Minggu, 30 Agustus 2020

Membaca dan menulislah

gambar ilustrasi: kompasiana.com 

Wahyu  yang diturunkan  kepada Nabi  Muhammad SAW pertama kali, adalah perintah  membaca. Iqro. Artinta bacalah. Wahyu itu ada dalam surat al alaq, artinya  segumpal darah. 

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ ﴿العلق:١

iqro’ bismirobbikalladzii kholaq

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

Oleh karena itu  dalam agama Islam  membaca  adalah  pelajaran  yang penting. Membaca  Alquran  walaupun  tidak  tahu  artinya mendapatkan pahala yang besar. Membaca adalah salah satu cara belajar  ilmu. Dengan membaca  akan mendapatkan banyak ilmu,  siapa  yang banyak membaca, akan memiliki banyak ilmu. 

Membaca merupakan kegiatan penting bagi seorang penulis,  karena bobot tulisan seseorang sangat dipengaruhi seberapa banyak membacanya. Wijaya Kusumah (2018) mengatakan bahwa tulisan terasa hidup dan bernyawa karena diperoleh dari hasil membaca secara mendalam.

Jadi untuk  seorang  penulis, kualitas  membacanya  sudah berbeda dengan yang lain. Membacanya seorang penulis adalah  secara mendalam. Membaca dengan melibatkan  segenap ruh, jiwa dan raga.

Agar apa yang  dibaca  terkesan dalam ingatan, maka  apa yang dibaca tadi dituliskan. Oleh karena itu  sahabat  Ali, menantu  Rosulullah itu mengatakan,  "ikatlah ilmu  dengan menuliskannya."

Menulis merupakan  cara belajar  yang lebih kompleks  dari pada membaca. Biasanya  kalau  bisa menulis pasti  bisa  membaca. Tapi bisa  membaca  belum tentu bisa menulis. 

Menulis  adalah  ketrampilan,  semakin  kita terbiasa  menulis maka kualitas  tulisan kita akan semakin bagus.  Oleh  karena  itu  yang penting  kita sadari adalah membiasakan diri untuk  menulis. Wijaya Kusumah ( 2018) mengatakan bahwa cara paling efektif  untuk  bisa terampil menulis ya harus rajin menulis. Seperti halnya kita terampil mengendarai  sepeda.

Menulis itu  perlu kesabaran, ketekunan, ketelitian,  dan keberanian. Jangan menunggu ilmunya banyak  baru  menulis, jangan menunggu  sampai  gelar S3, baru  menulis. Banyak  tulisan penulis  penulis  hebat, yang bermanfaat, enak dibaca, menginspirasi, walaupun  belum  atau  tidak S3. 

Penulis harus memiliki  keberanian  untuk  menuangkan idenya,  tanpa rasa kuatir,  malu, takut, takut  dicela, takut  salah, takut  dihujat  orang dan sebagainya.  

Oleh  karena  itu  satu hal  yang penting kita  tanamkan ke benak anak-anak  adalah  keberanian. Sebab hanya  orang-orang  yang memiliki keberanian,  yang akan mengambil keputusan besar.  

Pada hakikatnya  kesuksesan kita  adalah  akumulasi dari  keputusan keputusan  yang kita eksekusi yang  benar,  yang linier pada tercapainya  tujuan kita. Termasuk  keputusan  hendak menulis. 

Oleh  karena itu  apapun yang terjadi ya menulis. Agar tulisan kita ada perkembangan kemajuannya, agar tulisan kita berkualitas,  bacalah  tulisan tulisan senior  anda. 

Kalau anda  membaca tulisan senior  anda,  kata kunci  yang musti disiapkan adalah,  inspirasi  apa yang akan  saya dapatkan dari membaca tulisan ini?. Apa yang dapat anda adopsi  dari  gaya penulisannya?. Tema apa yang bisa  anda angkat  untuk  menulis  selanjutnya?

Kalau  anda  menjadi  senior,  anda bisa memberikan  masukan untuk  bagusnya  tulisan  yunior anda. Kalau  dirasa tidak  enak menuliskan  di kolom  komentar,  anda bisa japri kepada penulisnya, dan memberikan masukan.

Untuk  seorang  penulis ada 3 keputusan  besar,  yaitu membaca, menulis, mengedit. Banyak  membaca tulisan senior,  banyak  melakukan kegiatan menulis,  kemudian melakukan editing terhadap  tulisan kita.  

Lakukan kegiatan itu secara terus menerus kemudian rasakan  apa  yang terjadi. Pasti  beda  antara  penulis  dan bukan penulis.  Penulis  pasti  orang yang banyak membaca, banyak  membeli  buku, banyak ilmunya.  Pasti  beda  orang yang banyak  membaca  dengan sedikit  membaca. Oleh karena itu  membaca  dan menulislah.

Magetan,  30 Agustus  2020






Tidak ada komentar:

Posting Komentar