeng, mugi barokah

    BalasHapus