Menurut Aris tugas guru ada 4;
1. Mengajar. Semua guru mampu mengajar, walaupun ada yang mengajar dengan menarik ada yang mengajar dengan menjemukan.
2. Mendidik. Tidak semua guru mempersiapkan diri.
3. Menginsprirasi. Yang ini masih banyak yang belum paham, ternyata tugas guru menginspirasi juga ya.
4. Menggerakkan.
Keempat empatnya ini bisa dilakukan dengan menulis. Dengan menulis kita bisa mengajar, dengan menulis kita bisa mendidik, dengan menulis kita bisa menginspirasi dan dengan menulis kita bisa menggerakkan.
Pada suatu ketika Dia naik bus terbaik, dia duduk dengan seseorang yang sedang asik membaca buku. Sesekali memandang ke atas kemudian melanjutkan membaca lagi.
Kemudian mengatakan pada pak Aris.
"Pak buku ini keren banget."
"Apa pak isi buku ini?"
"Dalam buku ini dikatakan seorang pemenang tidak pernah menyerah, dan orang yang menyerah tidak pernah menang. Kebetulan saya baru jatuh, setelah membaca buku ini saya bangkit lagi."
Padahal buku yang sedang dibaca itu adalah bukunya pak Aris. Pak Aris tidak pernah memberitahukan bahwa itu adalah bukunya. Karena penulis hebat tidak untuk dikenal, tapi untuk memberikan manfaat dan inspirasi pada orang lain.
Kalau saya mungkin akan mengatakan ,"Buku itu penulisnya saya pak."
Dan tadi saya menduga pak Aris akan memberitahukan begitu , ternyata tidak. Dia kelasnya betul betul sudah diatas sana.
Dia bercerita, ada orang namanya pak Budi, punya anak namanya Adi. Pak Budi punya ikan kesayangan, ikan arwana.
Pak Budi memfoto ikan itu, dan meminta anaknya untuk menunjukkan pada mbok Tuminem, menanyakan berapa harga ikan itu.
"Ini ikan gabus, satu kilo 50.000. Dan ini hanya seperempat kilo jadi harganya 15.000." Terang mbok Tuminem.
Kemudian Adi pulang dan menceritakan pada ayahnya.
Kemudian pak Budi menyuruh Adi untuk menanyakan pada pak Alex , seorang penjual ikan hias.
"Ini ikan Arwana, harganya 250.000."kata pak Alex
Adi menceritakan pada ayahnya, kemudian pak Budi menyuruh anaknya untuk menanyakan pada seseorang di Pameran ikan hias di Hotel, orangnya tampak bersih, penampilannya keren.
"Ini ikan Arwana langka ini, ini yang saya cari.,bilang pada ayahmu saya beli 50.000.000," kata pria perlente itu.
Kemudian Adi lari menemui ayahnya dan menceritakan perihal hitu.
"Tidak, tidak boleh, tidak saya lepas."
Setelah negosiasi akhirnya deal ikannya dibeli 75.000.000.
Jadi sama ikannya, sama rasanya, tapi dinilai berbeda oleh orang yang berbeda.
Demikian juga seorang penulis, buku hasil karyanya juga dinilai beda oleh pembacanya tergantung penghargaan pembaca pada isi buku itu. Atau bagaimana pembaca menilai buku itu.
Kemarin di Hotel Sarangan saya diundang Rapat Koordinasi SPPI, saya duduk dibelakang seorang ibu, saya tanya, ternyata dia seorang guru TK di Kawedanan, dan mengatakan pernah saya bimbing dalam menulis online.
Jadi karena menulis, orang bisa kenal kita tapi kita tidak tahu dia siapa. Untuk itu mulailah menulis.
Aris menjelaskan, dengan menulis usiamu lebih panjang dari umurmu
Dengan menulis anda tetap hidup, ada, walaupun sudah tiada, dengan menuiis menjadi konektor sejarah masa lalu dàn masa depan.
Dengan menulis kita tetap hidup, tetap ada, walaupun suatu hari nanti sudah tiada.
Banyak tulisan tulisan sudah berartus ratus tahun usianya, tetapi tetap dibaca orang, , Hitler pernah menulis My Camp, sekarang bukunya masih ada. Dan orang-orang besar meninggalkan jejak, meninggalkan sejarah, memiliki histori dan dia juga menulis histori untuk meninggalkan sejarah yang dia rasakan.
Sebuah cerita yang ditulis tidak bisa diwakili oleh film. Cerita yang ditulis kemudian dibaca, mampu menghubungkan otak kanan dan otak kiri di tengah. Karena membaca itu menciptakan imajinasi yang kadang kadang lebih dahsyat daripada visualisasi.
Sebuah tulisan yang indah akan mempesona, akan menggugah, melahirkan senyum, tawa, tangis , emosi, sedih, gembira, bahkan menggerakkan pembacanya.
Tulisan yang ditulis dengan rasa akan bertemu rasa berikutnya, tulisan yang ditulis dengan hati akan sampai pada hati pembacanya.
Mengapa harus menulis, karena untuk menggoreskan kenangan dengan kata-kata.
Mengapa kita harus menulis, karena kalau tidak ditulis ide atau gagasan yang ada di pikiran aka menguap hilang. Tali akan mengikat kuda agar tidak lepas liar. Jadi tulisan itu berfungsi sebagai tali yang mengikat agar tidak lupa, agar tidak hilang.
Jadi menulis adalah untuk mengikat ide , mengikat gagasan, mengikat kebahagiaan, kehebatan, kenangan, emosi, inspirasi.
Sebuah tulisan yang ditulis oleh orang hebat akan bernilai besar.
Nilai itu dihasilkan dari sejarah sejarah, dan sejarah dihasilkan dari peristiwa peristiwa yang tidak nyaman. Jadi orang yang mempunyai sejarah itu tidak nyaman di awal tapi nyaman di akhir.
Menulis itu mencurahkan rasa. Kadang sambil menulis itu meneteskan airmata , menangis. Segeralah tuliskan saja apa yang menjadi ide atau gagasan anda.
Aria berpesan, kalau jadi penulis jangan merangkap jadi editor, nggak kelar kelar nanti buku anda, karena direvisi lagi, disempurnakan lagi akhir tudak selesai.
Ada yang mengatakan, "saya bercita cita jadi penulis." Jangan. Jangan bercita cita jadi penulis, pasti tidak tercapai, langsung saja jadilah penulis, segera menulis, tulisan anda di share di FB, di instragram, di blog. Atau langsung jadikan buku diterbitkan sendiri, hadiahkan pada sahabat sahabatmu, karena salah satu hadiah terbaik adalah buku.
Menulislah dari awal walaupun banyak rintangan hambatan, cemoohan, sindiran, jangan dijadikan masalah. Seribu kali anda jatuh atau dijatuhkan itu tidak menjadi masalah setelah anda bangkit dari itu.
Layang layang terbang karena menghantam angin bukan searah angin. Jadi kalau anda dihantam masalah, jalani saja maka akan menerbangkan posisi anda dari sebelumnya.
Pohon besar dipupuk dengan tai yang bau, bukan dengan minyak wangi.
Tulisan itu yang menjadikan ànda tetap hidup , meninggalkan sejarah keberadaan anda di masa lalu.
Dan sekali lagi, "Pemenang tidak pernah menyerah, dan orang yang menyerah tidak pernah menang."
Magetan, 13 Desember 2020.
Siap
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmantap .. teruslah berkarya
BalasHapusTerima kasih pak suhaimi yang baik hati
BalasHapusLuar bisa pk kyai. Teruslah menulis dan dan memotivasi kami.
BalasHapusTerima kasih Omjay, sudah berkenan berkunjung, insyaallah Omjay
HapusMenginspirasi banget ...luar biasa tetap semangat untuk kebaikan ...
BalasHapusterima kasih Jeng
HapusBetul sekali dgn menulis mewakilibsebuah ungkapan hati / rasa dan perasaan. Bagus sekali good luck
BalasHapusterima kasih Jeng Niken, lama gak kimen hehe
BalasHapus