Rabu, 10 Februari 2021

Perjuangan hari ke 10

Pagi ini cerah sekali,  tidak biasanya  sehari penuh diliputi  dengan mendung dan hujan. Tapi tidak untuk  hari ini, sejak pagi  matahari  sudah  bersinar terang dari arah timur. 

Hari ini isolasi mandiri ku  hari ke 10. Bahagia  sekali bisa melewati 10 hari. Kesehatanku sudah benar-benar  pulih. Sarapan pagi sudah habis satu piring,  masing ditambah buah, susu  dan jamu,  rasanya  perutku  penuh sesak.

Tapi demi pemulihan kesehatan  tidak jadi apa. Kemarin SWAB tapi hasilnya  belum  keluar.  Ketika di SWAB dimasukkan cutten bath  ke hidung baik kiri maupun kanan. Dalam sekali,  tapi karena perawatnya  cukup hati  hati  sehingga  tidak terasa  sakit seperti yang diberitakan  di medsos.

Kemudian dimasukkan  cutten bath  besar  ke arah tenggorokan,  dalam sekali  tapi juga tidak  sakit. Jadi kalau anda di SWAB tidak usah takut,  karena tidak sakit.  

Bersamaan dengan saya ada 4 orang, termasuk saya. Yang diswab, rata-rata  masih muda,  saya termasuk yang tertua diantara  mereka. 
Kira-kira 5 menit selesai  dan pulang.  Itu dilakukan kemarin,  tgl 10 Februari  2021. 
Merasa kesehatanku  sudah baik  rencana mau mampir  beli sate. Tapi oleh nyonya tidak boleh,  "langsung pulang saja," katanya.

Saya manut saja dan akhirnya  sampai rumah setelah menjelang selesai sholat dhuhur. 

Hari ini saya senam ringan yang dipandu  oleh Bu Parno. Beliau  penyemangat ku berperan sebagai apa saja, dokter, perawat, motivator,  pemandu senam. Itulah Bu Siti Nurhasanah,  wanita  kelahiran 7 Mei 1971 yang asli dari desa Klagen  itu. 

Apa yang dilakukan bu Siti tidak sia- sia dalam waktu  relatif singkat  saya sudah sembuh,  disamping itu  yang juga mendapatkan  apresiasi  adalah kepiawaian  dia  mengatur keluarga  sehingga  tidak ada  yang tertular.

Kami isolasi mandiri  dalam satu rumah,  hanya berada di kamar  masing-masing.  Bu Siti saja yang tidak  kebagian kamar,  karena rumah kami hanya memiliki  3 kamar. akhirnya  dia tidur  di ruang mushola.  

Dia selalu memakai masker  demikian juga  kami anggota  keluarga  yang lain. Intinya  protokoler kesehatan  diterapkan secara  ketat  dirumah kami.

Menurut  dokter  setelah isolasi mandiri 10 hari,  virus yang ada di tubuhku  tidak berbahaya  menularkan.  Karena sudah lemah. 

Apakah saya bisa tertular  virus  lagi? Menurut  dokter  bisa, tapi kemungkinannya kecil.  Karena tubuh saya sudah mengenali virus ini dan sudah tahu cara penyembuhan ya.  Kalau seandainya  tertular  levèlnya  tidak sampai parah seperti  sebelumnya.

Tapi saya sudah kapok,  harus lebih  hati hati jangan sampai  tertular lagi.

Biarlah saya saja yang mengalami,  jangan ada yang merasakan lagi  untuk  keluarga, sahabat, saudara  dan sahabat  saya yang lain. Cukuplah  saya yang mengalami,  kalian tidak usah  saja, karena rasanya  tidak enak,  belum lagi nggak bisa kerja melaksanakan  tugas.

Saya dapat catatan motivasi dari sahabat baik  saya, Pak Haji Lantur  seperti ini, luar biasa  mengenai  hikmah sakit, 


NASEHAT UNTUKMU YANG SEDANG SAKIT.*
APA ITU SAKIT..... ?
  ▪️SAKIT itu Zikrullah".
Mereka yang menderitanya akan lebih sering menyebut Asma Allah dibandingkan ketika dalam sehatnya.

▪️SAKIT itu  "Istighfar".*
Dosa - dosa akan mudah teringat ketika datang sakit.
Sehingga lisan terbimbing untuk memohon ampunan.

 ▪️SAKIT  itu "Tauhid".
Karena sa'at sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibah yang akan terus diucapkan...

 ▪️SAKIT itu "Muhasabah".*
Kita lagi sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali.

 ▪️SAKIT  itu "Jihad".
Kita ketika sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhan.

Bahkan SAKIT  itu "Ilmu".
Karena ketika sakit, kita akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya bisa merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit lagi...

  ▪️SAKIT itu "Nasihat".

Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat menghibur yang sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.

▪️SAKIT itu "Silaturahim".
Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang menengok, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

▪️SAKIT  itu "Mustajab Do'a".
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu ia minta dido'akan oleh yang sakit.

▪️SAKIT  itu salah satu keadaan yang "Menyulitkan Syaitan". Diajak maksiat tak mampu - tak mau. Dosa... lalu malah disesali... kemudian diampuni.

▪️SAKIT  itu membuat "Sedikit tertawa dan banyak menangis". Satu sikap ke-Insyaf-an yang disukai Nabi dan para makhluk langit.

▪️SAKIT  itu meningkatkan kualitas "Ibadah".
Rukuk, Sujud lebih khusyuk, Bertasbih - Istighfar lebih sering, Bermunajat, Do'a jadi lebih lama.

▪️SAKIT  itu memperbaiki "Akhlak".
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan Tawadhu'. Dan pada akhirnya... "SAKIT" itu membawa kita untuk selalu ingat akan "KEMATIAN"...

Semoga BOPO  cepat sembuh sehat wal afiat bebas COVID 19 dan beraktivitas seperti biasanya dan selalu mendapat RIDHO ALLAH SWT .

Aamiin...Yaa Robbal'Aalamin_🤲
Terima kasih  Abah Haji Lantur  doa yang sama  untuk  penjenengan  sekeluarga. 

Demikian  semoga bermanfaat,  dan kalian sehat semuanya. 


Magetan,  11 Februari  2021




















6 komentar:

  1. Ya Allah, Bapak terpapar juga? Semiga lekas sembuh ya pak.. jangan dilewatkan jasekunya...

    BalasHapus
  2. Terima kasih, tulisan ini sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  3. Subhanallah...ilmu baru utk ku matur suwun..mugi2 saget dahar pecel bareng b siti

    BalasHapus
  4. terima kasih mbak Parti, tak tunggu ya, kalau pulang Magetan silahkan mampir

    BalasHapus