Selasa, 27 April 2021

Fasilitas dan tekad

Tulisan saya ini terinspirasi  dari tulisan Dr. Ali Anwar Mhd,M.PdI. dalam buku Literasi Diri yang dihimpun  Dr. Ngainun Naim.

Buku  ini bercerita  mengenai Dr Ngainun Naim, seorang dosen IAIN Tulungagung  yang gemar menulis buku. Karyanya  sudah puluhan  buku, berbagai kota di Indonesia  pernah dikunjungi  gara-gara memiliki  "kelangenan"  menulis ini. Bahkan pernah pergi ke luar negeri  juga disebabkan  menulis.

Untuk  mencapai kesuksesan  seseorang  tak lepas  dari dua hal yaitu  fasilitas dan tekat.
Dr. Ali menulis  , ada 4 macam keterkaitan antara  fasilitas dan tekat.

1. Ketercukupan  fasilitas  tapi tidak ada tekad kuat untuk  mearaihnya. Pola ini lebih cenderung  gagal. 
2. Keterbatasan  fasilitas  tapi ada tekad kuat untuk  meraihnya , ini cenderung berhasil.
3. Ketercukupan fasilitas  dan ada tekad kuat untuk meraihnya, ini lebih banyak  peluang  berhasilnya.
4. Keterbatasan fasilitas  dan tidak ada tekad  meraihnya,  ini juga lebih cenderung  gagal. 

Menurut  Dr Ali, sahabatnya  Dr Naim ini  termasuk  kategori  kedua. Tekad kuat  fasilitas  terbatas. Membaca  berbagai tulisan Dr Naim  sendiri, saya juga  mengatakan  Dr. Naim itu seorang pribadi  yang gigih untuk  mencapai  keberhasilan.  Ayahnya guru MI yang harus mengayuh sepeda  menyusuri  jalan panjang  untuk  sampai  ke tempat  kerja.

Saya sendiri juga termasuk  kategori kedua ini. Waktu SMP saya harus mengayuh  sepeda  7 Km setiap hari. Tidak ada uang jajan, setiap hari mau tidak mau pasti pulang sekolah  dalam keadaan perut  lapar. 

Kebiasaan  tanpa uang jajan  ini saya alami hingga  saya kuliah di Surabaya. Termasuk  setiap  pulang kuliah  harus dalam keadaan perut  lapar. 

Kadang saya terhibur  membaca tulisan  ulama  terkenal, seperti Imam Gozali, "ilmu itu hikmah , tidak bisa diperoleh  dengan  rasa gagah dan hidup mewah". Ilmu  harus dijalani dengan sikap tawaduk  dan "laku tirakat."

Maka siapa  yang bisa menjalani itu akan mendapatkan  hakikat  ilmu.  Belajar ilmu akan diberi  kemudahan. Otak terasa  encer digunakan  untuk  berfikir. 

Di sisi lain Imam Syafii  juga berkata,"Ketinggian  yang dicapai oleh  orang-orang  besar, tidak sekali  dua kali terbang. Tetapi mereka terbang terus  sementara  yang lain tidur  pulas."

Dalam hal ini yang dimaksud  tidur  pulas  adalah  orang  yang malas,  mudah putus asa, bahagia dalam zona nyaman  dan sebagainya. 

Sedangkan  terbang terus adalah  orang-orang  yang terus belajar,  terus berusaha dengan tekad  baja untuk  mencapai cita-cita.  Walaupun  dalam keterbatasan  fasilitas.

Guru  saya Syeh Abdurrohman,  ketika  berangkat mondok dari Pacitan menuju Ngampel Surabaya hanya berbekalkan "karak." Oleh pamannya  yang di Madiun  malah di minta  diganti  dengan sodo aren. 

Perjalanan  dari Pacitan - Surabaya  berjalan kaki,  ini pasti "satriyo  pinunjul." Sehingga  akhirnya  mendapatkan hakikatnya  ilmu menjadi waliyulloh. 

Banyak  orang-orang  sukses,  hebat, besar  berangkat  dari kesederhanaan,  keterbatasan  fasilitas.  Tapi  mereka memiliki  tekat kuat dan tabah. Biasanya  beliau memiliki  pribadi  yang arif dan bijaksana. Justru  itulah  yang mengantarkan mereka  pada istana keberhasilan.
Semoga  ......


Magetan,  27 April  2021












11 komentar:

  1. BAHAGIA DALAM ZONA NYAMAN.4 kt yg tampak sederhana namun sulit utk diterapkan.karena biasanya klo SDH nyaman lupa meraih yg lebih mulia dari hanya sekedar nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya terbuai dalam kenayamanan

      Hapus
    2. Keberhasilan selalu didasari dari kemauan..walai fasilitas serba kekurangan

      Hapus
  2. Iya biasanya terbuai Dalam kenyamanan

    BalasHapus
  3. Tekad dahulu fasilitas pasti terpenuhi

    BalasHapus
  4. Tekad dahulu fasilitas pasti terpenuhi

    BalasHapus
  5. Terima kasih Pak KS sudah berkenan membuat narasi dari buku yang saya himpun

    BalasHapus
  6. Njih Mas Doktor, sama-sama, sedikit demi sedikit, hehehe

    BalasHapus
  7. Hallo sahabat...
    Janganlah jadi manusia yg gagal produk. Baik dunia maupun utk akhiratnya.

    Terus bertekad belajar utk mencoba dan berani melangkah utk mengadapi tantangan. Kita bisa krn terbiasa. Kita bisa krn mau mencoba dan belajar.

    Jangan pernah lelah utk belajar dan terus bertekad dlm suatu keberhasilan.
    Tidak ada kata terlambat utk belajar memperbaiki diri.
    Jadi lah pribadi yg matang dan konsisten dlm berfikir dan Istiqomah dlm kebaikkan dan kebenaran.


    Terima kasih sahabat....maaf lambat berkomentar....krn banyak acara. Hingga tertunda utk merespon blog nya. Semangat d sukses...ya? Allah memberikan keberkahan utk kita semua.

    BalasHapus
  8. aamiin ya robbal alamin, terima kasih Jeng Niken

    BalasHapus