Hasil pemeriksaan kali ini lebih teliti lagi. Saya harus swab antigen. Hasilnya sudah kuduga, aku positif.
Saat itu yang saya rasakan, badan panas, lemas, dan diare.
Badanku tambah lemas, kalau nanti harus opname aku harus berpisah dengan istriku, aku harus berjuang melawan penyakit ini seorang diri di ruang isolasi selama 14 hari.
Bila Allah memanjangkan usiaku, aku bisa bertemu lagi , jika tidak maka saat inilah pertemuan kami yang terakhir.
Aq dibawa ke ruang UGD, tidak ada suasana ceria di sini, semua orang bersedih termasuk Aku, istri dan anakku. Aku di observasi lebih teliti lagi. Lagi-lagi dicubles tanganku diambil sampel darahku.
Pedihnya jarum suntik tidak kurasakan, harapanku hanya kesembuhan. Sambil menunggu hasil laboratorium kugunakan sisa waktuku untuk membaca istigfar. Kupanggil istriku. Aku ingin menyampaikan pesan penting pada istriku.
"Mi..., mendekatlah, ( istriku mendekat. Setelah mendekat saya tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Justru yang keluar air mata.
Saat itu seolah Jarum jam berhenti, ada sepasang cicak yang berkejaranpun mendadak berhenti , mungkin ikut mendengarkan apa yang hendak kukatakan.
Dalam batinku resiko terburuk adalah ini merupakan saat terakhir berjumpaan kami.
Yang kupandangi , tidak kalah deras airmatanya. Lama saya tidak bisa mengeluarkan kata-kata, semuanya tertahan di leher. Serasa penuh dengan kalimat yang tertahan taktersampaikan.
Setelah agak reda kucoba melanjutkan lagi.
"Besuk kalau sertifikat tanah masjid sudah selesai, kamu bayar semua ya. Nggak usah merepotkan jamaah." Saya sebagai Ketua takmir masjid Jannatul Firdaus desa Pojoksari. Baru bisa membaliknamakan tanah wakaf masjid di RT 21 itu.
"Iya Mas, nanti akan saya musyawarahkan dengan pak Mahmud, akan saya bayar." Jawab istriku yang setia menemaniku sejak 26 tahun yang lalu itu.
Hasil pemeriksaan telah selesai, petugas menanyakan kepada kami, "Bagaimana apakah mantap opname bu? Silahkan dipertimbangkan yang baik. Kalau di rumah sakit nanti diisolasi bersama dengan orang-orang yang sudah positif Covid-19. Belum bisa mendapatkan kamar, karena kamarnya penuh, harus antri. Kalau dirumah Bapak bisa istirahat dengan tenang tanpa terganggu pasien lain." Jelas pak Bambang petugas RSUD dr Sudono.
"Kesembuhan pasien itu juga tergantung suasana lingkungan, kalau lingkungann baik, mendukung, nyaman akan membuat pasien segera sembuh." Lanjut pak Bambang.
Sebenarnya kami manut pada petugas saja, tapi petugas malah meminta kami bermusyawarah lagi.
Kalau misalnya sudah ada kamar, aku mau diopname saja. Tapai kalau berada di ruang isolasi bersama pasien yang banyak, wah bisa tambah parah sakitku.
Akhirnya bismillah, "Isolasi mandiri saja pak Bambang".
Kami dibuatkan resep obat , kemudian pulang setelah obat kami tebus.
Ya Allah, berilah kesembuhan pada hambamu ini, masih banyak tugas yang harus saya selesaikan, agar saya bisa mendidik dan membesarkan anak-anak memperbaiki ibadah bersama istri saya.
Magetan, 5 Pebruari 2021
Bapak yg sabar y, sy doakan cepet sembuh, Allah SWT bersama bapak
BalasHapusterima kasih ya
HapusSemangat sehat ya pak parno.. Sabar dan ikhlas nggih.. Insya Alloh disegerakan sembuh kembali.. Aamiin
BalasHapusaamiin
Hapusmugi enggal dhangan pak...
BalasHapusterima kasih pak andi
HapusYa Allah berilah kesembuhan pada sahabatku Bp Suparno. Semoga semua niat ibadahnya Allah kabulkan. Dari sahabat panjenengan Suratno SMAN 1 Kawedanan kab. Magetan.
BalasHapusIya mas Ratno, terima kasih doanya
HapusSemangat pak Parno...mugi enggal dhangan..tetap bersyukur, istighfar dn dzikir yg banyak...
BalasHapusterima kasih
HapusSemoga cepat sembuh dan sehat kembali ya Mas Parno.. Tetap semangat dan selalu berdoa
BalasHapusterima kasih mas
HapusSemoga cepat sehat wal afiyah pak suparno,, aaamiiin
BalasHapusterima kasih mas Ahsan
HapusSemangat pakde Parno, motovasi dan dukungan dari keluarga adalah obat terbaik setelah pertolongan Allah SWT. Sy juga pernah mengalami dimana adik dan ibuku terkonfirmasi.
BalasHapusterima kasih Om
HapusSemoga cepat sehat dan bugar lagi, menginspirasi kami lagi.
BalasHapusterima kasih mas Doktor
HapusSemoga lekas sehat kembali dan tetap semangat.
BalasHapusterima kasih
HapusSemoga cepat sembuh..semanggat..janggan nelangsa..biar imun terjaga..sehat..sehat..sehat.Aamiin
BalasHapusiya mbak
HapusSemoga cepat sembuh pak Parno semangat, semoga Allah melindungi.
BalasHapusterima kasih
HapusSemangat om,semoga Allah segera ambil penyakitnya,cepet kembali sehat seperti sedia kala.
BalasHapusAamiin ya robbal alamin
HapusSemoga cepat pulih dan tetap semangat.
BalasHapusterima kasih bu Ais
HapusSemoga Lekas sembuh Pak. Semangat
BalasHapusterima kasih bu Budi
HapusYa Allah..angkatnya penyakitnya sahabat kami ini dan lindungi pula keluarga dan org2 di sekitarnya aamiin
BalasHapusaamiin terima kasih mbak
HapusSemoga cepat sehat ya Pak no
BalasHapusterima kasih
HapusAlhamdulillah, semua karena Alloh sayang sama kita. Sehat... Sehat... Dan sehat bapak
BalasHapusIyooo cah Ayu , sregep ibadah ya nduk
HapusTetap semangat sahabat.,.semua ujiannsr Allah manusia tdk pernah tshu apa yg akan terjadi di depan nya. Segera sembuh kembali bisa beraktivitas sepeeti sedia kala. Allah memberikana ujian kpd hambaNya agar kita lebih dekat dgm Allah. Serta ujian yg dilimpahkan kpd kita tdk akan melampaui dr kemampuan kita. Semoga tetap semangat...ya. good luck.,
BalasHapusTerima kasih mbak Niken
BalasHapusSebuah "cambuk" dalam wujud Rohmat Allah SWT. Dia ingin kita lebih erat mendekat kepada-Nya. Dan membuktikan, tiada lain tempat kita bergantung.
BalasHapusIyyaka na'budu wa Iyyaka nasta'in.
Kuatkan diri, ikhlas dan sabar.
Insyaa Allah , sakit ini menjadi pengugur dosa.
Sebuah "cambuk" dalam wujud Rohmat Allah SWT. Dia ingin kita lebih erat mendekat kepada-Nya. Dan membuktikan, tiada lain tempat kita bergantung.
BalasHapusIyyaka na'budu wa Iyyaka nasta'in.
Kuatkan diri, ikhlas dan sabar.
Insyaa Allah , sakit ini menjadi pengugur dosa.