Kemudian saya datang ke Masjid untuk sholat duha, mendoakan agar sekolahku dilindungi oleh Allah, diberi keberkahan di dalamnya.
Tiba-tiba ada tamu , seorag teman guru dari SMPN 2 Panekan. Guru PKN, pak Winarto, namanya. Beliau pernah aktif ikut membesarkan MGMP PKN Kab. Magetan, yang kebetulan sahabatku ketika di SPG dan bertemu lagi di IKIP Surabaya tapi dalam jurusan yang berbeda. Saya Psikologi Pendidikan, dia, PKN.
Untuk menambah kegayengan dalam berbicara saya panggil bu Endah, guru PKN juga, yang kebetulan teman kami satu kelas ketika di SPG N Magetan.
Kami saling bercerita tentang kegiatan masing masing. Bertegur sapa tentang kesehatan masing-masing yang sudah mulai menurun. Setidaknya sudah tidak seperti dulu lagi.
"Samben saya menulis mas, ini buku saya." Tangan saya meraih buku Catatan harian Seorang Kepala Sekolah dan menyampaikan pada mas Win. Sebutan akrab Winarto.
Lebih menarik lagi teman saya bu Endah yang menceritakan perjalanan rohaninya.
Dia pernah bermimpi melakukan perjalanan panjang, ada tebing-tebing di sekelilingnya. Dia tetap berdzikir sesuai yang diajarkan oleh guru spiritualnya hingga selesai. Awalnya jalan yang dilaluinya gelap, awan pekat, tapi lama-lama terang benderang anehnya jalan tadi lama lama menuju kubur.
Mimpi ini menggambarkan perjalanan setiap insan menuju kubur, setiap yang bernyawa pasti mati. Menghadap sang Kholik. Untuk menghadap harus berbekal lengkap. Apa itu? Ilmu, amal dan dzikir.
Mimpi kedua, lagi-lagi dia melakukan perjalanan panjang menuju pulang. Tiba-tiba langit mendung jalan gelap. Dia teringat apa yang diajarkan guru spiritualnya, berdzikir panjang dalam tenang.
Lama-lama awan terang benderang menuju pulang.
Ya, pulang. Memang sejauh manapun kita pergi, akhirnya harus pulang. Karena tempat kita yang sekarang sebelum pulang adalah sementara, yang harus kita tinggalkan.
Ada juga ini mimpi sahabat saya, sekarang Dia tinggal di Surabaya. Namanya Mbak Rini. Sulistyorini lengkapnya. Orangnya baik, suka berderma pada sesama. Pemahaman agamanya juga baik. Saya melihat ada energi positip pada dirinya.
Dia pernah mimpi berjalan di padang yang luas, terus berjalan panjang, akhirnya sampailah pada sebuah bangunan yang indah seperti masjid. Pintunya banyak, di jaga 2 orang tiap pintu. Di sebelah kiri dekat bangunam itu ada sungai yang mengalir airnya jernih sekali.
Setiap orang yang masuk bangunan harus membasuh muka dulu seperti berwudhu. Dia juga ingin masuk pada bangunan indah itu. Diapun ikut berwudu di sungai jernih itu, tetapi sesampai di pintu masuk, Dia ditolak oleh penjaga itu seraya berkata.
"Kamu belum waktunya."
Akhirnya terbangun dari mimpinya dan merenungkan makna sebuah mimpi tadi.
Jika Dia bisa masuk, mungkin sudah tidak kembali, berarti ajalnya sudah tiba.
Ya itulah isaroh-isaroh perjalanan menuju pulang.
Semoga kita semua disaat pulang nanti , sampai di rumah kita dengan selamat, akhirnya bisa beristirahat dengan tenang, bisa bercerita tentang kebahagiaan dan keindahan.
Magetan, 14 Januari 2021
Siap
BalasHapusKehidupan di dunia adalah ladang kita utk menanam sebuah amalan. Serta menuai hasil nya adalah di Negri Akhirat kelak.
BalasHapusHari berganti hari bulan berganti bulan hingga tahun pun berganti tahun. Yg ujung-2nya kemana kah kita pergi ? Tak lain kita menuju sang Kholiq yaitu Allah samg pencipta.
Semoga Iman yg kita miliki tetaplah dlm Iman Islam dan kesehatan yg diberikan kpd kita tentunya dipakai yg baik. Dlm kaidah Islam.
Terima kasih sahabat terus berkary tetap semangat sehat dan good luck...Allah senantiasa selalu memberikan limpahan Rahmat d HidayahNya....
Terima kasih Jeng Niken
BalasHapus