Badan terasa lemas, panas gak reda reda walaupun sudah ke dokter. Istriku ingin agar saya ditangani oleh dokter rumah sakit saja. Agar bisa dipantau perkembangannya.
Saya dibopong oleh Diar dan Hengki, untuk dibawa masuk mobil. Saat itu kesadaranku tinggal 50 persen. "Ya Allah beginilah rasanya orang yang akan meninggal dunia?" Pikirku dalam hati.
Saya diantarkan ke RS Griya Husada. Sesampainya di sana penuh pasien, kemudian dibawa ke RSI , kondisi juga penuh, kemudiaan di bawa ke RSUD Doktor Sudono.
Saya diambil sampel darah, antara setengah kesadaranku membuat pengambilan darah tidak sakit sama sekali. Kemudian juga difoto ronxen.
Alhamdulillah dari hasil tes tidak ada indikasi yang mengarah pada covid 19. Maka saya diijinkan pulang.
Istri saya belum menerima keputusan ini, sampai terjadi perdebatan dengan perawat
Istri saya ingin agar saya tetap dirawat di rumah sakit. Sementara pihak rumah sakit mengatakan tidak ada alasan bagi saya di rawat di rumah sakit. Karena dari hasil pemeriksaan dinyatakan sehat.
Dengan berbagai penjelasan yang disampaikan akhirnya istri saya bisa memahami.
Disetiap kesadaranku saya gunakan beristigfar dan berzikir saja sampai kesadaran itu tiada.
Dari sini betapa besar nilai nya waktu itu bagi orang sehat. Bisa digunakan untuk istigfar dan berzikir dengan penuh kesadaran.
Di sepanjang perjalanan pulang, ngantuknya luar biasa, saya tertidur , tahu tahu sudah berada di teras rumahku.
Saya dipapah anakku Diar, menuju ruang tidur. Kemudian saya dikasih obat yang dari rumah sakit. Kemudian saya teruskan beristirahat.
Alhamdulillah obatnya cocok, perkembangan membaiknya. Sampai cerita ini saya tulis saya sedang duduk-duduk sambil melihat TV. Sudah makan bubur ayam habis setengah mangkok, kemudian minum obat dan minum susu beruang.
Menghirup udara segar di rumah itu lebih baik dari pada menghirup udara di rumah sakit yang bisa jadi terkontaminasi berbagai virus.
Alhamdulillah ya Allah Engkau masih menambah usiaku untuk memberikan manfaat bagi orang-orang di dekatku, untuk menambah amalku, untuk beristigfar mengurangi dosakau.
Ini juga merupakan bukti kebenaran dari ayat berikut ini,
inna ma'al usri yusra (إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا) “Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan“.
Kemarin saya mengalami kesulitan dengan kesehatan saya, berbagai upaya mencari penyembuhan telah dilakukan, alhamdulillah sekarang sudah sehat lagi. Sudah ada kemudahan.
Hari ini saya juga mendengar kabar dari mbak Rini, Alhamdulillah Bunda Titik, hari ini sudah dinyatakan sembuh, sudah boleh pulang bersama keluarga tercinta. Satelah dirawat di rumah sakit Dr. Sayidiman.
Semoga kita semua diberikan sehat wal afiat agar bisa bekerja, mencari nafkah untuk keluarga, bisa beribadah dan berdoa untuk sesama.
"Assalamualaikum, pak pos " ada tamu , kayaknya dari pak Pos, saya bergegas menuju sumber suara salam itu,
Alhamdulillah mendapatkan kiriman paketan buku dari penerbit karena buku hasil karya saya sudah dicetak dan diterbitkan.
Terima kasih pak Pos
Magetan, 30 Januari 2020
Ya Allah. Semoga segera sehat Bapak.
BalasHapusInggih mas Doktor Naim alhamdulillah sudah kembali busa menulis, semoga penjenengan sekeluarga senantiasa diberikan sehat wal afiat
BalasHapusaamiinnn
HapusAamiin ya robbal alamin
HapusAlhamdulillaah
BalasHapusTerima kasih bu Iis Safuroh
BalasHapusAlhamdulillah... Allah masih memberi kesempatan kita utk menambah istighfar,nggih.
BalasHapusAlhamdulillah... Allah masih memberi kesempatan kita utk menambah istighfar,nggih.
BalasHapusterima kasih mbak Parti
BalasHapus