Selasa, 16 Maret 2021

Sembuh berkat semangat menulis

Saya mendengar namanya sejak dahulu  kala,  sekitar  Maret 2020. Beliau  menulis di kala  sakit. Hemat  saya ada 3 orang yang menulis dikala sakit di grup ini. Cang Ato( Suharto) , Omjay ( Wijaya Kusumah) dan saya( Suparno).

Judul  buku Cang Ato, GBS menyerangku. 
Buku Omjay,  Awas corona mengintai Anda.
Judul bukuku, Lulus Corona

Malam ini Suharto yang setiap liburan sekolah selalu mencari pelatihan walaupun berbayar,  menjadi nara sumber.

Desember 2017 Cang Ato ikut pelatihan Madia Guru di daerah Cipanas. Dari pelatihan ini  menghasilkan buku solo perdana" Mengejar Azan" buku cerita perjalanan hidup dalam menuntut ilmu.

Buku perdana solo bersejarah baginya, maka dipajang di ruang tamunya.

Namun untung tak dapat diraih, tetiba badai  Tornado memporak porandakan kebahagiaan
Tepatnya tgl 19 Juli 2018 Seluruh badannya lumpuh tak bisa bergerak bahkan napaspun tak bisa,  Alhamdulillah,  cepat ke rumah sakit. Jika tidak, tidak ada bersama bapak dn ibu.

Hanya kepada dan kelopak mata yang bergerak, Satu tahun tubuh ini lunglai, tidak bergerak sama sekali. pulang dari rumah sakitpun masih dalam kondisi sakit dan masih memakai oksigen. Dengan kepasrahan dan kesabaran istri dan keluarga, akhirnya mulailah tangan kiri bergerak diikuti tangan kanan. Butuh waktu 6 bln tangan bisa menyentuh wajah, sementara jari jemari masih kaku.

Cang Ato terserang penyakit langka.  GBS ( Guillain Barre Syndrome) penyakit yang mematikan seluruh syarafnya sampai napaspun harus dibantu dg mesin ventilator dan oksigen.

Tidak banyak yang saya perbuat pada saat itu, kecuali menunggu takdir dan keajaiban.
Satu tahun setengah putus hubungan dengan dunia luar. 

Pada suatu ketika Cang Ato mendengar suara bunyi HP istri. Dia pinta perawat untuk meletakkan hp tersebut di atas dadanya , sementara tempat tidur ditinggikan hingga  bisa melihat Hp.

Dia mencoba menyentuh layar hp dengan jari yang kaku eh, bisa. Langsung saja ketika istri pulang mengajar Dia pinta hp nya.  Alhamdulillah, hpnya masih ada hanya kartunya yang sudah tidak aktif. Saat itu juga istrinya membelikan kartu baru. 

Akhirnya hpnya hidup kembali. Dilacak akun Facebook selama tiga hari akhirnya ketemu. Sejak itulah Cang Ato memposting kondisinya hingga seluruh sahabat dan murid mengetahui. Hingga gelombang sahabat dan murid berdatangan.

Kemudian Dia berpikir apa ya, yang harus saya perbuat agar hidup ini bermanfaat walau dalam kondisi sakit.  Berdasarkan pengalaman menulis buku perdana. Cang Ato menulis apa yang  bisa, dikuasai, dan cukup dengan bahasa yang sederhana. Yang penting bisa dibaca dan dicerna.

Jika kehabisan ide, saya baca buku, saya lihat televisi, YouTube, tulisan orang lain, ikut dengerin pak Mario Teguh, pak Ari Ginanjar bahkan saya dengerin topeng, lenong, lagu Betawi karena kebetulan lagi nulis cerita Betawi😀

Akhirnya setiap hari menulis cerita perjalanan penyakit yang dialami. Banyak follower yang menghampiri. Kemudian untuk mengisi hari-hari yang kosong   menulis artikel dengan satu tema, yaitu motivasi.

Cang Ato menulis setiap ba'dah subuh hingga pukul 07.00. terkadang sambil terapi Dia menulis. Terkadang ketika mau tidur hingga tidak bisa tidur sebelum punya ide buat menulis.

Di tengah perjalanan menulis, tiba-tiba ada orang yang Dia kenal menghubungi lewat WhatsApp dan vicol. Siapa dia? Sudah tdk asing baginya yaitu bapak Wijaya Kusuma (om Jay). 

Lalu om Jay memasukkannya ke group pelatihan menulis gelombang 8. Walau dalam kondisi sakit saya mengikuti sebatas kemampuannya.  Ketika  lelah, berhenti untuk mengikuti pelatihan, tetapi materi disimpan saja di wordpress.

Tidak setor resume, tetapi ilmunya dipakai untuk memperkaya tulisan. Maka lahirlah dua karya secara bersamaan.

Semua tulisanya dishare ke Facebook dan blog. Alhamdulillah, banyak yang senang dan menunggu tulisan berikutnya. Bahkan banyak teman literasi berdatangan. Karena dishare keseluruh group guru.

Inilah karya dikala keterbatasan. Lelah, letih, pusing tidak menghambat untuk menulis setiap hari.

Menurut Cang Ato , menulis itu mengalir begitu saja. Hingga Dia sendiri juga bingung dibuatnya. Ya, seperti dalam mimpi saja. Hingga terkadang bertanya pada diri sendiri," ini tulisan saya apa bukan,"

Istrinya juga ikut bingung kenapa  bisa menulis?
Sekarang sedang menulis buku ke 4, 5, dan 6. yang  ke-4 sedang diusulkan di YTPD. Yang ke 5 sedang diedit sementara yang ke-6 sedang berjalan sudah bagian ke 28 (novel Betawi)  yaitu:  Belajar Tak Bertepi ( kisah berguru dengan para pakar + resume yg belum dibukukan), Kisah-kisah inspiratif mendidik diri, dan sebuah novel Betawi "Aisyeh Menunggu Cinte"

Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi. Turunan dari kalimat sakti om Jay terbukti ampuh. Gara-gara menulis  dalam kondisi serba keterbatasan  para youtuber menghampiri. Mereka tertarik dan katanya apa yang dilakukan sangat menginspiratif.

Dan masih banyak yang tersimpan di blog. Insyaallah akan jadi buku semua.😀
Menulislah setiap hari dan lihatlah rezeki menghampiri 😀

Di samping itu juga ada tawaran menulis naskah pembelajaran PJJ. Lumayan ada rezeki yang menghampiri.

Dengan menulis setiap hari, hingga lupa bahwa diri ini sedang dalam kondisi sakit. Hingga tiba-tiba tubuh ini sedikit-demi sedikit mengalami perubahan yang cukup membahagiakan.

Sahabatku yang super.
Dari pengalaman yang dilakukan ada beberapa langkah yang harus kita ketahui sebagai penulis pemula. Di antaranya, yaitu:
1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai Menulis apa yang kita bisa akan memudahkan kita untuk menulis. Mulailah dengan satu paragraf terlebih dahulu. Tidak usah terlalu panjang. 
2. Gunakan bahasa yang sederhana, yang terpenting bisa dibaca dan dipahami.

3. Buat tema agar focus dalam tulisan.
 Mengambil dari pernyataan pak Akbar Zaenudin, menulis kudu buat tema terlebih dahulu hingga seluruh isi buku temanya sama. Misal tentang motivasi, traveling, kuliner, dll.  Buku ketiganya itu buku motivasi kebetulan diambil dari tulisan diblog.  Tulisan diblog diedit kembali lalu masukkan rumus 5 W +1 H.

2. Mulailah dari apa yang  pernah kita alami. Menulis yang pernah kita alami menulisnya lebih mudah tanpa harus mengeluarkan energi yang menguras pikiran. Contoh buku perdana dan keduanya itu isinya apa yang dialami. Tentunya terstruktur dengan baik sesuai urutan peristiwa.

4. Kudu buat target dalam menulis.waktu membuat buku ke 2 dan ke 3. Itu ditargetkan tahun 2020 buku ini harus terbit. Alhamdulillah, 5 bulan terbit. Smester ganjil 3 buku jadi. Semtr genap konsen buku motivasi siswa dan guru.

5. Kudu punya semangat. Jangan berharap apa yang kita inginkan akan tercapai. Jika tidak ada faktor semangat. Semangat yang membuatnya mampu untuk menyelesaikan tulisan menjadi sebuah buku.

Tahun ini insyaallah 5 buku
Mungkin ini yang penting disampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan.  Maklum masih meraba-raba dalam menulis. Karena dia menulis disamping untuk berbagi juga untuk melupakan ujian dari Tuhan. Terima kasih....


Magetan  16 Maret  2021

1 komentar: