Setelah itu diikuti dengan ucapan dan doa innalillahi wainnalillahi rojiuun dari berbagai group yang aku ada didalamnya.
Aku kenal beliau, ketika mengikuti pengajian sekitar tahun 2000, penceramahnya beliau, kalau berbicara bersemangat, menggebu gedung, itulah gaya khas pidatonya.
Mantan Pengawas TK SD, ini juga sering menulis atau di beritakan di koran Jawa Pos. Berita mengenai perjuangannya dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Mantan Ketua PGRI , Kabupaten Magetan, yang menginspirasi pembangunan gedung PGRI yang megah ini, juga sering memberikan pengajian di Jl. Salak Magetan untuk melakukan semangat beribadah.
Selain pernah menjadi Ketua Pemuda Muhamadiyah beliau juga pernah menjabat Ketua Daerah Muhammadiyah Magetan
Yang dikenal memiliki hubungan yang luas dengan berbagai kalangan, mulai kalangan bawah hingga kalangan atas.
Di kalangan bawah beliau memperjuangkan masib para guru honorer, yang memiliki masa pengabdian dari 2 tahun hingga 25 tahun hingga akhirnya dengan berbagai, rintangan , kesulitan, hambatan sampai bisa diangkat menjadi pegawai Negeri. Akhirnya Beliau dianggap sebagai Bapaknya mereka, maka beliau dipanggil Abah. Abah Thoyieb Rantiono.
Dikalangan para guru yang tergabung dalam PGRI, beliau memperjuangkan agar guru mendapatkan tunjangan beras, hingga mendapatkan tunjangan sertifikasi. Tentu saja tidak sendiri akan tetapi berkolaborasi dengan tokoh tokoh PGRI se tanah air.
Ini ungkapan mereka para guru yang terkesan dengan perjuangan beliau,
"Ingat perjuangannya untuk guru peg negeri nyegat beras Bulog beras antren di banyuwangi
Akhirnya sampai sekarang semua peg negeri terima uang pengganti beras antren
Perjuangan wira wiri ke ke jkt untuk GTT
Perjuangan gaji ke 13 menghadap SBY di Tawangmangu menjelang pilpres
Dan disetujui oleh SBY
Sampai sekarang kita nikmati
Dan perjuangan2 yg lain lewat PGRI
Semoga menjadi amal ibadah dan Allah menerima amal ibadah bang Thoyeb dan Allah jadikan kuburnya lapang dan mendapat nikmat kubur dan kelak ditempatkan di Surga Allah SWT
Aamiin" tulis Warno, Ketua PGRI Cabang Kawedanan di GWA.
Berbagai ucapan bela sungkawa memenuhi akun FB teman-teman guru di Jawa Timur, kemarin sore.
Beliau hidup sederhana, di depan rumahnya ada masjid besar, tempat sujudnya bersama masyarakat.
Sering beliau wira wiri Magetan- Surabaya, karena juga sebagai pengurus PGRI Jawa Timur , suatu ketika badanya capek, mengeluh pada mas Ndarto, "Mas awakku loro, arep nang dokter gak duwe duwit."
WA terakhir yang ditulis untuk mas Ndarto seperti ini,
"Assalamualaikum.
Mas Darto Kemarin Saya masuk RSI, Langsung di bawa ke ruang Isolasi Covid, td jam 12.00 sdh di.Sweb, hasil nya belum tahu. Doakan Mas Semoga segera bisa ditangani, dan segera sembuh.Aamiin", tulis Bang Thoyieb hari Sabtu, 20 Februari 2021.
Beliau meninggal hari Jumat sore, tgl 26 Februari 2021, semoga Allah mengampuni dosanya menerima amalnya menempatkan di surga-Nya. Aamiin.
Kalau kita jujur banyak perjuangan beliau yang menguntungkan guru, tidak saja di Jawa Timur tapi di seluruh Indonesia.
Yang menjadi tugas kita mari kita imbangi kesejahteraan yang diberikan pemerintah karena perjuangan tokoh PGRI termasuk di dalamnya Bang Thoyieb, dengan memperbaiki kinerja kita sebagai guru, mendidik dan mengajar anak-anak dengan iklas dan semangat, bagaimanapun keadaan mereka.
Tidak usah mengeluh jika mereka sulit menerima pelajaran, kurang berbudi, kurang peduli, dsb. Memang tugas kita untuk mendidik mereka agar berubah menjadi hebat seperti anda.
Selamat jalan Bang Thoyieb, jasamu akan selalu dikenang guru.
Magetan, 28 Februari 2021
Alhamdulillah
BalasHapusSemoga Allah berikan kenikmatan kubur yg sesuai dgn amal ibadahnya selama di dunia
BalasHapusaamiin matur sembah nuwun mbak Parti
HapusSemoga bang Thoyib diampuni segala dosanya, diterima semua amal ibadahnya, dan diberi nikmat kubur Aamiin Ya Robbal Alamiin
BalasHapusaamiin ya robbal alamin, terima kasih
BalasHapus