Selasa, 13 Oktober 2020

Happy wedding Diliiar dan Intan Auliarani

sumber ilustrasi: dokukem pribadi 

Hari ini saya tidak menulis,  karena ada acara ngunduh manten cilik cillikan, pernikahan anak saya Dilliar Din dan Intan Auliarani, gadis pilihannya  yang percaya untuk  bahagia  bersama selamanya.

Gadis cantik  dari Trenggalek  ini dikenalnya  sekitar 4 bulan yang lalu. Walaupun  jauh , perjalanan dengan mobil sekitar 3 jam,  yang namanya jodoh  tetap dekat saja, hampir  setiap minggu  ke Trenggalek.

Cuaca hari ini sangat  cerah,  tidak panas, tidak juga  mendung. Rumah saya menghadap ke selatan sehingga  mendapatkan  tiupan angin yang  segar. Lebih-lebih  pada saat  jam 8 sd. Jam 10 adalah suasana yang paling asri di rumahku.

Tepat  tgl  12 Oktober  2020 kami pilih  sebagai hari baik untuk pernikahannya,  alhamdulillah  bersamaan dengan HUT SMPN1  Takeran  yang ke 34, hari jadi Kabupaten Magetan  yang ke  345 dan Hari jadi provinsi Jawa Timur  yang ke  75. 

Penting saya  tulis disini  juga  teman-teman  crew  DSP  Audio, tampak ikut  sibuk mempersiapkan acara  agar pantas dalam menerima  tamu besan dari Trenggalek.

Termasuk  yang mengisi acara  adalah teman teman seniman yang sering bekerja bersama  DSP Audio. 

Sayang sekali  saya tidak  bisa mengundang  semua saudara,  semua  sahabat, rekan kerja,  hanya  tetangga  dekat  dan keluarga. Karena masa pandemi dengan keadaan yang serba terbatas. 

Pukul  sepuluh rombongan dari Trenggalek  datang  di Pojoksari. Setelah  duduk  sebentar  acara dimulai, MC nya  adik saya sendiri,  yang sambutan  Bapak Subairi,  yang Doa  pak Qowwiyun Anshori. Seorang tokoh masyarakat  dikampung ini.

Anggap saja  ini glagi resik  mantu, jika suatu  saat  nanti  mantu  sudah tidak grogi lagi. Ternyata  orang  mantu  itu banyak yang dipikirkan, perlu koordinasi  yang baik,  perlu  dukungan  semua saudara  sanpai  tetangga,  betul  betul  perlu  gotong royong. 

Tetangga  saya  kesehariannya pekerja  keras,  hari ini rela mengorbankan waktu,  untuk  acara  kami, rasa haru  tak bisa kusembunyikan ketika  berjabat tangan  dengan beliau  semua. Ada juga yang tidak datang. Hal  itu  saya menyadari  semua  itu  adalah dari hasil  saya menanam kebaikan. Saya  iklas  apa yang terjadi, dan kami  akan  membalas  kebaikan mereka semuanya,  semaksimal kemampuan kami  selebihnya  kami  serahkan  kepada  Allah  , semoga  Allah  memberikan  balasan  yang jauh lebih baik.

Acara selesai pukul 11.30, rombongan dari Trenggalek yang berjumlah 30 orang  pamit  undur  diri. Semoga  perjalanan  beliau  selamat  sampai  rumah masing masing.
sumber ilustrasi: dokumen pribadi 

Oo iya di depan mengatakan  tidak menulis, hanya  bercerita  dengan kata-kata sekedar  meninggalkan jejak  bermakna untuk  melukiskan  saat saat  bahagia bersama orang-orang  tercinta yang dikemas dalam sepincuk budaya.

Magetan,  14 Oktober  2020













1 komentar: