Hari ini tgl 22 Desember 2020 dikenal sebagai hari Ibu. Anda pasti mengenang Ibu Anda. Masakan kesukaannya apa, kalau mendongeng, bercerita, bahkan bercanda dengan anak anaknya bagaimana. Bahkan sampai perjuangannya bagaimana agar ekonomi keluarganya tetap berdiri kokoh, agar anak anaknya bisa bersekolah, beliau rela berpakaian sederhana, makan seadanya, bahkan beliau rela tidak melaksanakan ibadah Haji, yang seharusnya beliau mampu.
Beliau lebih memilih mewariskan sedikit hartanya untuk anak-anaknya.
Giliran si anak membuat rumah, Ibu entah apa yang bisa dibantukan kepada anaknya, membantu semaksimal kemampuannya, agar rumah anaknya bisa segera berdiri dan selesai, agar cucunya bisa berteduh nyaman bahagia.
Kalau anaknya sakit seolah memohon, "Ya Allah kalau Engkau mengijinkan, biarlah sakit anakku , aku saja yang menjalani, sehatkanlah dia." Semua itu karena kasih sayang dan cintanya kepada anak melebihi cintanya pada dirinya sendiri.
Ketika itu anaknya sudah bekerja, sudah makan gaji, karena masih repot urusan anak anaknya dan membangun rumah, akhirnya belum bisa membantu ibunya.
Ketika anak-anak sudah besar, diikuti karir yang baik, jabatan mapan, bisnisnya lancar , rejekinya banyak, ya Allah Ibu sudah tiada.
Terus kapan beliau merasakan bahagia, memanjakan dirinya, itulah seorang Ibu.
Aku juga mengenang Ibuku, bagaimana beliau membesarkan dan mendidik aku dan saudara saudaraku, yang saat itu perekonomian negara sedang sulit, karena baru saja Indonesia merdeka. Semua ibu pasti berjuang keras untuk keluarganya.
Bagaimana beliau pergi kepasar di pagi buta, bersama rombongan Bapak Bapak yang pergi menggiring sapinya menuju tempat tebangan tebu , dengan menggendong dagangannya kemudian setelah pulang menghitung uang hasil jualannya, dihitung berulang ulang, hasilnya berapa, kemudian untuk beli jajan berapa, untuk beli belanja dapur berapa,masih sisa berapa, walaupun sedikit selalu tampak bahagia. Itulah Ibuku.
Disaat itu kalau aku rindu beliau tak pulang pulang, kucari bajunya, kucium bau keringatnya yang tersisa di baju motif bunga bunga kesukaannya.
Tak lupa jajannya, kadang gethuk ketela, jongkong, grontol, krupuk, tepo pecel, nasi pecel itu jajan yang paling istimewa. Dibungkus daun jati muda, sambalnya tidak rata, ada kulupan daun lembayung dan sedikit ganteng kedelai. Wah nikmatnya jauh lebih tinggi dari pada di restoran sekarang.
Itulah Ibuku, Dia tak suka berhutang, makan seadanya, rumah juga seadanya yang penting kami bisa sekolah.
Pagi tadi untuk mengenang beliau saya bacakan tahlil bersama istriku setelah sholat subuh, pahalanya dan doanya saya khususkan kepada beliau, agar beliau diampuni dosanya, diterima amalnya, ditempatkan di surganya.
Saya sangat ingin bisa melaksanakan ibadah haji ke Mekah dan pahalanya saya hadiahkan untuk Ibu dan Bapakku. Agar Allah menempatkan Ibuku dan Bapakku ditempat yang bahagia, semua keperluanya tersedia, nggak usah pake kerja, nggak usah sengsara seperti ketika hidup di dunia.
Nama Sarinah
Ternyata Sarinah itu sendiri diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Dalam pengantar bukunya yang berjudul Sarinah, Soekarno menuliskan “Dari Mbok Sarinah, saya mendapat pelajaran mencintai 'orang kecil'. Ia orang kecil, tapi jiwanya selalu besar”.
Kecintaan Soekarno dan rasa hormat yang tinggi terhadap Sarinah diwujudkan dengan menamai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia sesuai dengan nama pengasuhnya itu.
Nama Sarinah juga pernah menjadi judul lagu ciptaan Ismail Marzuki pertama kali tahun 1931, saat itu Beliau baru berumur 17btahun. Judul lagunya O Sarinah.
Juga ada lagu judulnya Sarinah Ayu yaag dinyanyikan oleh Waljinah
Sarinah Ayu
Oh... Sarinah
Tak kandhani nah, ojo mlayu
Oh... Sarinah
Opo sênêng nah, karo aku
Rupamu ayu, Sléndhangmu barong
Gêdhé dhuwur nah, moblong-moblong
Rupamu ayu, dhêkik pipimu
Opo sênêng nah, karo aku
Oh... Sarinah
Tak kandhani nah, ojo mlayu
Oh... Sarinah
Opo sênêng nah, karo aku
Rupamu ayu, Sléndhangmu barong
Gêdhé dhuwur nah, moblong-moblong
Rupamu ayu, dhêkik pipimu
Opo sênêng nah, karo aku
Oh... Sarinah
Tak kandhani nah, ojo mlayu
Oh... Sarinah
Opo sênêng nah, karo aku
Yahh itu hanya sebuah lagu yang kebetulan adalah nama simbokku, Sarinah. Yang jelas Simbokku kepribadianya baik, tidak pernah mencuri, seneng tetulung, andap asor pada sesama, tidak pernah bertengkar, tidak pernah menyakiti sesama, tidak suka berhutang. Itu juga yang diajarkan padaku.
Terakhir juga buat Bapak Ibuk Anda , jika telah tiada, semoga dimasukkan ke surga.
Jika masih ada beruntunglah anda karena dapat memuliakan mereka.
Selamat hari Ibu, 22 Desember 2020
Luar biasa
BalasHapusHehehe orang desa bu Sri
BalasHapusYa Ibu adalah pintu Surga, kebaikkan dan ketulusan seirang ibu tiada batas. Dia rela berkorban demi sang anak, dia rela lapar demi sang buah hati utk makan lebih dahulu. Peringatan Hari ibu utk menggugah kita spy kita lebih santun dan berakhlak mulia kpd sang Ibu. Bukan setahun utk diperingati namun doa lah yg hrs dipanjatkan dlm setiap waktu selama nafas kita msh melekat dlm diri kita. Jasa ibu tak terbalaskan. Yg msh mempunyai ibu tetaplah utk dirawat dgn penuh kasih sayang, yg sdh tiada teruskan utk mendoakan semoga Surga tempatnya lah.Terima kasih sahabat semoga kita terus dlm HidayahNya dan selalu terus mengerjakan amalan yg bernilai ibadah.....tdk ada gunanya harta kita melimpah pangkat dan jabatan kita terus melambung tinggi sementara ada Surga ( ibu ) tapi lepas dari perhatian kita. Dgn segala Ujian utk kita sebetulnya Allah menyanyangi kita dgn Iman dam Taqwa.Supaya kita lebih dekat utk selalu mengingat Allah. Thanks you sahabat tetap berkarya smoga kita selalu dlm HidayahNya. Dan good luck..
BalasHapusTerima kasih mbak Niken yang baik hati
BalasHapusTerima kasih emak dan bapak yg telah bersusah payah demi kesuksesan anaknya yg tak pernah lelah demi kesuksesan Mada dpn anaknya utk jd orang yg berguna. Smg Allah balas surga Mari sll doakan mereka. Aamiin YRA
BalasHapusAamiin Cak Inin terima kasih
BalasHapusKasih ibu,
BalasHapusSepanjang beta
Tak terkira sepanjang masa
Hanya memberi, tak balas kembali
Bagai sang surya, menerangi dunia.
Mengharukan, kalau ingat embok. Tempat setiap saat di elus elus rambutnya.Dan kemudian, " Emboke segane wes mateng pa durung mbok. "
Dengan rasa sabarnya embok berucap dengan suara halusnya, " Ya ya, lagi tapung, le segane. Sedhela engkas ya le"
Mungkin selalu diucapkan saat anak anaknya. Lek Nah, lembut perangainya yg sering kutemui saat itu, kalau aku pengen nunut dengarkan radio, leh Nah.
Semoga almarhumah lek nah, diampuni dosanya,diterima amal baiknya,ditempatkan di surganya Alloh
Untuk pak No, sukses karirnya, karena doa, dan perjuangan Bulik sarinah di saat itu.
Aamiin, terima kasih Pak De Noto, Aamiin Ya robbal alamin, doa yang sama untuk pakde sekeluarga
BalasHapus