Rabu, 28 Oktober 2020

dari Guru jadi pengusaha

Kita sebagai guru mempunyai peluang besar untuk menjadi pengusaha karena kita mempunyai pangsa pasar yang banyak. Mulai dari murid, orang tua murid, teman seprofesi dan lain nya.

Betti reslina  sebenarnya juga  pedagang pedagang amat. Cuma kalau ada kesempatan kepalanya sering muter , kira kira kalau jualan, apa ya yg akan dibeli orang atau diperlukan orang. Dan kalau berjualan juga ga selalu laku tapi  senang aja..Kalau dalam ilmu jualan itu ga boleh, ini baru saya ketahui setelah saya belajar lewat pelatihan UMKM..

Oh ya ibu ibu ,  ngobrol tentang pengalaman dari guru menjadi punya usaha ya. Walau ga berarti  hebat di wirausaha. Justru kalau secara ilmu baru didapatkan tapi kalau secara praktis sudah dijalankan.

Jadi Betti memulai jualan itu sejak  membuat kursus. itu jualan juga kan ? Jualan materi. Saya awalnya membuat kursus Aritmatika tahun 1996..Kemudian saya menulis buku aritmatika dan menjualnya sendiri dengan mengadakan pelatihan pelatihan.

Itu dimulai pada tahun 1998. Dan  memiliki 24 cabang untuk daerah bekasi saja, belum termasuk luar daerah. Dan pada tahun 2003 saya mulai mendirikan sekolah TK dan TPQ. Pada tahun 2004 mulai dengan SD. Itu juga usaha , walau itu bukan profit yang kita tujukan. Profit dengan serta merta ikut serta .

Alhamdulillah sampai saat ini sekolah masih eksis. Doain ya lancar terus.
Karena usia jualah, maka saya mulai mengurangi kegiatan di sekolah dan mulai buka kedai di samping rumah.
Dan karena musibah Covid ini usaha yg baru dirintis juga mengalami kemacetan yang sangat berdampak.

Kalau buka usaha sendiri itu kita bisa sesuai dengan ide dan keinginan kita walau kita harus lebih kerja keras karena kita sendiri. Kita buat situasi kerja yang enak aja dengan rekan kerja kita. Kalau saya di sekolah itu udah kayak saudara sendiri.

Perselisihan atau beda pendapat itu pasti ada, tapi ya harus segera diselesaikan.

Pelepasan yg tertunda dan dilakukan dengan sederhana. Walau sudah pada jauh hanya 3 anak yg tidak datang. 1 karena sudah di jawa tengah, 1 karena tidak dapat ijin dari pesantren dan 1 karena ada yg meninggal saudaranya.

Sekolah ini saya mulai tahun 2003 dimulai karena diajak kerjasama oleh salah satu cabang aritmatika saya. Tapi kerjasama nya hanya berjalan 3 bulan karena menurut teman malah bikin rugi, tidak ada untungnya. Setiap usaha baru pasti banyak cobaannya. Saya tetap melanjutkan perjalanan mendirikan sekolah tersebut.

Alhamdulillah dengan mendirikan sekolah tersebut Betti banyak berkenalan dengan orang dan banyak kegiatan yg membuatnya bisa berprestasi dan wawasannya menjadi bertambah luas.

Sebenarnya kalau mengajar dan menjadi pengusaha itu kalau usahanya sudah jalan sih sebenarnya bisa aja mengaturnya. Kalau salah satunya masih baru, ya lumayan sibuk juga. Apalagi kalau di situ banyak kegiatannya.
Ya harus bisa membagi bagi waktunya. Kalau sudah mengalokasikan kalau jam mengajar , kegiatan yg lain ditunda dulu.

Menurut  Betti jadi Guru harus profesional. Tapi jadi guru juga harus kaya. Kalau guru kaya, maka ngajarnya lebih totalitas. Betti bukan guru PNS, jadi gajinya juga alhamdulillah pak tapi juga pengen lebih dari itu. Kan awalnya  jadi pengusaha juga gara gara menulis dan dirasa menulis itu bisa menghasilkan uang. Jadi  awalnya menjadi guru yg keliling keliling ngasi pelatihan buku. Betti  milih dua duanya. Jadi guru dan pengusaha. Saya berusaha arahnya tentang kependidikan juga.

Murid  Betti ada yang jadi menteri  pendidikan,  yaitu  Mas Mendikbud, Nadiem Makarim. Ketiaka mengajar di SD Al Izar Pondok Labu, Luar .

Menurut Betti, yang membuat minder sebenarnya adalah kurang aktif menulis lagi. "Saya melihat teman teman bisa produktif menulis, saya masih akan akan saja. Tapi saya sangat antusias dalam kegiatan literasi. Suatu saat saya pasti bisa santai dan konsen untuk menulis." Terangnya.

Betti mempunyai 2 TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) . TBM insan Kamil dan TBM kartini Kreatif. Dan  juga ikutan di gareulis, kebetulan pengurus juga.

Untuk seorang penulis ingin  rasanya menuliskan kegiatan yg ditekuni selama ini, ditulis dan dijadikan buku sehingga bisa menginspirasi banyak orang yg membacanya. 

Kiat merintis usaha menurut  Betti, 1.  harus usaha dengan sungguh sungguh  dan selalu mohon ridhonya Allah. Kerja keras, intinya.
2. Cara memulainya di kantin sekolah dan kalau ada kegiatan bawa produknya. Jangan minder, harus percaya diri, Kita kalau nawarin harus siap. Karena yang beli juga banyak yg ngetes, merendahkan dll. Pede aja , yakin akan produk kita.

Demikian semoga  bermanfaat.

Magetan,  27 Oktober  2020









Tidak ada komentar:

Posting Komentar