Rabu, 16 Desember 2020

Juara Silat walaupun tidak dari kampung silat

sumber ilustrasi: dokumen pribadi 

Hari masih pagi gadis cantik  itu  sudah datang di sekolah,  pada hal cuaca dingin, karena  Takeran  diguyur hujan semalam. Memakai  pakain  hitam-hitam, layaknya  seorang pendekar. Membawa tongkat, yang  dalam dunia persilatan  disebut  toyak.

Hari itu  akan ikut  pertandingan  silat yang diadakan dinas Dikpora.
"Semoga nanti  menang ya nduk," sapaku  sambil mendekatinya, saya sudah  tahu bahwa dia akan ikut  pertandingan.

Tak lama  kemudian  Dia berangkat  ke Magetan  diantarkan Pak Basuki Irianto,  guru  olah raga nya. 

Siang hari  mendapat kabar dari pak Bas  ternyata  Gayatri, mendapat juara  3. Setiap  orang  ingin  juara  1, tetapi  seorang  juara  itu tidak bisa didadak,  dia terus mempersiapkan  diri  untuk  juara . Saya mengapresiasi  ini  sebagai  luar  biasa.  Kami  yang berada di perbatasan,  bisa menorehkan prestasi, bertanding  dan bersanding  dengan 39  sekolah  hebat  di Magetan ini.

Gayatri adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara, dari pasangan bapak  Sadi Supriyadi dan ibu Suringah,  tinggal di Jakarta  sebagi  pedagang di sana.

Sekarang Dia tinggal di Tawangrejo bersama  nenek Marsini  sejak  SD kelas 6. Cita-cita nya ingin menjadi TNI AD.

Mapel yang disukai PKN , gurunya pak Sukarni. Kenapa suka PKN?, katanya karena PKN itu seru, membahas  tentang  negara gitu. 

Mapel lain yang  disukai  Matematika,  gurunya  pak Arif. Kenapa suka Matematika?,  karena seru juga. Jadi sukanya yang menantang.  Bahasa Inggris  juga seru,  gurunya  pak Karno.  

Dalam situasi  pandemi  dia juga belajar,  rela merogoh kocek untuk  beli buku pengayaan, soal soal AKM harganya Rp.150.000.

Daring di sekolah juga diikutinya dengan lancar,  disiplin, semangat, untuk  mencapai  cita-cita  yang penuh tantangan. Naik pesawat  berani,   terjun payung  berani.  Perang juga berani kalau jadi Tentara, harus. Begitu katanya dengan semangat yang   Luarbiasa.  

Ketika latihan SH  saat putih setiap  hari,  mulai isak dan pulangnya  jam 02.00. Kadang jam 03. 00. Pelatihnya  mas Teguh. Kerja di Pabrik. 
Saat  Jambon masuk 2 hari, malam minggu  dan malam kamis. Saat Hijau masuk 3 kali. 
Oke semangat 

Bagaimana kesan anda sekolah di SMPN1 Takeran ini?, "seru banyak  pengalaman baru  yang belum pernah dilakuin, di Jakarta  gak pernah kemah, di SMPN  1 Takeran  ada kegiatan  kemah. Aktif di Pramuka,  OSIS dan Bela  diri." Katanya sambil  mengamati  piala  kesayangannya. 

Selamat  Gayatri , semoga  prestasi  ini menjadi  awal untuk  prestasi berikutnya. Semangat. 

Magetan, 15 Januari  2021






2 komentar: