Awalnya saya tunggu tunggu tidak dimuat, ternyata setelah setahun dapat dimuat, saya terkejut kok dapat wesel, masak kiriman dari Bapakku, sedangkan aku baru saja pulang, aku sudah dikasih uang untuk keperluan sehari hari. "Rasanya tidak mungkin kalau dari Bapakku. Terus dari siapa lagi ini", gumamku dalam hati.
Setelàh saya teliti ternyata dari Majalah Pramuka, "alhamdulillah dapat rejeki anak sholeh", tertulis uang Rp. 7000. Saat itu soto madura harganya Rp. 300.
Lumayan, satu kebanggaan tersendiri. Bukan jumlah uangnya tetapi apresiasi atas tulisan saya.
Saat itu tidak diketik komputer, karena belum ada komputer, tetapi diketik manual dikirim lewat pos. Entah mengapa tidak menulis lagi, saya dengar majalah Pramuka tidak terbit lagi. Sebenarnya sangat positif keberadaan majalah Pramuka
Setelah itu saya sibuk dengan tugas tugas kuliah, tapi menurut penulis hebat seperti ini hanyalah alasan saja, tidak ada alasan untuk tidak menulis. Penulis hebat itu setiap hari selalu menulis, menulis dan terus menulis.
Kemudian tahun 1992 saya diangkat CPNS, baru tahun 1996 saya menulis lagi. Menulis buku panduan Excel, untuk anak SMP. Setelah itu tahun 2004 saya mendirikan majalah sekolah , namanya Tramedia, kebetulan didukung oleh KS, Guru dan siswa.
Siswa menulis disitu, kemudian dibeli sendiri, dan dapat hr menulis. Kalau menulis cerpen dapat hr 6000, harga majalah 5000, kalau menulis cerpen plus puisi, dia bia dapat uang 9000, bahkan ada yang mendapat 12.000. Jumlah yang lumayan untuk anak SMP waktu itu.
Kemudian tahun 2010, saya serahkan ke pak Joko, biar kaderisasi, tahun 2016 saya diangkat KS hingga sekarang.
Kecuali hal tersebut saya sejak 1996 aktif sebagai pengurus MGBK, saya ikut membuat modul BK sampai tahun 2014.
Menulis lagi tahun 2019, dengan terbitnya buku saya Perjuangan hidupku, sebuah autobiografi seoranga anak desa yang menurut saya sudah melewati cita cita yang kugantungkan dilangit tinggi sekali.
Kemudian terbit lagi buku saya panduan Pranatacara, bekal seorang yang bertugas sebagai pembawa acara, dalam acara resepsi pernikahan maupun acara lainnya.
Disamping itu sejak 2019 saya sebagai pemimpin redaksi majalah Pena Mageti , perjalanannya terseok seok, karena virus corona, virus ini yang menjadikan segalanya berubah. Yang membuat kebahagian menjadi kesedihan, yang membuat ibu berpisah dengan anaknya, yang membuat guru tak berjumpa dengan muridnya, yang membuat jamaah haji menunggu puluhan tahunpun tidak jadi berangkat, walaupun rindunya sujud dibawah lindungan ka'bah tak terbantah.
Sejak tahun 96 saya "nyambi" jadi MC juga, akhirnya saya ingin mengabadikan pengalamanku ini dengan menuliskan di buku ini. Benar apa yang dikatakan penulis hebat, bahwa menulis itu pekerjaan keabadian. Mengabadikan kejadian,peristiwa dalam bentuk tulisan, yabg kapan saja bisa di baca oleh banyak orang.
Mungkin beberapa orang tidak menganggab menulis itu sebagai suatu pekerjaan yang penting. Ya itu sah-sah saja, tapi apa jadinya kalau dunia itu tidak ada tulisan.
Saya yang prihatin adalah kemampuan membaca Bangsa kita yang masih saja rendah, lebih lebih kesadaran membeli buku, oleh karena itu saya mengajak kepada semua orang tua untuk mengajarkan kepada anaknya untuk memiliki kesadaran membaca.
Belikanlah anak anak kita buku bacaan. Bacaan apa saja yang dia senangi, agar dia menjadi anak yang memiliki kompetensi membaca, agar ilmunya luas, pandangànnya jauh, mimpinya tinggi.
Dalam fenomena sekarang ini banyak diantara orang tua yang "eman" mengeluarkan biaya untuk pendidikan anaknya, tapi berharap kalau anaknya sudah bekerja nanti gajinya banyak. Menurut saya tidak linier berfikir seperti ini. Sekali lagi belikan anak kita buku, karena buku adalah jendela untuk melihat dunia. Agar anak kita tidak canggung dalam pergaulan dunia.
Saya ingin menulis 100 judul buku, agar bisa dibaca orang orang setelah saya meninggal dunia. Agar dunia penuh warna. Tidak indah rasanya jika dunia itu hanya satu warna.
Untuk itu jangan beranjak kemana-mana hingga terbit bukuku yang kelima, Catatan harian seorang Kepala Sekolah.
Mageatn, 30 Agustus 2020
Mantap Bapak. Insyaallah terwujud. Saya order nggih
BalasHapusHahahaha terimakasih Prof, Naim terinspirasi penjenengan
BalasHapusTerus semangat ..utk menambah yang menjadi manfaat
BalasHapusTerima kasih pak Gik
BalasHapusAamiin...
BalasHapusSemoga segera terwujud
Tulisannya mantap pak...
Alhamdulillah, Saya juga baru mulai belajar menulis catatan harian pak. Mohon bimbingannya https://agusnurwantomuslim.blogspot.com/
BalasHapusAlhamdulillah, setelah istiqomah rutin nulis tiap pagi di seminggu terakhir ini kegiatan harian jadi lebih positif
HapusMantap ya pak.
BalasHapus