Kamis, 30 Juli 2020

Iklastu niyat



Banyak orang tua  yang menamakan anaknya Mukhlis , artinya orang yang iklas. Orang tuanya berharap kelak anaknya menjadi orang yang berakhlak mulia yaitu  ikhlas.

Jadi ingat  teman saya ketika sekolah di Surabaya dulu, namanya Bashori, pemuda asal Lamongan, tinggal di Pondok bersama saya, dia dari kampung bawa sepeda ontel, sepeda balap, sepedanya bagus. Jarak antara Pondok dengan kampus  kami sekitar  3 km. Sepeda ini yang  biasa dia pakai ke kampus. 

Saya juga  bawa  sepeda ontel, sepeda jengki warna merah,  sepeda  pembelian ayahku,  ketika aku SMP kelas 2, hadiah saya ketika  dikitan ( sunat ).

Sepedanya Bashori  sering  dipinjami  temanya  hingga  akhirnya dia  tidak  kebagian. Kemudian dia bawa yamaha 75 dari kampung. Sepeda motor keluaran Jepang ini  juga  dipinjami temanya  hingga dia  tidak  kebagian.

Akhirnya dia  bawa lagi Honda Prima, lantas  dia bilang  pada teman-teman, "wes rek  iki khusus  aku, liyane  terserah ( sepeda balap dan yamaha 75)". 

Cerita  diatas  Cerita nyata, teman saya ini memiliki hati  yang iklas,  kalau  berbicara pelan, tapi  selalu  mengandung makna  yang dalam. Perangainnya selalu  senyum wajahnya bersih karena  sering  berwudhu. Kecuali itu  dia juga pinter  qiro'ah. 

Ringkasnya Bashori ini  adalah contoh  sederhana orang yang hatinya iklas.
Iklas itu  melakukan suatu amalan  semata-mata  karena Allah, tanpa pamprih, tanpa ingin dipuji orang  tanpa berharap balasan baik  dari orang lain. Hanya berharap ridho Allah. 

Iklas itu perkara penting dan termasuk bagian dari akhlak mulia. Orang  yang  beramal tidak iklas tidak  akan  diterima  oleh Allah SWT

Allah tidak  melihat  bentuk tubuh kita, paras ganteng atau  cantiknya kita, tapi yang dilihat hati kita.

وعن أبي هريرة عبد الرحمن بن صخر رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏
‏"‏ إن الله لا ينظر إلى أجسامكم ، ولا إلى صوركم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Artinya :
Dari Abu Hurairah, iaitu Abdur Rahman bin Shakhr r.a., katanya: Rasulullah shalallahu.alaihi wasalam bersabda:

*"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu, tidak pula kepada bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu sekalian."*

 (Riwayat Muslim)
Oleh  karena itu belajar ikhlas senantiasa harus  diupayakan sejak sekarang hingga  meninggal dunia. Membaguskan hati harus diupayakan  hingga detik terakhir nafas  kita.
Memantaskan diri sebagai hamba Allah yang bertaqwa, harus  kita upayakan hingga  nyawa tidak di kandung badan.

Semoga Allah  menerima qurban kita umat Islam seluruh alam, semoga kita semua  dimasukkan golongan muhlisisn, orang orang iklas  dan  penduduk Janatul Firdus  surga Allah yang  tertinggi. Aamiin.

▪Selamat Hari Raya idul adha...
Magetan,  31 Juli 2020

🕌🕌🕌🕋🕌🕌🕌

Tidak ada komentar:

Posting Komentar