"Selamat malam Bapak, artikel ini menginspirasi agar kita juga punya perpustakaan pribadi, walaupun jumlah bukunya tidak sebanyak Bapak, karena buku menjadi teman yang paling tenang, bijak, dan bahkan sabar dalam mengajar."
Kalimat diatas merupakan komentar saya atas tulisan Bapak Bupati Magetan yang dimuat di Jawa Pos, 20 Januari 2021, yang berjudul Perpustakaan Pribadi.
Bapak Bupati Magetan yang akrab dipanggil Kang Woto ini, memang tokoh yang suka menulis , suka membaca, suka beli buku bahkan punya Perpustakaan pribadi.
Perkiraan judul koleksinya ada 5000 judul.
Saya terinspirasi ingin menghitung jumlah buku saya, di rak bifet warisan dari bulik saya, yang saya abadikan dan saya rawat sebagai tempat buku. Tempat ini saya beri nama Perpustakaan keluarga.
Hasil hitungan saya ternyata hanya 204 buku. Jumlah yang tidak sebanding, ada beberapa buku saya yang dipinjam teman sampai sekarang tidak dikembalikan, dan bahkan ada beberapa buku saya yang dimakan rayap. Karena membuat rumah, belum punya tempat buku.
Sejak kecil saya memang mencintai buku, waktu kelas 3 SD saya diantarkan oleh Ibu saya ke Kota Magetan, ada toko buku namanya "Lumintu". Saya minta dibelikan buku judulnya Bahasa Kita. Kelas 5 juga minta diantar ke toko yang sama judul bukunya PMP yang diterbitkan percetakan IKIP Malang.
Rasa senang hatiku tak terlukiskan dengan kata-kata. Berbunga-bunga, melebihi rasa cinta pertama.
Di SMP kelas 1 saya beli buku lengkap ke toko Amin Madiun, naik sepeda dengan Mas Yitno, saudara saya yang kebetulan kakak kelas saya di SMP 1 Maospati. Sepulang dari Madiun sampai Jiwan saya diajak beli sate. Nikmatnya tak terbayangkan saat itu.
Bagi seorang pecinta ilmu pengetahuan buku memang memiliki kedudukan yang tinggi, karena buku berisi kumpulan pengetahuan yang diabadikan.
Dr. Ngainun Naim menulis, buku buku itulah yang telah memberi saya energi untuk terus belajar, dengan buku saya menjadi manusia yang tidak tahu. Karenanya saya harus berusaha dengan terus membaca, meskipun kesempatannya sangat minim.
Buku demi buku yang terus menambahkan koleksi menjadi energi untuk belajar.
Buku demi buku adakah sarana untuk mendulang energi menulis. Membaca yang dilakukan secara rutin merupakan sumber energi menulis yang melimpah. Jika tidak pernah membaca jangan berharap bisa menghasilkan tulisan yang baik. ( Naim, 2019,28)
Oleh karena itu hasrat membaca harus terus dikampanyekan agar masyarakat memiliki pengetahuan yang tak terbatas hanya dibangku sekolah saja.
Lebih lebih kalau murid selama 2 tahun dalam kondisi pandemi, kalau tidak suka membaca, maka jauh dari kurang pengetahuannya untuk bisa seperti negara negara maju.
Kemajuan literasi Indonesia adalah nomor 60 dari 61 negara yang dijadikan sampel penelitian. Oleh karena itu guru harus menjadi edukator , inspirator dan motivator dalam membaca dan menulis buku.
Saya memulai semampu saya, tiap hari menulis, tulisan saya ada di blog. Maksimal 3 bulan saya menerbitkan 1 judul buku.
Dari buku saya ada yang dibeli pembaca, ada yang saya barter dengan penulis lain. Akhirnya menambah koleksi buku saya. Senang rasanya apabila bisa menulis buku. Senangnya tidak bisa dirasakan oleh yang belum menulis buku.
Seperti lezatnya kurma, hanya orang yang pernah merasakan saja, yang tahu betapa lezatnya.
Magetan, 20 Januari 2020.
Sumber Bacaan:
Jawa Pos, 20 Januari 2021
Ngainun Naim, Spirit Literasi, Tulungagung:Akademia Pustaka, 2019
Siap komentar
BalasHapusTerima kasih telah menjadikan buku saya sebagai referensi
BalasHapusSama-sama mas Doktor, saya suka buku itu luar biasa, pantas dimilikinya oleh siapa saja yang ingin kemampuan menulisnya mebjadi lebih baik
BalasHapusBagaimana bisa menulis / mrnusngjsn sebuah cerita jika tdk suka membaca. Alhamdulillah saya suka membaca aplg menyusun sebuah kata utk dirangkai menjadi kalainat yg bermakna. Pesan ungkapan dan lain sebagaiannya. Walau saya bukan di bidang pendidikan sekolah yg sy tekuni. Namun membaca adalah hal yg menghibur.
BalasHapusBanyak-2 lah membaca krn itu jg bagian dr info atau ilmu pengetahuan secara tdk langsung. Aplg suka membaca mengarang cerita jd inspirasi tersendiri.
Terima sahabat....maaf agak lama sy merespon blog krn ada aktivitas yg hrs diselesaikan.
Terus berkarya..tetap jaya dan good luck.
Allah memuliakan kita....dgn Rahmat dan HidayahNya...