Akhirnya ceramah atau pengajian yang disampaikan menyinggung perasaan religiusnya. Kemudian lapor ke pihak yang berwajib maka jadi masalah.
Demi ukuwah Islamiyah mari kita saling menghargai paham paham yang ada, menghormati organisasi organisasi yang ada. Janganlah menyalahkan orang lain yang belum tentu salahnya.
Menurut saya ceramah umum itu materinya adalah yang bertema motivasi. Motivasi beribadah, motivasi sholat, motivasi amal jariyah atau amal sholih lainnya. Motivasi ukuwah Islamiyah dan sebagainya.
Dijaman sekarang Kyai kalau ceramah harus hati hati kalau ada yang menshooting kemudian diunggah di YouTube, maka kalau ada term kalimat yang salah bisa dibuli warga netizen.
Kita jangan sok pinter, sok tahu apa saja dalam agama. Kemudian menyalahkan kelompok lain.
Walaupun kita berpendidikan tinggi, karena ilmu Allah itu sangat luas tak terhingga tak terbatas. Buku yang kita pelajari baru sesikit, kita tidaklah mungkin menguasai berbagi bidang ilmu, berbagi cabang ilmu.
Tidak ada bengkel mobil yang menguasai berbagai macam kerusakan dalam mobil. Disana ada tukang jok, ada ahli mesin, ada ahli kelistrikan, ada ahli radiator, ada ahli spooring, ada ahli skok, ada ahli cat, ada àhli dinamo, dan lain lain. Maka janganlah tukang jok menyalahkan ahli mesin. Janganlah ahli radiator menyalahkan ahli spooring, tidak nyambung nanti.
Janganlah tukang jok menjawab pertanyaan yang mestinya ditujukan pada ahli mesin. Janganlah tukang radiator menjawab pertanyaan yang mestinya ditujukan pada ahli spooring, demikian juga dalam ilmu agama.
Sekali lagi ilmunya Allah itu maha luas, kita tidak mampu mempelajarinya semua, Allah memberikan ilmunya kepada siapa yang dikehendakinya, kepada para Nabi, para sahabat, para tabiin, tabiit tabiin, kepada para Imam, kepada para wali, kepada hambanya yang sholih, dan kepada siapa saja yang dikehendaki.
Luasnya ilmu Allah kalau seandainya air laut itu dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah maka niscaya tidaklah mencukupi.
Allah berfirman
قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا Arab-Latin: Qul lau kānal-baḥru midādal likalimāti rabbī lanafidal-baḥru qabla an tanfada kalimātu rabbī walau ji`nā bimiṡlihī madadā Terjemah Arti: Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Tafsir Quran Surat Al-Kahfi Ayat 109. Katakanlah wahai Rasul, "Sungguh kalimat-kalimat Tuhanku sangat banyak. Seandainya lautan menjadi tinta untuk menuliskannya, niscaya air lautan itu akan habis sebelum selesai penulisan kalimat-kalimat-Nya tersebut, bahkan meskipun Kami datangkan tambahan berupa laut-laut yang lain, maka ia pasti akan habis pula sebelum selesai menuliskannya."
Maka janganlah merasa pandai kemudian saling menyalahkan. Disamping itu kita hidup dinegeri yang berdasarkan Pancasila, harus menerima kebhinekaan yang ada. Mari berprestasi tanpa menjatuhkan, menjadi pemenang tanpa mengalahkan.
Kita junjung tinggi nilai gotong royong, persatuan dan kesatuan agar stabilitas nasional semakin mantap, akhirnya kita bisa membangun bangsa untuk kesejahteraan bersama.
Sehingga kita bisa sejajar dengan bangsa bangsa maju di dunia.
Magetan, 19 Agustus 2020
Referensi: https://tafsirweb.com/4935-quran-surat-al-kahfi-ayat-109.html
Referensi: https://tafsirweb.com/4935-quran-surat-al-kahfi-ayat-109.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar