Rabu, 09 Desember 2020

Rakor SPPI, pengabdian peluang ladang surga

Sarangan  agak berkabut, karena diguyur  hujan semalam. Cuaca dingin  tentu saja  menemani  perjalanan  kami ke hotel Merah2. Tetapi  tidak menghalangi tekat  kami menghadiri  acara Rapat  Koordinasi  SPPI, pada  10 Desember  2020, hari ini, yang diikuti  oleh KS SPPI yang berjumlah  ada 60.

Sambutan  Kadin diwakili oleh  Kabid Dikdas, Bapak Drs. Suroso, M.M.
Dalam sambutannya Pak Kabid menyampaikan  bahwa sekolah  inklusif  sebenarnya  ladang  surga  yang luar biasa,  anak yang kekurangan  bisa berhasil  itu luar  biasa. 

Guru  ABK sudah mempunyai  MGABK  , tapi  belum  punya  KS Pembina. 
Selain di Merah2, ada  kegiatan Dikdas  di Hotel  Bukit  Bintang, ada kegiatan  pendidikan  Pancasila  untuk  anak  SD. Akan dibukukan  menjadi  tolak  ukur  pendidikan Pancasila  di Indonesia. 

Kegiatan  belum  saling komunikasi  koordinator  dll. Karena  belum  punya  Pembina. 

Pak Kabid  selalu  ada canda dan humor dalam setiap Sambutan,  Kegiatan  ini  dilaksanakan  di Sarangan,  kalau  gak  gitu  bapak ibu  tudak naik sepeda motor  jarak jauh. 
KS diharapkan memberikan pemahaman  kepada  semua  guru  agar  satu kata  dalam menangani  ABK.

Materi  diisi oleh bu Hayuningsih, S.Pd dari  SMP 4 Magetan.  

Beliau menyampaian hasil studi tiru di Yayasan Galuh Handayani, di sekolah  ini SPP Rp.  100.000 . Ada uang gedung dan juga  mendapatkan  bantuan  BOS. Setelah  lulus SMA ada penyiapan  kerja. 
Di sekolah ini menangani anak tuna graita, rungu, tuna wicara, lengkap  sekali.
Lulusan  dari  sekolah ini  sudah ada fihak yang menampung. 
Gurunya ada   30 orang. GPK-nya lulusan PLB.  Psikolog ada 1 orang,  ada psikiater  1 orang,   ada ahli gigi, perawat  medis  terapis dll.
Ada pisioterapi,  ada terapi  edukatif.



Amati 
1. Gejala  fisik
Gangguan penglihatan,  pendengaran, kurang gizi.
2. Gejala perilaku  dan emosi
Emosi  tidak stabil,  sosialisasi  dengan temannya. 
3. Gejala  hasil  belajar. 
Prestasi belajar  rendah.
Pelaksanaan  identifikasi 
1. Guru kelas,  GPK yang utama  ada 2 GBK tambahan  ada 4. 
2. Data orang tua.
3. Anak  diminta  melakukan  tugas, menggambar,  

Kurikulum  ad 4 jenis,  duplikasi,  modifikasi  menyesuaikan  dengan bkemampuan  siswa  Abk.
Kurikulum  substitusi
Kurikulum  omisi,  mengganti  secara  keseluruhan,  berarti  GBK nya membuat  Kurikulum  baru sesuai dengan kemampuan  anak.

Assesmen 
Proses  sistematis  untuk  mengumpulkan  data abk yang akurat  untuk  membuat nprogram  interfensi ABK .

Teknik identifikasi dan   asesmen,  wawancara , riwayat  kehamilan,  

Fasilitas  ada ruang kedap  suara,  ruang  okupasi.
Untuk  mencapai  keberhasilan  terapi  harus ada koordinasi  dengan guru  siswa  dàn orang tua. 

Cooking, menjahit, komputer desain gràfis,  wirausaha, perhotelan  dll. 

Program  SPPI  2021 dikelola  Dikpora tapi  untuk  kepentingan  kita , sekolah. 
Se Magetan  ada 60 SPPI. Sedangkan  untuk  SMP  ada 10 sekolah. 
Program  GBK secara  umum ada 4 hal, antara  lain;

1. Membangun  komitmen bersama melaui penigkatan networkking.
2. Peningkatan  kapasitas  SDM.
3. Sarana penunjang  pembelajaran pendidikan inklusif.
4. Pemberian  insentif  pada GPK. 

Program secara  rinci  disampaikan oleh ketua  GBK yang hari  ini tidak bisa hadir dan diwakili oleh Bu Hayuningsih   S.Pd. 
Antara  lain menampilkan  kegiatan  ABK, Diklat peningkatan  kompetensi GBK, membatik masal  yang diikuti  seluruh  ABK, studi  Tiru,  dan pemberian  kesejahteraan  kepada GBK, pengembangan  bakat  minat  ABK, pengadaan  alat  dan bahan. 

Rakor  selesai  pukul 11.00 setelah  ditutup  oleh  Bapak Kabid.  Alhamdulillah  acara berjalan lancar,  menghasilkan  kesepakatan  dan keputusan yang bermanfaat  untuk  ABK khususnya,  dan Pendidikan  di Indonesia pada umumnya. 


Sarangan,  10 Desember  2020

3 komentar: