Tugas anak-anak setiap pulang sekolah adalah mencari rumput di sawah. Yang namanya tidur siang itu tidak ada dalam kamus anak anak di desaku.
Setiap keluarga memiliki sapi, atau setidaknya kambing, sebagai hewan peliharaan. Sapi atau kambing adalah tabungan bagi mereka yang sewaktu waktu dibutuhkan tinggal menjualnya.
Secara ekonomi sebenarnya apa yang dilakukan oleh masyarakat saat itu adalah sangat positif. Yang mana tak ada orang nganggur sejak SD kelas 4 s.d orang dewasa. Semuanya memiliki aktivitas ekonomi masing-masing.
Pendidikan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Akhirnya banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SD.
Lantas apa yang dilakukan mereka? Mereka kerja, merantau, menikah sehingga kebanyakan dari mereka adalah pernikahan dini, dan banyak diantaranya yang berakhir pada perceraian.
Orang tua lebih memilih membekali anaknya berupa harta benda setelah menikah. Kalau orang kaya setelah menikah, anaknya diberi sawah, dibuatkan rumah. Kalau orang tidak mampu ya tanpa bekal apa-apa alias mencari sendiri.
Orang tuaku tidak termasuk orang kaya, kalau saya prediksi tidak akan mampu membuatkan rumah dan memberikan sawah. Beliau sendiri hanya menggarap kebun seluas kurang lebih 4.500 m2 atau hampir setengah hektar.
Kebun seluas itu hanya cukup untuk kehidupan sederhana di desa.
Bertitik tolak dari itu saya punya tekat untuk minta dibekali ilmu pengetahuan saja. Saya minta disekolahkan yang tinggi semampu orang tua membiayai.
Saya belajar sungguh-sungguh, sekolah sungguh-sungguh, beribadah sungguh-sunguh. Itu yang saya lakukan keseharian. Walaupun sering sekali sekolah tanpa uang saku saya jalani hampir setiap hari. Yang penting sudah makan pagi.
Kalau pulang sekolah jam 12, keluar keringat dingin, karena menahan lapar dan haus.
Sampai rumah makan dengan lahap dengan sayur seadanya dan lauknya tempe. Sambal plelek adalah kesukaanku.
Alhamdulillah keberuntungan berpihak kepadaku, aku selalu diterima di sekolah paforit, SMP1 Maospati, SPGN Magetan selanjutnya di IKIP Surabaya.
Menjadi guru adalah cita-cita sederhanaku.
Disetiap masa sekolah selalu ada kegiatan yang menantang saya untuk bisa memanage waktu dengan baik. Kalau hanya sekolah saja rasanya kurang tantabgan dalam hidup ini.
Ketika SMP sd. SPG saya ikut kegiatan bela diri SH Terate. Masuknya seminggu 3 kali. Kegiatan ini cukup menguras tenaga waktu dan pikiran. Tapi saya berjanji harus bisa menyelesaikan kegiatan ini. Dan Alhamdulillah bisa selesai tahun '83.
Beratnya dalam latihan kalau dituliskan mungkin bisa satu buku penuh. Berangkat setelah Magrib, pulang pukul 03.00 dini hari, menjadi aktivis rutinku seminggu tiga kali.
Kegiatan dimulai dengan osdower kurang lebih 2 jam. Kemudian senam, jurus, dan terakhir sambung. Sampai capek sekalai. Tapi saat itu senang saja. Berbagai pukulan , tendangan pelatih sering mendarat di dadaku. Memang latihan itu identik dengan sengsara. Tapi seberapa sengsara kalau dijalani akhirnya selesai juga. "Sepiro gedening sengsara yen tinompo amung dadi coba."
Badan kami kurus, tapi kuat. Karena gemblengan di SH Terate. Rasa ngantuk, capek sering kualami , sehingga prestasi belajarku menurun, sering mengantuk di dalam kelas. Kejadian ini terus kualami hingga kelas 1 SPG.
Setelah kelas dua kami bangkit semangat belajar sehingga bisa menginbangi teman-temanku yang rata-rata tidak banyak kegiatan. Lebih-lebih saat itu saya minta ijin pada Bapakku untuk suatu saat nanti saya bisa melanjutkan belajar ke IKIP diizinkan.
"Pak nanti setelah tamat SPG saya ingin kuliah lagi apakah diijinkan?" Tanyaku pada Bapak di sore hari sambil bapakku istirahat.
"Ya..., tapi ya kamu perkirakan sendiri kemampuan Bapakmu." Sebuah jawaban yang tak ku bayangkan sebelumnya, sangat bijaksana menurut saya.
"Inggih Pak", sejak itu saya dalam hati punya hasrat untuk melanjutkan kuliah.
Hasrat ini tidak pernah kukatakan pada teman temanku. Tidak kenapa-kenapa hanya khawatir saja bila tidak kesampaian.
Alhamdulillah nasib baik selalu berpihak denganku, karena doa-doaku dikabulkan. Tahun 86 aku di terima di IKIP Surabaya, dan lulus terbaik tahun 89.
Karena lulus terbaik saya bisa diprioritaskan diangkat CPNS tahun 1992. Karena program diploma saat itu ada penempatan dari kampus, semacam ikatan dinas.
Tahun 94 melanjutkan kuliah S1 dan lulus tahun 96 dengan lulus terbaik juga. Dengan IP 3,4.
Tahun 2006 melanjutkan S2 di Unipa Surabaya dan lulus tahun 2008. Tapi tidak lulus terbaik, karena sudah banyak kesibukan yang saya jalani.
Saat itu saya sebagai wakasek kurikulum yang disekolah merupakan jantungnya. Semua kegiatan yang ada disekolah saya yang merencanakan. Tentu saja setelah konsultasi dan persetujuan kepala sekolah.
Tahun 2011 ikut lomba guru berprestasi, alhamdulillah lulus juara 2 tingkat Kabupaten. Mendapatkan hadiah uang tunai Rp. 750.000. Alhamdulillah Allah memberikan keberkahan dalam kehidupanku.
Tahun 2014 saya lulus calon kepala sekolah dan tahun 2016 diangkat sebagai kepala sekolah di SMPN 3 Kawedanan. Tiga tahun saya di sekolah ini. Banyak tantangan yang dihadapi di sini. Alhamdulillah Allah selalu memberikan jalan keluar yang baik.
Saya tidak tahu apakah saya dimasukkan golongan hamba-Nya yang bertaqwa atau tidak. Kalau hamba yang bertaqwa akan selalu diberikan jalan keluar atas masalahnya.
Tapi aku selalu berdoa itu, agar dimasukkan dalam golongan hamba-Nya yang bertaqwa.
Keberuntunganku tidak sampai di situ. Tahun 2016 itu juga saya dipanggil untuk diklat menjadi narasumber nasional guru pembelajar di Makasar. Saat itu menterinya pak Anis Baswedan yang sekarang Gubernur DKI Jakarta.
Sebuah pengalaman pertama naik pesawat dengan biaya negara. Naik pesawat garuda Indonesia airwais. Pesawat yang paling saya sukai. Tahun 87 direktur Garuda adalah Suparno. Namanya sama dengan nama saya, "Suparno," artinya burung garuda.
Selama 10 hari saya mendapatkan diklat, seorang kepala sekolah anyaran sudah mendapatkan tugas sebagai narasumber nasional.
Ini sebenarnya sebagai tindak lanjut dari prestasi UKG saya di tahun 2015 , yaitu 91.24. Dari seluruh Indonesia dipilih 10 terbaik, kemudian di diklat menjadi narasumber nasional.
Ini juga merupakan buah ketekunan seseorang di bidangnya. Saya di MGBK sebagai ketua, saya menekuni bidang ini, alhamdulillah berbuah manis. Saya yakin, suatu saat pasti beda antara orang bodoh dengan orang pandai, orang malas dengan orang rajin, orang tidak disiplin dengan orang disiplin. Orang rajin ibadah dengan yang tidak beribadah. Dan sebagainya.
Saya yakin tak akan pernah sia-sia perjuangan seseorang, semuanya akan berakumulasi dengan prestasi, maka bersabarlah dalam berjuang, tidak usah pamrih. Allah yang akan meletakkan kamu pada posisi sekarang.
Posisi sekarang adalah buah dari perjuanganmu puluhan tahun yang lalu. Atau posisi sekarang adalah tempat Allah mendidik kamu untuk menjadi 20 tahun yang akan datang. Oleh karena itu menyenangkan atau tidak menyenanagkan jalani saja dengan sabar, syukur, dijalani sambil bekerja dan ibadah, tunggu keajaiban apa yang akan terjadi.
Kehidupan sebagai kepala sekolah dan narasumber saya jalani selama 2 tahun, pernah ditugaskan di Bandung dan Surabaya, juga di Bali. Bertemu dengan guru BK hebat di berbagai daerah rasanya senang sekali. Seperti bertemu dengan saudara seprofesi yang lama tidak bertemu.
Tahun 2019 saya dimutasi sebagai Kepala sekolah di SMPN 1 Takeran. Sebuah sekolah diujung timurnya Magetan. Banyak tantangan juga di sekolah ini, semuanya saya jalani dengan konsep dan rumus seperti di atas. Tak terasa sudah 2 tahun di sekolah berbasis teknologi informasi dan agamis ini.
Sejak Maret 2020 saya memaksimalkan passion saya dalam menulis. Selama pandemi ini ada 3 buku yang saya hasilkan. Setiap hari menulis artikel di blog. Kemudian dikumpulkan jadilah buku.
Demikian sidang pembaca yang baik hati , semoga cerita hidupku ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi kehidupan.
Semoga kita bisa seperti garam, walaupun harganya murah, tanpanya sambal masyarakat akan terasa hambar.
Magetan, 28 Januari 2021
Luar biasa.
BalasHapusMatur nuwun inspirasinipun.
Sama-sama mas Doktor, terima kasih hadirnya
HapusTerima kasih cerita kehidupannya tdk ada istilah sia-2 dlm perjuangan hidup. Semua berjalan dr Takdir yg Allah gariskan.
BalasHapusSmoga kita dimasukkan orang-2 yg selalu dlm kebaikan dan kebenaran tetap di Jalan yg Allah Ridhoi.
Waduh sampai ke Makassar ya? Tahu dari dulu akan saya pinarakan ke rumah kakaku yg di Makassar.
Ya memang belum waktunya berjumpa.
Bagus banget ceeitanya membuat orang utk semangat. Tidak akan berhasil orang yg tdk bersungguh-2.
Terima kasih sahabat terus berkarya smoga karya nya selalu beemanfaat
Tetap semangat sehat dan good luck.
Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk Kita. Serta selalu dlm HidayahNya.
terima kasih Jeng Niken , iya ke Makassar 2 kali, senang sekali bisa berkunjung ke saudara kita di berbagai pulau di Indonesia
BalasHapus