Sabtu, 31 Oktober 2020

Tidak ada jalan rata menuju puncak

Setelah diguyur hujan semalam, Pojoksari Desa yang indah ini terasa dingin dan sejuk. Pukul  06.30 kami sudah mulai berkebun. Rencana hari ini menanam alpukat. Bibitnya saya datangkan  dari Nganjuk.  Ada bermacam macam, aligator,  markus,  tanpa biji, miki, longgrin, kolombus,  has, almo, pluang, , florida dan yamagata. Ada 11 jenis.

Mobilnya  Diar macet Yah", kata istriku  sambil  membantuku di kebun, menanam alpukat. Diar tadi malam mengantar  istrinya  ke Trenggalek,  pake mobil pikup.

"Gak papa, dia bisa mengatasi sendiri, itu  juga cara  pembelajaran hidup  untuk dia."jawabku  agak panjang  sambil  menegakkan  batang "miki" alpukat  yang saya tanam saat ini.
"Jadi anak itu  jangan dididik  di atas jalan yang rata saja,  dia harus tahu bahwa  tidak semua jalan  rata,  jalan itu  ada yang berbatuan, naik turun  berkelok  berliku,  bahkan kadang penuh  onak dan duri." Lanjutku.

Seperti kalau  kita ingin tahu  keindahan puncak Lawu atau keindahan kawah Bromo, harus naik  jalan terjal yang panjang, sampai nafas  terengah  engah,  baru sampai  ke puncak,  hadiahnya melihat pandangan indah  kawah Bromo.

Begitulah  dinamika  kehidupan,  kadang  jalannya  rata, kadang  berbatuan, saya yakin  semua  bisa melalui  dengan baik,  asal  tidak  mengeluh,  ketika  kita mengeluh,  disaat  itulah  sebenarnya  kita lemah. Disaat  kita menangis,  saat  itulah  sebenarnya  kita bersedih,  disaat  kita ketawa saat itulah  sebenarnya  hati  bahagia. 

Pukul 10.00 saya istirahat  berkebun,  belum panas amat sebenarya , tapi ototku tidak terlatih, sehingga  sudah lelah mencangkul , pandangan mataku  sudah klemun klemun berbintang  putih tanda fisik perlu asupan oksigin yang dihirup  sambil  duduk dibawah pohon  mangga. Trus pulang.

Saya duduk di teras,  sambil  utak- utik  HP.  Terdengar  dari  kejauhan, mobilnya Diar,  saya hapal bunyi  klaksonnya,  dia menyapa tetangga yang ditemuinya sepanjang  jalan pulang. Memang saya mengajarkan,  walaupun  kamu generasi " Z", sapalah  orang orang  yang kamu  kenal dengan senyum, atau  belum kenalpun kalau  kamu tahu. Karena itu  salah satu  bentuk  keramahan. 

"Katanya tadi malam  mobilmu  macet,"  sapaku memulai  bertanya. 
"Iya pak, halah hanya satu kabel akinya agar kendor. Kemudian saya benahi, beres". Jawabnya. 

Sederhana,  untuk  anak  laki-laki  seperti  itu  masalah  kecil,  tapi  untuk  anak perempuan  itu  bisa jadi masalah besar. Itulah kelebihan  laki-laki,  bisa mengatasi  masalah yang tidak  bisa diatasi  perempuan. 

Tapi  semuanya  saling melengkapi,  akhirnya  sama sama ringan  dalam menapaki  jalan hidup ini,  walaupun  jalannya  tidak  rata.

Magetan, 1 Nopember  2020










8 komentar:

  1. Hebat pak tani berbakat, berkreasi dlm segala hal.
    Yg menarik jenis alpokate itu lo, jok 11, macam seandainya aq tahu ikutan beli bibitnya P No.
    Klo Diar suka utak atik soud sistem, aku kan suka alias dhemen olah tetanen.
    Menarik sekali, di desa kita ini,tokat kayu dan batu jadi tanaman, hhhhhh lagune koesplus.
    Aq gak lahan, hingga aq tanam jeruk dan apokat jarak tanam dua meter P No.
    Mboh dadine "Sing penting pumpung prei, jam repet repet ,aq wes nyangkuli kebun.
    Trus bibite itu kalo, lebih aku mau beli P No, ben Miki, Maskuse, kaya apa besok kridane.....
    Timbang nganggur nulis iki. Matur nuwun, trima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih pakde, bibitnya dari Nganjuk dan Semarang, online Pakde

      Hapus
  2. Inspiratif untuk didik kemandirian anak saya sejsk dini. Terimakasih pak

    BalasHapus