Demikian juga Kang Man, pagi pagi naik sepeda buntut pergi ke warung Yu Nah.
"Kopi yu, kirlik" sapa Kang Man pada Yu Nah, walaupun hanya seorang penjaga warung, tapi dandan ny74ka wah top.
Sertiap hari sebelum pergi ke sawah selalu mampir di sini, bertemu dengan teman-teman seusianya sambil nyruput kopi di pagi hari.
Saya mengamati saja apa yang dibicarakan mereka, topiknya tidak tinggi tiggi, bukan masalah politik, bukan masalah pemerintahan, bukan masalah persinggungan agama, dan lain lain, tapi masalah sehari hari yang dialami mereka, sesekali terdengar tertawa tanda mereka bahagia.
"Memelihara sapi, rugi tahun ini, harganya turun. Lha bagaimana tidak ada orang mantu, karena korona." Seloroh Kang Man pada teman-temannya di warung gede milik Yu Nah.
"Tapi kalau beli daging harganya kok ya tetap ya, tidak turun, ya." Jawab kang Min.
"Wah gak paham saya seperti itu, itu rahasia bakul daging, kita ini manut saja pada bakul." Timpal Kang Man sambil menyalakan api rokok yang tidak nyala nyala.
"Si otong sakit , sudah satu minggu dirawat di rumah sakit." Kang Paijo memunculkan topik lain.
"Lha bagaimana mau menjenguk ya tidak boleh, biasanya ramai ramai naik pikepe mas Diar ke rumah sakit." Jawab Kang Man.
"Yo wes mendoakan saja dari rumah agar segera sembuh. Kita semua ini yang penting jaga kesehatan , setiap hari bisa ke warung, gitu saja sudah senang sekali." Jawab Kang Min.
"Yo jangan lupa ibadahnya kang, ayo mesjide di ramekne biar barokah." Kang Man menimpali pembicaraan yang ganteng ini.
"Kata pak ustad kalau kita pergi ke mesjid setiap langkah itu meningkatkan derajat, langkah yang satunya menghapus dosa." Lanjut Kang Man.
"Pora ya beruntung kalau kita ke Masjid."
"Tadi pagi saya tidak ke Masjid, lha bagaimana mencari kunci kok tidak ketemu, ntah tlisut dimana, lupa." Kang Min menanggapi.
"Memang sudah tua itu pelupa
Lha ketemu nya dimana ?" Tanya Kang Man.
"Di saku baju, ketemu setalah agak siang."
"Berarti tadi kamu tidak mendapatkan keberkahan sholat subuh."
"Siapa yang jamaah sholat subuh itu dijamin Allah hari itu?"
"Dijamain apanya?"
"Ya rejekinya, ya keselamatanya."
"Wah rugi ya kalau tidak jamaah subuh."
"Gimana tanaman padimu?"
"Mau nyemprot hari ini aku, ada walangnya, walang sangit."
"Obatnya apa?"
"Pakei matador aja beres."
Tahu tahu kopinya habis dan sarapan satu piring nasi pecel yunah yang mantab.
"Berapa Yu?"
"7000 kang."
Uangnya puluhan ribu kembali 3000.
"Dah ayo berangkat." Kang man beranjak lebih dulu diikuti yang lain. Sambil mengambil sepeda buntutnya ke sawah berjuang menanam padi agar panen untuk menghidupi anak istri.
Minggu 20 Desember 2020.
Siap
BalasHapusCerita kehidupan samgatlah unik setiap insan manusia selalu memiliki cerita yang berbeda dengan yang lain. Bgmnpun kita makhluk sosial tentunya akan berinteraksi dgn manusia lain.Saling menghormati / adapun beda prinsip itu hal yg lumrah. Yg penting tidak berbenturan spy komunikasi kita hidup dan tidak membosankan utk didengar dgn yg lain. Cerita yg mwnarik dr sahabatku ini selalu diselipkan tentang religi yg syarat dengsn keimanan. Datngilah ke Masjid utk sholat berjamaah krn setiap jengkal kaki yang kau langkah kan dihitung suatu kebaikkan dan menggugurkan dosa kita. Terima kasih sahabat telah berbagi cerita semoga tetap sehat semangat dan good luck... selalu Allah senantiasa me-Rahmati kita semua.
BalasHapusTerima kasih Jeng Niken
HapusPersis almarhum bpk ku
BalasHapusMatur suwun Yo Mas SDH mengingatkan kita yg lagi di perantauan
kapan pulang, hehehe
BalasHapus