Jumat, 16 Oktober 2020

Magetan kumandang yen kabeh podo tumandang

sumber ilustrasi:  dokumen pribadi 

Pagi tadi 16 Oktober 2020 dikantorku acara Jumat bersih. Saya ambil cat, kuas dan kain lap. Untuk  membersihkan  lokasi yang akan di cat. 

Sesuai  dengan kesepakatan  dalam rapat  dinas  hari ini memang  kerja bakti. Sehingga  tidak usah banyak  bicara  Bapak Ibu  guru  mengambil  peran masing-masing  dalam  acara  kerja bakti ini. 

Saya  sejak  dari guru memang ingin  kerja, tidak saja  otak  atau pikiran yang bekerja,  tetapi  dengan tangan dan kaki juga.  
Tidak ingin hanya bekerja dibalik meja  tetapi  juga  di lapangan, panas  yang menghitamkan  kulitku  tidak menjadi masalah,  karena kulitku sudah hitam, haha.
Kalau tidak ngaku  sekalian nanti malah dibuli  oleh warga net.

Yang jelas, tambah kuat, karena otot ototnya bekerja.  Otot itu  kalau  tidak dilatih  lama lama kecil, maka lama lama tidak kuat.

Kepala Sekolah  kok kerja sendiri. Tidak sendiri, guru-guru  , petugas kebersihan  juga kerja,  dengan  Kepala Sekolah  ikut  kerja,  mereka tambah semangat. Yang agak malas  jadi tergugah semangatnya  yang sedang tidur. Barangkali ini contoh kongkrit  semboyan ing ngarso sung tulodho, di depan memberikan contoh. 
Sumber ilustrasi; dokumen pribadi 

Saya melihat,  Bapak Bupati Magetan yang akrab dipanggil  Kang Woto,  tidak segan  segan mengambili  sampah yang ada di alun alun Magetan. Akhirnya  warga  yang membuang  sampah  sembarangan  di Alun alun  jadi sungkan, akhirnya  harus membuang  sampah  ditempat  yang sudah disediakan. 

Ibu Risma, Wali kota  Surabaya di mobilnya  selalu ada sapu  dan keranjang  sampah,  kalau  melihat  sampah di jalan tidak segan segan menyapu sendiri. Diawali seperti  itu  saya sungguh  terkejut  ketika  bulan Juni lalu  ke Surabaya,  melihat  sepanjang  jalan kotanya  bersih,  banyak  tanaman, bunga  bunga,  taman,  dan sebagainya  tampak indah  tidak itu  saja , tidak ada bau tak sedap di sepanjang jalan.  

Kalau  saya bandingkan  ketika tahun 86 sd.89 saya tingal di sana, di mana mana  bau tak sedap  selalu  kita jumpai. Hingga saya  tidak  ingin  tinggal  di kota.

Saya kadang kadang berpikir begini,  orang yang membuang sampah sembarangan itu sebenarnya memberikan pekerjaan kepada orang lain, jadi ini nilai minus, berhutang kebaikan kepada orang lain.

Alangkah  mulianya  apabila  tidak usah membuang sampah,  kita usahakan sampah itu  zero, nol. Kadang kadang  kita perlu  belajar  pada nenek moyang kita,  warung  warung  jaman dulu  jajanan  yang ada tidak dibungkus  dengan plastik. Cukup  ditaruh dipiring  kemudian ditutup  tudung saji, sehingga  tidak menimbulkan  sampah plastik.

Saya  suka  program  adiwiyata,  sejak saya diangkat  jadi Kepala Sekolah,  isu yang saya  angkat  adalah  Adiwiyata. Menang  atau  kalah  tidak menjadi masalah  bagi saya,  yang  penting  ada perubahan bagi warga sekolah untuk mencintai  lingkungan yang sehat,  agar  bumi yang kita wariskan kepada anak cucu kita adalah bumi  yang sehat. 

Diupayakan  makanan  itu  tidak  ada unsur  5 P;  pengawet, pewarna, perasa, pemanis,  dan pengenyal. Karena semuanya  itu  akan berpengaruh buruk terhadap  kesehatan kita di masa depan.

Mungkin saya  dibenci  oleh  Ibu ibu kantin,  karena merepotkan  mereka. Mereka  sering saya panggil  untuk  saya beri pemahaman  tentang makanan  sehat. Sehinga jajanan yang disediakan  untuk anak-anak itu  makanan  yang sehat  saja. Makanan  yang sehat  di sini adalah  makanan  yang tidak mengandung 5P.

Ibu  ibu  kantin  pernah saya ajak berkunjung  ke sekolah yang sudah melaksanakan  bebas 5 P. Mereka antusias  bertanya pada  ibu ibu Kantin setempat tentang  barang barang jajanannya.  Ternyata  juga berjalan,  tidak ada masalah,  rejekinya tetap banyak.

Orang tua harusnya juga mendukung program sekolah seperti  ini, demi kesehatan  anaknya  di masa  depan,  untuk tidak membeli produk makanan  yang mengandung 5 P. 

Mbok  bakul  yang berasal  dari luar  juga saya panggil,  saya catat  nama nama  mereka, alamatnya,  dan sebagainya. Saya  beri pemahaman  tentang makanan  sehat. Suka  tidak suka seperti itu,  tapi  dalam menyampaikan  saya  berusaha  dengan menggunakan bahasa  yang santun.

Demikian,  ini  termasuk sebagian  dari  tugas kita bersama  agar  generasi muda Indonesia  di masa  depan,  menjadi sehat,  karena  mereka semua  tempat  kita berlindung  di hari  tua,  sampai akhir  menutup  mata. 

Magetan,  16 Oktober  2020.


 





4 komentar:

  1. Luar biasa terus berkreasi untuk literasi

    BalasHapus
  2. Kebersihan adalah sebagian drpd Iman.
    Apapun itu yg namanya rapi mesti sedap dipandang mata. Secapek apapun misal lihat rumah kita bersih langsungbrass capek itu hilang ...tampak bersih indah nyaman....terus berkarya sahabatku dsm semangat good luck..

    BalasHapus