Judul buku : Awas virus corina mengintai Anda
Pengarang: Dr. (Cand) Wijaya Kusumah, S.Pd.,M.Pd
Penerbit: Kamila Press
Cetakan pertama, Desember 2020
Tebal buku: 184 halaman
Harga: 70.000
Beberapa hari yang lalu saya dapat hadiah buku dari Cak Inin ( H. Mukminin ) penerbit Kamila Press yang tinggal di Lamongan, dan Omjay (Wijaya Kusumah).
Setiap buku yang dikirimkan ke saya selalu saya buat resensi dan saya baca. Sebagai seorang penulis saya bisa membayangkan bagaimana proses sebuah buku sampai bisa diterbitkan. Butuh perjuangan yang luar biasa untuk nengalahkan malas, sibuk, rasa capek, ngantuk dan berbagi godaan kegiatan yang menyenangkan lainnya.
Penulis buku ini dalam kondisi positif korona menyempatkan diri menulis setiap hari. Setelah sembuh tulisanya dibukukan.
Penulis ingin berbagi kepada pembaca, bagaimana kondisinya, bagaimana rasanya orang yang terpapar virus corona itu. Semuanya diulas dengan menarik dalam buku ini.
Buku ini diberi pengantar oleh Ibu Ketua Umum PGRI, Prof. Unifah Rosyidi. Beliau mengatakan tidak banyak anggota PGRI seperti Omjay, Dia dapat terus menerus menulis di kala sakit. Semoga buku ini menjadi ladang amal buat Omjay agarvterus berbagi kepada kawan-kawan lainya melalui tulisan.
Tidak kalah serunya Dr. Ngainum Naim, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M ) IAIN Tulungagung, yang sahabat penulis juga memberikan pengantar dengan judul Produktif Berkarya di Tengah Wabah Corona. Walaupun kesibukan beliau yang sangat padat merayap, akan tetapi bisa memberikan pengantar buku ini dengan cantik memukau.
Mas Doktor Naim membuat Pengantar dan membaca buku ini dengan strategi "ngemil". Sambil duduk membuat tulisan ini. Di setiap duduk Beliau membuat 2 sampai 3 paragraf, kemudian bergeser ke kegiatan yang lain, dan dilanjutkan pada duduk berikutnya hingga selesai.
Saya juga begitu membuat resensi ini saya lakukan dengan ngemil, ada 4 kali waktu untuk bisa menyelesaikan. Yang penting konsisten, dilakukan dengan senang pasti jadi sebuah tulisan yang enak dibaca dan bermanfaat.
Dr. Naim menemukan satu hal menarik dari buku Omjay yaitu kreativitas. Omjay adalah guru yang kreatif. Ada saja ide dan gagasannya. Yang menjadi pembeda dari Omjay adalah menulis. Apa saja beliau tulis.
Pembaca dapat menggali hikmah dan ilmu dari pengalaman Omjay, sungguh, jika kita mau menulis maka kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dalam kehidupan ini.
Membaca buku ini enak dinikmati. Omjay dengan gaya bertuturnya yang enak , mengalir dan renyah menjadikan buku ini banyak dibaca dan dibeli orang.
Beliau memang tokoh yang menggerakkan literasi Indonesia, apa yag dilakukan, apa yang dilihat bisa dituliskannya dengan detail selama isolasi mandiri.
Seperti webinar yang dilakukan, selalu di rumah, banyak kiriman makanan dari wali murid SMP Labschool dan tetangga satu RT dan sebagainya semuanya ditulis disini, (hal.29)
Dalam tulisanya Omjay sering mengutip pesan dari orang bijak yang bisa dijadikan untuk merenung untuk memperbaiki perilaku kita seperti "orang yang tidak bisa mengubah pikirannya , maka orang tersebut tidak akan mengubah apapun." ( hal.39).
"Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan, siapa yang tidak berani mencoba sesuatu, maka dia tidak akan menjadi siapa-siapa"
Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana Omjay bisa terentaskan masalahnya dari Covid-19, mengisi waktunya dengan menulis, mengajar, menjadi narasumber, ibadah tentu saja, dan mengkonsumsi makanan bergizi. Menghadapinya dengan sabar dan optimis, Allah akan menolong beliau sekeluarga, akhirnya semuanya bisa sembuh.
Dan yang menjadi energi positif juga Omjay selalu mengajak pembaca untuk gemar menulis, membaca, maka pantas tahun 2020 ini Dia terpilih menjadi guru inspiratif.
Segera miliki buku ini, nikmati bagian demi bagian, disitu banyak mutiara-mutiara terpendam yang siap kuta ambil untuk menjadikan hidup kita lebih bermakna.
Takeran, 20 Januari 2020
Terima ksih atas resensi bukunya pak kyai.
BalasHapusTerima kasih Omjay yang baik hati
HapusKeren pak kepala sekolah
BalasHapusterima kasih Cak Inin yang baik hati
BalasHapus