Kamis, 04 Februari 2021

Aku dinyatakan Covid-19

Apa yang saya tuliskan  30 Januari  2021 lalu ternyata kisahnya belum berakhir.  Sakitku  kumat lagi,  puncaknya  hari Senin, 1 Pebruari  saya dibawa ke rumah sakit lagi.

Hasil pemeriksaan  kali ini lebih teliti  lagi. Saya harus  swab antigen. Hasilnya  sudah kuduga, aku positif. 

Saat itu yang saya rasakan, badan panas, lemas, dan diare.

Badanku tambah lemas, kalau nanti harus opname  aku harus berpisah dengan istriku, aku harus berjuang melawan penyakit  ini seorang diri di ruang isolasi selama  14 hari. 

Bila Allah  memanjangkan usiaku, aku bisa bertemu  lagi , jika tidak maka saat inilah pertemuan kami yang terakhir.

Aq dibawa  ke ruang UGD, tidak ada suasana ceria  di sini,  semua orang bersedih termasuk Aku, istri dan anakku. Aku di observasi lebih teliti  lagi. Lagi-lagi dicubles  tanganku  diambil  sampel darahku. 

Pedihnya  jarum suntik  tidak kurasakan, harapanku  hanya kesembuhan. Sambil  menunggu  hasil laboratorium kugunakan sisa waktuku  untuk  membaca istigfar. Kupanggil  istriku. Aku ingin menyampaikan pesan penting  pada istriku.
"Mi...,  mendekatlah, ( istriku  mendekat. Setelah mendekat saya tidak bisa mengeluarkan  kata-kata. Justru yang keluar air mata. 
Saat itu seolah Jarum jam berhenti, ada sepasang  cicak yang berkejaranpun mendadak berhenti , mungkin ikut mendengarkan  apa yang hendak kukatakan. 

Dalam batinku resiko terburuk  adalah ini merupakan  saat terakhir  berjumpaan kami. 

Yang kupandangi , tidak kalah deras airmatanya. Lama saya tidak bisa mengeluarkan kata-kata,  semuanya  tertahan di leher. Serasa penuh dengan kalimat yang tertahan taktersampaikan. 

Setelah agak reda kucoba melanjutkan lagi.
"Besuk  kalau sertifikat  tanah masjid sudah selesai,  kamu bayar semua  ya. Nggak usah merepotkan jamaah." Saya sebagai Ketua takmir  masjid Jannatul Firdaus desa Pojoksari. Baru bisa membaliknamakan  tanah wakaf masjid di RT 21 itu.

"Iya Mas, nanti  akan saya musyawarahkan  dengan pak Mahmud, akan saya bayar." Jawab istriku yang setia menemaniku  sejak 26 tahun yang lalu  itu.

Hasil pemeriksaan  telah  selesai,  petugas menanyakan  kepada kami, "Bagaimana apakah  mantap opname bu? Silahkan dipertimbangkan yang baik.  Kalau  di rumah  sakit  nanti diisolasi  bersama  dengan orang-orang yang  sudah positif  Covid-19. Belum bisa mendapatkan  kamar, karena kamarnya  penuh,  harus antri. Kalau dirumah  Bapak bisa istirahat  dengan tenang  tanpa terganggu  pasien lain." Jelas pak Bambang  petugas  RSUD  dr Sudono. 

"Kesembuhan pasien itu  juga tergantung  suasana lingkungan, kalau lingkungann  baik, mendukung,  nyaman  akan membuat  pasien segera  sembuh." Lanjut  pak Bambang. 

Sebenarnya  kami  manut  pada petugas  saja, tapi petugas malah  meminta  kami bermusyawarah lagi. 

Kalau misalnya  sudah ada kamar,  aku mau diopname  saja. Tapai kalau berada di ruang isolasi  bersama pasien yang banyak, wah bisa tambah parah sakitku. 

Akhirnya bismillah, "Isolasi  mandiri  saja pak Bambang".

Kami dibuatkan  resep obat , kemudian pulang  setelah  obat kami  tebus.

Ya Allah,  berilah  kesembuhan pada hambamu  ini,  masih banyak  tugas  yang harus saya selesaikan, agar saya bisa mendidik dan membesarkan anak-anak memperbaiki  ibadah  bersama istri saya.

Magetan, 5 Pebruari  2021






40 komentar:

  1. Bapak yg sabar y, sy doakan cepet sembuh, Allah SWT bersama bapak

    BalasHapus
  2. Semangat sehat ya pak parno.. Sabar dan ikhlas nggih.. Insya Alloh disegerakan sembuh kembali.. Aamiin

    BalasHapus
  3. Ya Allah berilah kesembuhan pada sahabatku Bp Suparno. Semoga semua niat ibadahnya Allah kabulkan. Dari sahabat panjenengan Suratno SMAN 1 Kawedanan kab. Magetan.

    BalasHapus
  4. Semangat pak Parno...mugi enggal dhangan..tetap bersyukur, istighfar dn dzikir yg banyak...

    BalasHapus
  5. Semoga cepat sembuh dan sehat kembali ya Mas Parno.. Tetap semangat dan selalu berdoa

    BalasHapus
  6. Semoga cepat sehat wal afiyah pak suparno,, aaamiiin

    BalasHapus
  7. Semangat pakde Parno, motovasi dan dukungan dari keluarga adalah obat terbaik setelah pertolongan Allah SWT. Sy juga pernah mengalami dimana adik dan ibuku terkonfirmasi.

    BalasHapus
  8. Semoga cepat sehat dan bugar lagi, menginspirasi kami lagi.

    BalasHapus
  9. Semoga lekas sehat kembali dan tetap semangat.

    BalasHapus
  10. Semoga cepat sembuh..semanggat..janggan nelangsa..biar imun terjaga..sehat..sehat..sehat.Aamiin

    BalasHapus
  11. Semoga cepat sembuh pak Parno semangat, semoga Allah melindungi.

    BalasHapus
  12. Semangat om,semoga Allah segera ambil penyakitnya,cepet kembali sehat seperti sedia kala.

    BalasHapus
  13. Semoga cepat pulih dan tetap semangat.

    BalasHapus
  14. Ya Allah..angkatnya penyakitnya sahabat kami ini dan lindungi pula keluarga dan org2 di sekitarnya aamiin

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah, semua karena Alloh sayang sama kita. Sehat... Sehat... Dan sehat bapak

    BalasHapus
  16. Tetap semangat sahabat.,.semua ujiannsr Allah manusia tdk pernah tshu apa yg akan terjadi di depan nya. Segera sembuh kembali bisa beraktivitas sepeeti sedia kala. Allah memberikana ujian kpd hambaNya agar kita lebih dekat dgm Allah. Serta ujian yg dilimpahkan kpd kita tdk akan melampaui dr kemampuan kita. Semoga tetap semangat...ya. good luck.,

    BalasHapus
  17. Sebuah "cambuk" dalam wujud Rohmat Allah SWT. Dia ingin kita lebih erat mendekat kepada-Nya. Dan membuktikan, tiada lain tempat kita bergantung.
    Iyyaka na'budu wa Iyyaka nasta'in.

    Kuatkan diri, ikhlas dan sabar.
    Insyaa Allah , sakit ini menjadi pengugur dosa.

    BalasHapus
  18. Sebuah "cambuk" dalam wujud Rohmat Allah SWT. Dia ingin kita lebih erat mendekat kepada-Nya. Dan membuktikan, tiada lain tempat kita bergantung.
    Iyyaka na'budu wa Iyyaka nasta'in.

    Kuatkan diri, ikhlas dan sabar.
    Insyaa Allah , sakit ini menjadi pengugur dosa.

    BalasHapus