Rabu, 10 Maret 2021

Isro Mi'roj, apa yang bisa kulakukan?

Pagi tadi setelah jamaah subuh Martani tidak pulang,  dia ingin membaca dzikir hingga  matahari  se ujung tombak naik, kemudian sholat  isro'. 

Kata pak Kyai orang yang melakukan  seperti  itu  mendapatkan  pahala  seperti  haji  dan umroh  yang mabrur. 

Pak Martani  memang  ingin melakukan ibadah haji, tapi itu  tidak mungkin  baginya  karena  honornya  untuk  makan saja tidak cukup.  

Untuk  itu  Dia melakukan  dzikir  pagi hingga  isro' saja. 

Hari ini tanggal 11 Maret  bertepatan  dengan  hari Isro' Mi'roj. Tadi malam pak Kyai menyampaikan bahwa besuk  sore setelah isak  diadakan selamatan,  sodakohan. 

Maka pagi ini Dia siapkan  masjid  sebersih  bersihnya. Lantainya  di pel dengan superpel  agar wangi.  

Tidak tahu apakan nanti sore istrinya  bisa membuat ambengan apa tidak.  Biasanya  jamaahnya  kalau acara  seperti  itu membuat  ambengan

Jika tidak bisa membuat,  setidaknya  Dia sudah melakukan  kebaikan  dengan ngepel masjid.  

Kata pak Kyai pahalanya  , kotoran  yang ada di Masjid  besuk menjadi maharnya  bidadari  di Surga. Walaupun  dia sangat miskin  tetapi juga  ingin  beristrikan bidadari  di Surga. Dia tidak ingin  kemiskinannya  sampai terbawa ke akhirat.  

Cukuplah  kemiskinan  itu  di dunia  saja. Kalau di dunia hanya sebentar tapi kalau  di akherat  maka akan selamanya.  Begitu  pemahaman  Pak Martani. 

Diam  diam kalau pak Kyai sedang  memberikan  pengajian,  dicamkan baik  baik  dalam hati,  kemudian  diamalkan  atau di praktekkan dalam perbuatan. 

"Bu nanti sore  abis isak di masjid diadakan peringatan  isro mi'roj. Kamu bisa masak apa bu?" Kata pak Martani pada istrinya. 

"Iya bisa Pak, lauknya apa pak?" Jawab istrinya ganti  bertanya. 

"Ya adanya apa , itu saja di masak."
"Ayam kita kemarin  ada yang bertelur , itu nanti di dadar dan mie goreng kemudian  sambal tomat."
"Wah cocok,  pasti mak nyusss nanti !"

Hari itu  keluarga kecil  sederhana  ini sibuk  mempersiapkan  acara isro' mi'roj  yang diadakan nanti sore.  Walaupun dalam keterbatasan  dana  tetap berupaya  agar bisa seperti  tetangganya. 

Hidup  tentram,  rukun dengan tetangga,  itu yang menjadi  harapan dalam hidupnya.


Magetan , 11 Maret  2021








1 komentar: