Jumat, 09 April 2021

Jumat pungkasan di bulan Sya'ban

Kemarin Malam,  8 April 2021, saya dan bu Parno ditimbali mbah Kyai Gun.

"assalamu 'alaikum wr wb bilih acara jum'at pungkasan insya Alloh mbenjeng dinten Kamis tgl 8 April ngajeng meniko pramilo saking puniko sedoyo katuran rawuh mtr nwn wass 'alaikum wr wb", WA Kyai Gun

"Bakdo isak  nggih Yi πŸ™",tanya saya.

injih acara bakdo isya' menawi saget maghrib jama'ah wonten masjid Tegalrejo

Njih Yi Insyaallah πŸ™

Matur nuwun perhatosanipun
Sami  sami Yi πŸ™πŸ™

Kyai Gun adalah  suami  dari bu Nyai Nuning Siti  Sunarni,  guru thorikoh saya. Yang merupakan  cucu canggah dari KH Abdurrohman  pendiri  pondok pesantren  Tegalrejo  yang dipercaya merupakan  Pondok  tertua  di Magetan  ini. 

Kyai Abdurrohman dikenal  sebagai waliyulloh,  yang senang dan kuat  "tirakat". Siapa  saja yang mendapatkan  ilmu haq dari Beliau  diakui  sebagai  "putra wayah"  mbah Wali. 

Mbah Wali ( Kyai Abdurrohman)  pernah berpuasa tidak tidur selama  setahun,  siapa yang kuat. Manusia  biasa  pasti tidak  kuat. Saya disuruh  tidak  tidur mulai  sehari  semalam , sejak asar hingga malam,  pagi dan siangnya  sholat  Jumat,  sampai  waktu isak lagi. 

Serasa  tidak kuat  saya, ketika  berdiri sholat  jumat  saya hampir  jatuh( jlungup) ke depan. Saya adalah manusia  biasa  yang tidak kuat "laku tirakat ". Pada  hal "siapa  yang kuat tirakat bakal dadi satriyo pinunjul,"  begitu  kata Pak Bupati  dalam  buku  Email  Saka Jakarta. 

Mbah Wali pernah puasa berdiri   selama satu tahun,  sedangkan  saya berdiri ketika  sholat  saja  rasanya  berat  kalau  berlama-  lama. Lagi-lagi  itulah  manusia  biasa.

Acara  tadi malam adalah  istighosah  membaca  tahlil  dan doa bersama.  Mbah Wali setiap  Jumat  terakhir  di bulan Sya'ban mengumpulkan  anak cucunya , diajak  persiapan nata hati, kompak dan semangat  menyambut  bulan Romadhon.  Tradisi  ini diabadikan  sampai sekarang.  Sehingga  tadi malam   berkumpul ribuan  jamaah  di pesantren  Tegalrejo. 

Mesjidnya  masih berdiri  kokoh  pada hal  sudah berusia  200 tahun lebih. Sholat  disini  terasa sejuk dihati.  Sujud dan rukuk bersama  orang-orang  sederhana anak cucu keturunan  Kyai  yang pernah menjadi  pasukan  Pangeran  Diponegoro ini.

"Awake dewe iki  elek, mendo, apes, dosana akeh", kata Kyai.  Sebuah pengakuan  jujur  seorang  hamba Allah. Santri  Tegalrejo  ditanamkan  sikap  pengakuan  itu. Sehingga  tidak  boleh  sombong,  congkak  egois,  sopo siro  sopo  ingsun. Atau harus memiliki sikap tawaduk. 

Menurut  keterangan Kyai Gun, tidak  semua  keturunan  mbah Wali  kadunungan  ngelmu haq. Ngelmu  ini dari ayah mbah Wali,  Kyai Ahmadiyo, dari Kyai Ngaliman,  adalah  putra Pangeran Margono,  putra  terakhir  dari Raja Pajajaran yang meninggalkan istana  dan berguru  pada Sunan  Magribi. 

Pangeran  Margono  tinggal  di Kincang dekat  Maospati  yang dikenal  juga  sebagai Kyai Rendeng.  "Jadi kita  ini keturunan  raja Pajajaran," kata Kyai Gun.

Acara istighosah  selesai  pukul 10.00 saya pulang  bersama  bu Parno.  Saya membawa  berkat lengkap  dengan lauknya. 

Ngalab  berkah  dari mbah Kyai,  ibuku  ( Ibu Mertua) saya suruh  makan berkat  , semoga sakitnya  segera  sembuh , bisa melaksanakan  puasa  Romadhon  dalam keadaan  sehat wal  afiat.

Wallohu  a'lam 

Magetan,  9 April  2021








4 komentar: