Rabu, 13 Januari 2021

Jalan menuju pulang

sumber ilustrasi: kompasiana.com 

Hari ini saya agak santai,  tidak ada tamu penting yang datang ke kantorku,  biasanya  silih berganti  tamu yang harus kulayani.

Kemudian saya datang  ke Masjid  untuk  sholat duha, mendoakan  agar sekolahku  dilindungi  oleh Allah, diberi keberkahan di dalamnya.  

Tiba-tiba  ada tamu , seorag teman guru dari  SMPN 2 Panekan.  Guru  PKN, pak Winarto,  namanya. Beliau  pernah aktif  ikut  membesarkan  MGMP PKN Kab. Magetan, yang kebetulan  sahabatku  ketika  di SPG dan bertemu  lagi di IKIP Surabaya  tapi dalam jurusan yang berbeda. Saya Psikologi  Pendidikan,  dia, PKN.

Untuk  menambah  kegayengan  dalam berbicara  saya panggil bu Endah,  guru  PKN juga, yang kebetulan  teman kami satu kelas ketika  di SPG N Magetan. 

Kami saling bercerita  tentang kegiatan  masing masing.  Bertegur sapa tentang kesehatan  masing-masing  yang sudah mulai  menurun.  Setidaknya  sudah tidak seperti  dulu  lagi. 

"Samben saya menulis mas, ini buku  saya." Tangan saya meraih  buku  Catatan  harian Seorang  Kepala  Sekolah dan menyampaikan  pada mas Win. Sebutan  akrab Winarto. 

Lebih menarik  lagi  teman saya bu Endah yang menceritakan  perjalanan  rohaninya. 
Dia pernah bermimpi melakukan  perjalanan panjang,  ada tebing-tebing di sekelilingnya. Dia tetap  berdzikir sesuai  yang diajarkan  oleh guru  spiritualnya hingga  selesai.    Awalnya  jalan  yang dilaluinya  gelap, awan pekat,  tapi  lama-lama  terang benderang  anehnya  jalan tadi lama lama  menuju  kubur. 

Mimpi  ini menggambarkan perjalanan  setiap  insan  menuju  kubur,  setiap  yang bernyawa  pasti  mati. Menghadap sang Kholik. Untuk  menghadap  harus berbekal  lengkap. Apa itu?  Ilmu, amal dan dzikir.  

Mimpi kedua,  lagi-lagi dia melakukan perjalanan panjang  menuju  pulang.  Tiba-tiba  langit  mendung  jalan  gelap.  Dia teringat  apa yang diajarkan  guru  spiritualnya,  berdzikir  panjang dalam tenang. 

Lama-lama  awan terang  benderang  menuju pulang. 
Ya, pulang. Memang sejauh manapun kita pergi, akhirnya  harus pulang. Karena tempat  kita yang sekarang  sebelum pulang adalah  sementara,  yang harus kita  tinggalkan. 

Ada juga ini mimpi sahabat saya, sekarang Dia tinggal di Surabaya. Namanya Mbak Rini. Sulistyorini lengkapnya. Orangnya baik, suka berderma pada sesama. Pemahaman agamanya juga baik. Saya melihat ada energi positip pada dirinya.

Dia pernah mimpi berjalan di padang yang luas, terus berjalan panjang, akhirnya sampailah pada sebuah  bangunan yang indah  seperti masjid. Pintunya banyak, di jaga 2 orang tiap pintu. Di sebelah kiri  dekat bangunam itu ada sungai yang mengalir airnya jernih sekali. 

Setiap orang yang masuk bangunan harus membasuh muka dulu seperti berwudhu. Dia juga ingin masuk pada bangunan indah itu. Diapun ikut berwudu di sungai jernih itu, tetapi sesampai di pintu masuk, Dia ditolak oleh penjaga itu seraya berkata.
"Kamu belum  waktunya."

Akhirnya  terbangun  dari mimpinya dan merenungkan  makna sebuah mimpi tadi. 
Jika  Dia bisa masuk,  mungkin  sudah tidak kembali,  berarti  ajalnya  sudah tiba.

Ya itulah isaroh-isaroh perjalanan  menuju pulang.

Semoga  kita semua disaat  pulang nanti , sampai  di rumah kita  dengan selamat,  akhirnya  bisa beristirahat  dengan tenang,   bisa bercerita  tentang  kebahagiaan dan keindahan.

Magetan,  14 Januari  2021



3 komentar:

  1. Kehidupan di dunia adalah ladang kita utk menanam sebuah amalan. Serta menuai hasil nya adalah di Negri Akhirat kelak.

    Hari berganti hari bulan berganti bulan hingga tahun pun berganti tahun. Yg ujung-2nya kemana kah kita pergi ? Tak lain kita menuju sang Kholiq yaitu Allah samg pencipta.

    Semoga Iman yg kita miliki tetaplah dlm Iman Islam dan kesehatan yg diberikan kpd kita tentunya dipakai yg baik. Dlm kaidah Islam.


    Terima kasih sahabat terus berkary tetap semangat sehat dan good luck...Allah senantiasa selalu memberikan limpahan Rahmat d HidayahNya....

    BalasHapus