Rabu, 30 Desember 2020

Energi positif Eko Sarwadi ,Guru SMP2 Parang

Kemarin , 30 Desember 2020, saya pergi ke  ke sekolah,  tak lama kemudian  ada 2 berita duka. Yang pertama  Ibu mertua  dari bu Endah guru  SMP1 Takeran  dan yang ke dua sahabat  baik saya mas Eko Sarwadi, guru  Matematika SMP 2  Parang. 

Innalillahi wainnalillahi rojiuun , semoga  Allah  mengampuni  semua dosanya,  menerima  amalnya  dan menempatkan  terbaik  di sisinya. Surga-Nya Allah. 

Mas Eko Sarwadi  ini teman  saya sejak SMP, tapi  kami sekolah di tempat  yang  berbeda. Saya di SMP 1 Maospati  sedangkan  beliau  di SMP 1 Sukomoro,  kami  bertemu  ketika  sama  sama menjadi siswa  SH Terate, sejak sabuk polos hingga  sabuk  jambon. 

Saat itu  Dia postur  tubuhnya  tinggi besar, Dia paling  besar diantara  kami, selain usianya  seleisih  1 tahun, memang  perawakan  beliau besar. 

Kalau  sambung  tidak  ada yang berani  musuh  Beliau. Akhirnya  sayalah sebagai partner sparingnya. Tendanganya maut, pukulannya  keras. Senam jurusnya  bagus, memang Dia anak yang serius  dan sungguh-sunguh  dalam  berlatih  SH Terate. 

Saat itu  tahun 1982. Kemudian  karena  sesuatu  dan lain hal  beliau  keluar. Saya terus  hingga pengesahan  tahun 1983. 

Setelah  itu  lama  kami  tidak bertemu, mas Eko fokus dalam  studi. Dia di SMA 1 Maospati  dan saya di SPG Negeri  Magetan.  

Tahun  1986 kami bertemu  kembali  di IKIP  Negeri  Surabaya,  Dia mengambil  jurusan Matematika  dan saya jurusan Psikologi Pendidikan  dan Bimbingan. Kami bergabung  dalam  Korp  Resimen  Mahasiswa  (MENWA). Mas Eko melanjutkan  ilmu  bela dirinya di Karate, Ju-Jitsu hingga Dan II.

Postur  tubuhnya  betul betul  edial,  seperti seorang  tentara.  Bapaknya  seorang tentara  namanya pak Arifin. Barangkali  beliau  meng-idolakan  Jendral  Sarwo Edy Wibowo, mertuanya pak SBY,  seorang  yang berperan  penting  dalam  penumpasan  G30SPKI, sehingga  anaknya dinamakan Eko Sarwadi. 

Mas Eko  dididik  sisiplin  keras  dalam keluarga  militer, sehingga  jiwanya  "seorang militer." walaupun  dia  menjadi  guru. 

Untuk  melanjutkan  cita-cita  di hatinya, anak-anaknya  sekolah  di SMA Taruna  Nusantara  dan setelah  itu  masuk  AKABRI. Namanya Kenjitsu. Ketika  Pendidikan  di AKABRI,  ditugaskan pendidikan di Jepang hingga  selesai.  Sekarang  Kenjitsu  sudah menjadi  perwira  di Angkatan  Laut. 

Itu  anak pertamanya, sedangkan  anak  keduanya seorang putri, namanya  Joshin  kuliah di ITB, dan juga sudah selesai.

Istrinya seorang guru  di Tuban. Mas Eko selama  30 tahun  pulang balik,  Magetan  Tuban. Luar  biasa,  tidak mau pindah  ke Tuban  karena kecintanya  pada Magetan,  selalu  pulang  ke Tuban karena kecintaanya  pada keluarganya  di Tuban. 

Mas Eko seorang  yang baik,  beliau  akrab  dengan siapa saja termasuk dengan anak anak saya, tampaknya  orangnya keras, seram,  tapi  hatinya  baik,  pemahaman agamanya  baik. Praktek ibadahnya juga baik.
Beliau seorang  yang disiplin  mendonor  darah, beberapa  tahun lalu dia bercerita  sudah ke 85. Beliau  juga pernah  bertemu  Presiden  SBY gara gara  donor  darah.

"Om Eko itu punya energi positif, sering memposting foto-foto anaknya, keluarganya, Beliau seorang ayah yang mencintai keluarganya" kata Hindun  seorang penulis  remaja Magetan. Penulis novel  "Halo"  ini sering konsultasi  masalah  soal-soal Matematika, yang mas Eko merupakan pakarnya.

Tgl 23 Desember, 8 hari yang lalu  ngebel saya , minta nomernya  pak Istodo guru  SMP1  Takeran, yang anaknya  seorang  tentara ditugaskan  di Kongo.

Saat  itu  dia agak batuk  batuk. 
"Lho tidak pulang ke Tuban  to Mas?" Tanyaku di telepon.
"Tidak, saya kalau  nggak enak badan ya disini  saja, sudah seperti  rumah  saya sendiri." Jawabnya sambil batuk batuk kecil  tanda  kalau  beliau  sakit.

 Setelah  itu  menurut  pak Seno, KS SMP2 Parang,  maa Eko dijemput pulang  istrinya  dan dirawat  di sana. 

Hingga  kemarin  seorang  guru  yang memiliki  moto " Mengabdi  dan setia  hingga  tetes darah terakhir" ini dikabarkan  meninggal dunia.  Innalillahi wainna ilaihi rojiun. 

Khususon ila ruhi mas Eko Sarwadi, Al fatihah .......

Selamat jalan mas Eko, perjuanganmu  tak pernah sia-sia, akan selalu  dikenang keluargamu, murid-muridmu  dan sahabatmu semuanya.

Engkau sudah meninggal tapi darahmu masih hidup mengalir pada orang-orang yang mendapatkan donor darimu ,  Semoga  Allah meridhoimu dan menempatkanmu di Surga Firdaus.  Aamiin. 

Magetan,  31 Desember  2020.






9 komentar: