Selasa, 05 Januari 2021

Menulis jangan takut kritik

Membaca buku Pak Doktor  Ngainum  Naim sungguh  menginspirasi,  sebenarnya  yang dituliskan  kadang  kadang  seperti yang saya rasakan , pernah saya alami, tapi karena dituliskan  dengan gaya bertuturnya yang apik, menjadi  menarik,  beliau  menuliskan apa adanya, tak ada yang ditutup-tutupi, kalau  sedang  dipuji  orang  karena tulisan tulisannya, maka dituliskannya juga, kalau dikritik  sampai memerahkan telinga  juga dituliskannya, biasanya  yang seperti  itu ditutupi, biar  tampak  seperti  penulis yang sempurna. 

Beliau pun mengakui  bahwa karyanya belum sempurna, seperti  saya kutip  ini,"Saya sadar sepenuhnya jika tulisan  saya jauh dari kata bermutu. Beberapa  orang ada yang menilai sebagai tulisan tidak bermutu, bahkan jelek." 

Menurut  saya apa yang dilakukan  Doktor  Naim adalah sikap ketawadukan beliau. Beliau  sudah menulis banyak buku, apalagi membaca, merupakan  hobi  yang  dilakukan dimanapun  berada.  

Kalau  penulis  yang  selevel  beliau  saja pernah  dikritik,  apalagi  penulis seperti saya, yang baru  pemula kalau dikritik itu  wajar. Kalau takut dikritik ya jangan menulis, Yang penting  jangan jatuh  tapi  malah  lebih serius  menekuni  dunia  membaca dan menulis. Seperti  yang dilakukan  oleh Dr. Naim, "Saya berusaha untuk terus  meningkatkan kualitas tulisan yang saya  hasilkan (Naim,2019)

Menurut  saya tulisan  Dr. Naim selalu memberikan  manfaatkan  dan menginsprirasi  kepada pembaca  untuk  senang membaca dan menulis. Bagi saya tulisan Beliau di blog tak ada yang terlewatkan,  selalu  saya baca. Hebatnya lagi  walaupun  tema-nya  sama,"menulis" tetap  tak kehabisan ide. Selalu  ada yang baru. Mengalir  dari muara  yang jernih hingga  akhir.

Apa yang dilakukan  beliau  pantas  untuk  kita renungkan, kita tiru  jejak literasi  untuk  menjadi penulis yang bermutu. Dari banyak  tulisannya  saya bisa menyimpulkan,  semakin banyak  kita membaca,  semakin banyak  kita berlatih menulis,  maka semakin  bermutu  tulisan kita.

Pada halaman  112 buku  ini, Ngainun  Naim  mengutip  tulisan  Hernowo di bukunya Mengikat  Makna Update,"Jadi, penulis adalah seseorang  yang membukakan rahasia kehidupannya kepada orang lain. Tentu hal ini merupakan  sesuatu yang paradoksal. Sementara  manusia pada umumnya merahasiakan kehidupannya  agar tidak diketahui  orang lain,  tidak demikian  halnya  dengan penulis.  Lewat  karyanya penulis membuka "pintu-pintu" jiwa dan kehidupannya bagi orang  lain.
(Hernowo, 2009).

Senada dengan yang dikatakan Hernowo, pada bagian ini, beliau  juga menuliskan  perihal kehidupannya,  mulai dari tidur  di Masjid, karena  tidak  kebagian tempat  tidur,  nilainya  yang berfluktuasi, pindah di IAIN Tulungagung,  bertemu dengan Maman yang akhirnya  sebagai sahabatnya,  walaupun  sering memberikan tantangan, sering mengkritik  tulisannya  dan sebagainya. Semuanya  itu  menjadi cambuk  bagi beliau  untuk  terus semangat  menulis   hingga  akhirnya  dimuat di Harian Kompas, juga harian lainnya. 

Itulah  perjuangan  beliau  dalam menulis,  juga dalam  menapaki garis takdir  kehidupan  yang berliku,  naik-turun, tidak rata,  penuh onak dan duri.  Namun semuanya  bisa dilalui  dengan baik  hingga  menjadi sekarang  yang anda tahu, Dr. Ngainun  Naim, Dosen IAIN Tulungagung dan juga penulis ternama.

Saya senang membaca  kisah-kisah semacam  ini. Jadi, orang-orang hebat  itu tidak  serta merta  langsung  hebat,  tetapi  dia melewati  jalan berliku,  yang tidak rata. Bahkan kondisi yang seperti  itu  yang menjadikan beliau sukes seperti  sekarang. 

Dahlan Iskan pernah menulis, "Allah tidak pernah salah menempatkan  kamu pada posisi  sekarang, bahkan  itulah cara Allah mendidik kamu untuk  menjadi hebat". Kurang lebih seperti  itu. Jadi jika anda sekarang sedang berjuang untuk  masa  depan, nikmati  saja perjuangan anda, saya yakin  suatu  saat anda akan merdeka,  karena anda telah memenangkan perjuangan. Berjuang melawan malas, berjuang  melawan  kemiskinan,  berjuang  melawan sakit,   berjuang untuk  mencapai  impian.

Kesimpulannya,  terus membaca dan menulis walaupun  banyak kritik,  sindiran, caci-makian.  Yang penting terus semangat  meningkatkan kemampuan dengan banyak  membaca  karya penulis ternama dan menuliskannya. Dan juga  berbagi motivasi  dan inspirasi  untuk  menulis  kepada penulis pemula,  atau pembaca  dimanapun  mereka berada. 

Selamat  membaca, dan menulis,  karena keduanya akan memajukan  pribadi  Anda, melebihi orang lain  yang tidak suka membaca  dan menulis.


Magetan,  6 Januari  2021
Naim, Ngainun, Spirit  Literasi,    Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019.

4 komentar: