Rabu, 30 Desember 2020

Menyebar virus literasi tak kenal henti


Judul buku : SPIRIT LITERASI,  Membaca, menulis dan transformasi diri
Pengarang: Ngainun Naim
Penerbit: Akademia Pustaka
Cetakan pertama,  mei 2019
Tebal buku: 150 halaman
Harga: 

Beberapa hari yang lalu  saya dapat WA dari Bapak Dr. Naim, seorang penulis senior dari Tulungagung.  isinya menanyakan alamat  saya. Kemudian saya balas.  Sambil  penuh tanda  tanya,  "Apa beliau  mau ke Magetan  ya," pikir saya. Kalau ke Magetan  senang sekali  kalau  beliau  berkenan  mampir  ke gubug  saya.  Apalagi  berkenan menginap,  wah bakal  terjadi  dialog  sepanjang  malam  deh. 

Setiap hari beliau menulis. Saya selalu  membaca  postingan beliau  di blog. Tak ada yang terlewatkan untuk  tidak saya baca. Tulisanya luar biasa,  tema-nya  lebih banyak  tentang  menulis,  menginsprirasi  dan memotivasi  kepada  pembaca  untuk  menulis. 

Pada hari Sabtu  saya ke Solo,  setelah pulang dari Solo  ada paketan di meja yang  sudah tua itu.  , saya baca pengirimnya  ternyata  Dr. Ngainun  Naim. Ya Allah  saya dikirimi buku oleh Mas Doktor,  panggilan  akrab  kepada Beliau kalau  saya menulis di WA.

Judul bukunya "SPIRIT LITERASI".
Saya baca mulai dari Sekapur  Sirih, Penulis memang menyukai dunia literasi,  dunia membaca  dan menulis.

Puluhan pelatihan  literasi  sudah dikunjungi,  ada yang sebagai  pembicara,  ada yang memang beliau  yang mengadakan acaranya.  

Buku  "SPIRIT LITERASI" pantas  pas banget  bila berada ditangan pembaca  yang juga  senang di dunia literasi, pemilihan diksinya luar biasa,  saya melihat  penulis  yang juga Dosen  IAIN TULUNGAGUNG  ini dalam  merangkai  kata menyusun  kalimat betul-betul jagonya. Setiap kata yang digunakan  betul-betul  bermakna.

Di bagian 1, Berteman  penulis  bisa  dapat buku  gratis.  Semakin terkejut  hatiku,  merasa tersanjung  saya ditempatkan  sebagai temanya,  karena saya  termasuk  yang mendapatkan  hadiah  buku. 

Pada bagian ini penulis  bercerita  tentang manfaat  berteman  dengan sesama  penulis,  "pertemanan  dengan sesama penulis memberikan  banyak  manfaat,  khususnya  dalam mengembangkan  tradisi  menulis." (Hal.1)

Manfaat  lainnya  adalah , bisa saling belajar,   beliau  menyadari  sepenuhnya  menulis itu tidak mudah,  tetapi  akan terus berusaha untuk  menulis. Berteman dengan penulis  membuatnya mendapat asupan pengetahuan  yang sangat bermanfaat.  

Berteman dengan penulis juga bisa mendapat buku secara gratis , itu yang beliau rasakan beberapa kali mendapatkan kiriman buku dari sesama penulis.  Beliau juga melakukan hal yang sama yakni mengirimkan kembali karyanya kepada mereka yang juga mengirimi buku hasil karyanya. (Hal.3 bawah)

Buat  pembaca yang belum menulis buku , ayo hasilkan buku,  tapi jangan minta buku  secara gratis kepada penulis . Kata Pak Much. Khoiri  ,  "Hargailah  penulis dengan membaca buku karyanya." Hal.4

Pada bagian 2, penulis menceritakan  tentang  aktivitas  menulisnya  di blog , fb yang bermanfaat  menjaga semangat  literasinya yang kadang menurun kadang  naik  seperti kebanyakan penulis.  

Facebook sesungguhnya  memiliki  banyak  manfaat,  salah satunya  untuk  menabung tulisan.  Tulisan  demi tulisan  yang diunggah  dikumpulkan  , dipoles  dan diolah , maka bisa jadi  buku. (hal 7.)

Ini pengetahuan baru  bagi pembaca  ternyata  walaupun  status di  Facebook  juga bisa dikumpulkan  menjadi  buku yang diterbitkan, sudah barang tentu  status  yang panjang  misalnya minimal  3 paragraf. 

Pada bagian 3,
Penulis  menginspirasi  kepada pembaca  bahwa menulis  buku diary itu juga penting , dicontohkan  seorang bernama  bibi Grace rajin menulis buku  diary walau dia terpuruk.  

Untuk  membantu  keutuhan dunianya yang rapuh, bertekad melakukan 6 hal setiap  harinya. (1) sesuatu untuk orang lain,  (2) sesuatu  untuk dirinya sendiri,  (3) sesuatu yang tak ingin ia lakukan dan yang perlu  dilakukan, (4) latihan fisik,  (5) latihan mental,  dan (6) sebuah doa asli yang selalu  mencakup,  menghitung anugrahNya.

Ada orang  namanya  Nardi, melakukan  langkah langkah  yang dilakukan  Bibi Grace,  dan terpecahkan masalahnya,  baca hal. 11.
Pada tulisan  selanjutnya  penulis  juga menceritakan  beberapa  orang  yang dengan buku hariannya telah menginspirasi  banyak orang  seperti,  Wahib, RA Kartini, Anne Frank, Soe  Hok  Gie, yang akhirnya  banyak dibaca  orang,  cerita  lengkapnya  bisa anda baca  pada hal.11 s.d 12.

Sampai  halaman  ini  saya menemukan  banyak kalimat-kalimat  hebat yang  menginspirasi  kepada kita semua , seperti  " Berkembanglah di mana  kau ditanam." 
Tulisan  ini  mencerminkan betapa  penulis memiliki  wawasan yang luas  karena banyak  membaca  dan menuliskan  kembali  pengetahuannya.

Pada bagian  4, dituliskan pentingnya membaca dimana saja berada  , sehingga buku  merupakan  teman perjalanan .  Penulis bercerita dalam  perjalanannya  naik pesawat  dari Juanda  ke Lombok  yang kebetulan  bersebelahan  dengan turis asing  yang membaca  buku ketika di pesawat. Mereka diam, senyap, khusuk, tanpa suara (hal.14).
Kemudian  juga mengeluarkan  buku  untuk  dibaca  hingga  melamun  sampai  pada Ajib  Rosidi  yang hidup  tanpa  Ijasah, dan diangkat  menjadi  profesor  di Jepang. Silahkan  dibaca  hal  17. 

Inilah  lamunan seorang  ilmuwan itu  kalau  ditulis  juga menginspirasi  bagi pembacanya, lamunananya  menjadi cerita  yang enak dinikmati hingga  tak terasa saya membaca dan menulis  sejak pagi  hingga adzan duhur,  istriku  mengingatkanku  untuk  makan  siang dan sholat  duhur.  

Bersambung......

Magetan,  31 Desember  2020




3 komentar: