Senin, 27 Juli 2020

NERACA PERDAGANGAN



            Sumber ilustrasi : Pixabay.com
Saya tadi malam ( 26 Juli 2020) melakukan perjalanan dari  Magetan  menuju Kecamatan Barat, desa Klagen dimana mertuaku  tinggal. Yang menjadi perhatian saya adalah  disepanjnag jalan itu  banyak para penjual berbagai macam produk.  Maunya penjual orang itu disuruh  membeli  dagangannya semua. 

Kemudian kalau kita melihat TV, di sana banyak iklan agar kita semua  memakai produk apa saja, kita disuruh memakai dan membeli produk apa saja.

Kalau kita  buka  internet,  disana kita  juga  dihadapkan pada penawaran berbagai produk,  maunya kita disuruh memakai dan membeli, kita disuruh jadi custumer berbagai produk itu. 

Permasalahan
Yang menjadi  permasalahan dalam kajian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan  daya beli kita?
2. Apakah barang barang itu benar-benar menjadi kebutuhan kita?
3. Bagaimana sikap kita yang benar menghadapi itu semua?

Himpunan penyelesaiannya.
1. Agar kita bisa  membeli kebutuhan atau keinginan kita,   maka kita harus punya produk.  Produk di sini tidak hanya  berupa barang,  tapi  juga  bisa berarti jasa, atau sesuatu  yang  menghasilkan uang. Hal ini  bisa diterapkan baik sebagai  individu  maupun bangsa. Kita jangan mau  menjadi bangsa  pemakai, bangsa pembeli, bangsa custumer, tapi kita harus menjadi bangsa yang bisa memproduksi barang barang, yang  dipakai oleh  bangsa bangsa  lain, yang dibeli oleh bangsa bangsa lain di seluruh dunia. 

Kalau  secara pribadi individu,  pastiakan dalam hidup ini anda  punya produk. Entah apa saja yang penting yang bernilai positif dan baik, yang menghasilkan uang.

2. Tidak semua keinginann kita itu adalah kebutuhan.  Kita harus bisa membedakan mana yang  keinginan mana yang kebutuhan. Misalnya anda berprofesi  sebagai tukang kayu. Gergaji, pasah, tatah, bur, Palu, grendo  adalah kebutuhan. Sedangkan HP android, laptop, camera digital, adalah  keinginan.  Anda harus  bisa menepis keinginan,  yang diutamakan adalah  kebutuhan. Kalau kedua duanya dipenuhi akan membuat keuangan anda  tidak  sehat. 

3. Sikap yang benar 
Kita harus punya neraca perdagangan surplus. Artinya pemasukan kita  harus lebih banyak daripada  pengeluaran kita. Dalam  istilah saya, produktifitas harus lebih banyak nilaianya dari pada  belanja kita . 

Seperti halnya suatu negara. Neraca perdagangan suatu negara dikatakan aktif (surplus) apabila nilai ekspor lebih besar dari nilai impor, hal tersebut di karenakan laba lebih besar daripada rugi. Sehingga terdapat kelebihan dana. Dana tersebut biasanya dijadikan tabungan kas.

Kalau nilai impor lebih  besar dari pada ekspor  maka neraca perdagangan suatu negara dikatakan minus.  Demikian juga  kita,  kalau belanja lebih besar dari pada pendapatan,  maka keuangan kita akan minus,  tidak sehat.  Kalau keuangan kita tidak sehat membuat hidup kita tidak tenang, tidak nyaman,  biasanya kurang ceria, kurang bahagia, merasa ada beban dalam  hidup ini. Akhirnya kita menjadi tua sebelum waktunya.

Kesimpulan penting 
Dalam belanja barang harus berdasarkan skala prioritas. Kebutuhan yang mendesak yang diprioritaskan, lebih lebih di era pandemi covid-19 ini.  Kesampingkan keinginan, lupakan gengsi sesaat, tapi akhirnya tidak sehat,  bagik tidak sehat secara ekonomi  maupun psikis dan  fisik badan kita.

Upayakan meningkatkan produktifitas.  Kalau produktifitas kitab bagus maka  akan sehat secara ekonomi atau finansial.

Upayakan neraca perdagangan kita surplus, sehingga kita  bisa menabung untuk kebutuhan yang lebih besar.  Untuk cita cita besar kita untuk masa depan kita yang lebih baik. 

Magetan,  28 Juli 2020

3 komentar:

  1. Hebat. Saya sangat setuju..dengan apa yang bapak tuliskan. Kita memang harus mempertimbangkan..sebelum kita membeli sesuatu dari segi kebutuhannya mendesak atau tidak.

    BalasHapus
  2. Hebat. Saya sangat setuju..dengan apa yang bapak tuliskan. Kita memang harus mempertimbangkan..sebelum kita membeli sesuatu dari segi kebutuhannya mendesak atau tidak.

    BalasHapus
  3. Sangat menginspirasi tulisan Bapak ini. Sering saya sendiri mengalami membeli barang hanya karena keinginan , Karena gengsi.Semoga ke depannya saya bisa lebih meningkatkan produktivitas agar sehat secara ekonomi dan finansial.

    BalasHapus