Sebelumnya saya tidak pernah menginjakkan kaki ke Surabaya. Maklum bapak-ibuku orang desa yang tidak pernah kemana-mana. Jadi akhirnya saya tidak ada pengalaman sama sekali hidup di kota besar.
Ke Surabaya saya bersama seorang kenalan yang belum akrab, namanya Kasianto seorang pemuda yang beralamat di desa Jetak, saya menumpang di rumah kakaknya bersama Kasianto yang juga ikut tes Sipenmaru.
Pada saat berangkat tes, perutku mules luar biasa, sudah tidak ada kepikiran nanti bisa mengerjakan tes atau tidak, yang penting saya bisa segera dapat wc dan mengeluarkan hajat yang saya tahan di bus kota jurusan Kutisari Demak itu.
Sesampai di kampus tempat tes, saat itu tempat tesnya di ITS. Saya langsung cari WC dan brrrrottt . Alhamdulillah selamat plong lega rasanaya.
Kemudian saya baru bisa berpikir menghadapi tes.
Singkat cerita saya diterima. Kemudian cari tempat kost di jalan Semut Baru gang II, nomornya lupa. Saya sudah lega dapat tempat kost yang dekat dengan kampus. Kampusnya berada di Jl. Pecindilan.
Satu tahun di situ suka-duka ku alami, kemudian pindah di pondok pesantren yang berada di sekitar dekat masjid Ngampel. Pondok Al Ulumus Salafiyah.
Di pondok ini saya bertemu orang-orang sholih, seperti Bashori, Sholikun, Ahmad Fauzi, Zainul Arifin, Haidor, Muhammad Fauzi, Dul Jalil , Imam Kurtubi dan lain-lain.
Saya belajar agama, akhlak dari mereka.
Sedangkan Kyainya, KH Miftahul Ahyar, yang sekarang Rois Um PBNU, KH Tohir Samsudin, KH Hamid Shirajd (kotib masjid Ampel). Dan lain-lain.
Dua tahun saya di sini, jadi kuliah sambil mondok, yang pernah berkunjung ke sini teman saya adalah mas Darman.
Berada di lingkungan pondok di hati rasanya ayem tentrem. Kegiatan saya hanya ngaji, dan belajar ilmu kampus.
Setelah tiga tahun kuliah saya tamat, tahun 1989, dan alhamdullilah lulus terbaik dengan predikat sangat memuaskan.
Kemudian saya dipanggil oleh dosen pembimbing saya, Bapak Drs. FX Sumaryono.
"Mas Parno, karena lulus terbaik, dapat tawaran dari kampus, ikut pengangkatan atau transfer S1." Kata pak FX menjelaskan kepada saya.
"Ikut pengangkatan saja pak," jawabku tanpa pikir panjang.
"Lho nanti tidak menyesal, ya agak ngoyo sedikit ikut transfer S1, mumpung ada kesempatan, " konfrontasi dari pak FX.
"Tidak pak, sapi Bapak saya sudah habis, untuk biaya kuliah." Jawab saya tegas.
Untuk kuliah biaya saya berasal dari hasil penjualan sapi Bapak saya. Bapak saya petani, sambil memelihara sapi. Tahun 85 itu ada dua indukan sapi dan alhamdullilah setiap tahun beranak. Anak- anak sapi itu yang dijual untuk biaya kuliah saya.
Kalau liburan semesteran saya mencari jerami ( damen ) untuk pakan sapi. Tidak tanggung -tanggung 2 truk. Bapak saya senang sekali karena saya bisa bantu cari pakan sapi, walaupun uangnya juga dari ibu saya.
Setelah tamat dari IKIP saya sukwan di SMP1 Sukomoro, honor saya 10.000. Sementara ketika kuliah uang saku saya 30.000. Sebulan.
Saya tidak berani minta uang pada Ibu saya, karena saya sudah banyak merepotkan saat kuliah. Ya cukup tidak cukup 10.000 itu harus dicukupkan untuk keperluan 1 bulan.
Saya belum berani cari pacar karena keuangan sangat mepet. Sebagai pengisi waktu luang saya banyak berada di Masjid, setiap hari tidur di Masjid, yang kebetulan berada di depan rumah saya. Sambil mujahadah.
Kalau sore mengajar TPA, santrinya sampai banyak sekali ada sekitar 30 anak. Ditambah ibu ibu ada sekitar 20 orang, pemuda ada sekitar 10 orang.
Setiap abis magrib saya adakan taklim , akhirnya pemahaman agama masyarakat menjadi bertambah baik. Tapi tidak semuanya, ada yang membalikkan fakta, kaumnya Abdullah bin salul, alias orang munafik.
Mereka mengadakan konspirasi, "Masno ke agamane ora podo karo awake dewe." Akhirnya bom waktu tidak bisa dihindari, saya "diadili secara adat."
Akhirnya saya tidak mengimami lagi dan saya akhirnya sakit struk, tidak bisa jalan.
Saya berobat ke Dr. Bambang Hening Subroto, spesialis saraf , Madiun dàn sembuh.
Saat itu saya sudah diangkat CPNS (1992) dan punya pacar. Akhirnya saya menikah ( 1994) dan meninggalkan desa itu, ikut di mertua.
Saya saat itu mengambil 3 keputusan penting, menikah, melanjutkan kuliah, dan kredit sepeda motor baru. Alhamdulillah semuanya berjalan baik-baik saja dan saya bisa lulus terbaik dalam waktu 2 tahun.
Istri saya namanya Siti Nurhasanah, saat kunikahi dia belum lulus kuliah, baru semester 5 IKIP PGRI Madiun. Tapi tidak hamil duluan jangan salah sangka, kawan.
Anaknya cantik, sholihah menurut ukuran saya. Tidak banyak menuntut macam- macam pada saya. Selesai D3 , dia sukwan di MTs. Tahun 96 Dia melanutkan S1 dan lulus tahun 1998. Selama 12 tahun baru diangkat guru bantu.
Tahun 2008, diangkat CPNS di SMP 1 Sukomoro, hanya berjarak 4 km dari rumah. tahun 2011 ikut sertifikasi, tidak lulus. Setiap hari menangis. Saya jadi bingung.
Untuk hiburan kemudian melanjutkan S2 dan lulus tahun 2013. Tahun 2014 Dia lulus sertifikasi. Sudah kembali ayem hatinya
Kembali pada Masjid yang saya tinggalkan tadi berangsur -angsur jamaahnya berkurang dan akhirnya sepi. Setelah adik saya besar, dirintis lagi dilanjutkan oleh adik saya dan sekarang Alhamdulillah sudah dipugar menjadi masjid terbaik di Pojoksari.
Dibawah kepemimpinan adik saya tidak banyak masalah, baik-baik saja.
Ketika belum menikah antara tahun 1991 s.d 1993 saya merintis usaha kecil-kecilan. Jualan kain dan sepatu, dikirim ke Samarinda. Sekali kirim saya dapat laba 83. 000, saat itu gaji CPNS 78.000.
Disamping itu juga punya usaha membeli batu merah yang masih mentah, kemudian saya bakar trus dijual. Saya bisa untung lipat 2x modal.
"Ďipecat" dari imam masjid, fokus di dunia bisnis, alhamdulillah Allah memberikan rezeki yang melimpah, untuk ukuran saya.
Tapi usaha saya tidak ada yang besar, karena mau usaha yang besar, takut, kalau bangkrut, nanti ujung-ujungnya merepotkan orang tua. Saya tidak suka seperti itu.
Kemudian usaha memelihara kambing, 1 bulan sebelum hari raya qurban, saya beli kambing jantan yang siap qurban, sudah powel, kemudian menjelang hari raya qurban dijual, masing masing saya dapat untung 25.000.
Seperti itu usaha demi usaha saya buat, sampai jadi MC manten, tukang sablon undangan, jadi pemborong dan sekarang usaha sound system.
Sekarang usaha sound sistem dipegang anak saya yang passionnya memang di situ.
Kembali kepada tugas saya sebagai guru, SK CPNS saya di SMP2 Kawedanan, dari guru biasa hingga jadi wakasek tahun 2008.
Tahun 2006 saya melanjutkan kuliah S2 di UNIPA Surabaya dan lulus tahun 2008.
Tahun 2011 juara guru berprestasi tingkat Kabupaten. Kemudian tahun 2013 tes Calon Kepala Sekolah dan lolos. Tahun 2015 saya mengikuti UKG ( Uji Kompetensi Guru) nilai saya 91.24 akhirnya saya terpilih sebagai Narasumber Nasional guru pembelajar.
Gara-gara itu saya diklat di Makasar 2 x masing- masing 8 hari. Saya naik pesawat gratis, tidak mengira anak SPG bisa naik pesawat. Pesawat yang saya pilih adalah Garuda.
Tahun 1986 saya baca koran saat itu Dirut Garuda adalah Moehammad Soeparno. Menurut sang dirut suparno berasal dari bahasa sansekerta, artinya adalah Garuda.
Saya sendiri pernah baca buku judulnya burung Garuda, disitu dijelaskan burung garuda dipanah oleh ular Naga mengenai bulunya yang berkilau, bulu burung garuda yang berkilau seperti emas itu namanya sang suparno.
Ketika saya jadi manten, saya mendapat tetenger asma sepuh Suparno Muhammad.
Saya jadi narasumber 2 tahun yaitu antara tahun 2016 hingga 2018. Saya pernah memberikan diklat di Bandung dan Surabaya. Di Bandung saya naik pesawat lagi. Pesawat Garuda tentu saja.
Kemudian tahun 2018 mengikuti diklat di Bali, naik pesawat lagi, Garuda.
28 Februari 2016 , saya diangkat sebagai Kepala Sekolah di SMP3 Kawedanan. Kemudian bulan Maret diklat di Makasar. Di bulan itu juga sekolahku dapat proyek pembangunan ruang Lab IPA berikut isinya. Jadi mendapatkan keberuntungan yang beruntun.
Selama 3 tahun saya disekolah ini dan akhirnya dimutasi di SMPN 1 Takeran. Sekarang saya sekantor dengan mbak Endah Sulistyorini yang dulu di SPG pernah satu kelas selama dua tahun.
Di SMPN 1 Takeran sudah 2 tahun, suka duka kualami di sekolah berbasis IT dan agama ini. Siapa yang punya ide ini?. Ya saya sendiri. Tahun 2019 setiap sekolah di Magetan ini harus punya brand. Di SMPN 1 Takeran brand nya adalah Sekolah berbasis Agama, IT, kearifan lokal dan berbudaya lingkungan.
Mulai tahun 2019 saya melanjutkan passionku menulis yang sudah beberapa tahun fakum, tidak menghasilkan karya tulis. Buku hasi karya saya antara lain;
1. Perjuangan hidupku 2019
2. Masalah BK di Sekolah 2019
3. Pranatacara dan Pamedarsabda 2019
4. Potensi Desa Pojoksari 2020
5. Catatan harian seorang kepala sekolah 2020
6. Catatan seorang Kepala Sekolah 2020
7. langkah Jitu menjadi penulis hebat 2021
13 Maret 2019 ada wabah corona, saat itu ASN bekerja dari rumah.
Oo iya sobat, ditempatku yang sekarang saya diberi amanah jadi ketua takmir masjid lagi, sejak tahun 2008. Karena Kyai yang lama , istrinya meninggal kemudian membuat rumah lagi yang jauh dari Masjid.
Masjidnya ditinggalkan.
Akhirnya berdasar musyawarah masyarakat saya yang ditunjuk untuk mengurusi masjid, sebagai ketua Takmir. Saya ngimami lagi, tapi saya buat bergantian dengan teman saya Pak Mahmud dan Kang Slamet.
Kembali pada pandemi corona lagi,
Waktu itu banyak saya manfaatkan untuk banyak berdzikir di masjid, terutama setelah sholat subuh, hingga matahari terbit seujung tombak.
Berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang salat Subuh berjemaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian, sholat dua rakaat, ia akan mendapatkan pahala haji dan umroh sempurna (diulang tiga kali)."
Beberapa hari saya lakukan seperti itu akhirnya saya dapat hidayah untuk menimba ilmu toriqoh.
Dalam hati saya ada diskusi,
"Lha iya, saya itu suka berdzikir tapi kok tidak ada guru spiritual yang ngajari ini bagaimana?" Pertanyaan di hatiku.
Kemudian saya ikut torikoh satoriyah di pondok Tegalrejo. Di sini diwejang ngelmu sepuh, ngelmu sangkan paraning dumadi dan amalan dzikir. Dengan ini menambah mèneb hati saya. Dan sholat saya bertambah kusuk, demikian juga ďzikir saya.
Demikian kawanku semua cerita perjuanganku selepas SPG, berjuang mengejar mimpi, karena hidup itu adalah perjuangan yang harus dimenanngkan. Agar mimpinya bisa diraih.
Percayalah siapa yang menolong agama Allah pasti akan ditolong oleh Allah, sebaliknya siapa yang memusuhi orang-orang yang memperjuangkan agama Allah, hidupnya pasti hancur baik di dunia maupun di akherat.
Magetan, 14 Februari 2021
Cerita perjuangan luar biasa. Dinamika hidup yang sungguh menarik. Terima kasih inspirasinya Pak KS
BalasHapusSaya terima kasih Mas Doktor sudah berkenan mampir.
BalasHapusJossssss
BalasHapusterima kasih Bro
HapusPerjalanan yang luar biasa dan penuh hikmah
BalasHapusBerat bu Kanjeng, hehehe
HapusSubhanallah walhamdulillah walaillaha illalloh Allahuakbar laakhaula Wala quwwata illa billaah
BalasHapusTerima kasih nbak Parti
BalasHapusSelalu menginspirasi.
BalasHapusTerus berkarya, pak.
Oh, ya, bukunya mau dong :)
Siap mas Doktor oke
HapusBagus sekali cerita liku hidupnya. Yg penting Happy Ending....
BalasHapusSama-2 di Sursbaya tetap saja dr SMP blum pernah berjumpa.
Terus berkarya semoga selalu sehat d goid luck. Allah memuliakan kita semua.Aamiin.
terima kasih mbak Niken yang baik hati, insyaallah terus berkarya
BalasHapus