Sabtu, 17 Oktober 2020

Desaku penuh makna

Hidup  di sebuah desa kecil saya alami  hanpir  seluruh hidupku. Nilai  nilai  luhur bangsa  sangat  terasa  di desa. Gotong  royong, saling menghormati,  saling tegur sapa, adalah  suatu  keadaan yang bisa kita saksikan setiap saat. 

Udaranya sejuk , banyak tanaman hijau , pohon pohon  besar masih banyak kita jumpai di desa ini. 

Burung   ketilang,  perkutut, derkuku, prenjak,  emprit  dipagi hari selalu menyapa  saling mendahului,  sambil  melompat kesana kemari dari pohon  yang satu ke pohon yang lain.  Hidupnya santai,  begitu  tenangnya, menghadapi  hidup  ini, karena dia yakin  Tuhannya  sudah menanggung rezekinya di hari ini.

Kehidupan  tetanggaku  juga seperti  itu, yang penting  setiapa hari bekerja, tidak memikirkan  hari ini dapat rezeki berapa. Karena rezeki  tidak ada korelasinya dengan pekerjaan. 

Ada orang tiap hari tidak kerja,  tapi  setiap  hari juga dapat  makan. Rezekinya  Allah kirim lewat  orang lain. Itulah rezeki, datangnya unik tak bisa disangka sangka.

Menurut  saya yang penting kita kerja dengan semangat , hasil  sepenuhnya  hak prerogatif Allah. Sambil  berdoa  semoga  Allah memberikan rezeki  untuk kita di pagi ini.

Bapak saya dulu seorang petani, ketika anak-anak masih kecil kecil,  hasil tanamannya selalu  melimpah,  apa yang ditanam selalu berbuah. Sapi dan ternak yang dipelihara  beranak pinak menjadi banyak.

Jadi  rezekinya  sudah diatur  dan di menej oleh Alllah. Tidak prnah keliru, apalagi tertukar dengan orang lain. 

Ketika anak anak sudah  besar dan bekerja,  hasil panenya menurun, pundaknya tidak kuat lagi,  ototnya tidak kekar lagi, badannya  tidak tegap lagi, rambutnya memutih,  giginya  berkurang.  Lama  lama  kebunya diserahkan kepada  anak-anaknya.

Sekarang beliau  sudah  tenang menghadap  yang maha pencipta  bersama  istrinya. Suatu  saat  kita semua juga seperti itu.  Tidak perkasa lagi, tak gagah lagi, tua, pensiun, meninggal.

Tak ada bedanya  yang sakti , yang lemah, yang ganteng  yang tampan, yang kaya yang miskin, semua sama,  yang membedakan  adalah  ketaqwaanya,  amalnya ketika didunia, bacaan Qur'an, sholat dan perangainya. 

Semoga  kita semua  menjadi  hamba  yang baik,   yang akan ditempatkan  ditempat  yang baik, surgaNya. Aamiin 






 






3 komentar:

  1. Aamiin ya robbal alamiin, indahya alam desaku, jadi kangen pulang ke kampung halaman, hehehe

    BalasHapus
  2. Mesyukuri yg ada menerima apa yg jadi bagian kita itulah orang yg beriman. Rezeki kita sdh ada yg mengatur bshkan sdh tertulis 50.000 tahun sblum kita lahir. Tetap berjuang berusaha d berdoa krn itu tugas kita. Tidak ada makhluk di muka bumi ini kecuali sdh disediaka n rezekunya. Dan tidak akan tertukar. Ok sahabat bagus bamget ceritanya terus berkarya semoga Allah semantiasa selalu limpahkan Rahmat d HidayahNya od kita senua. Good luck

    BalasHapus