Senin, 12 April 2021

Indahnya pantai Gemah

Saya kemarin sore( 11 April  2021) silaturahmi  ke Keluarga  Trenggalek. Malamnya hujan semalam suntuk,  sehinga di sepanjang  perbatasan  banyak tanah  longsor. 

Untuk  anda yang sedang dalam perjalanan Ponorogo  Trenggalek,  harus hati-hati,  lebih-lebih  di malam hari.  Karena  seperti kemarin ada batu yabg diameternya 50 cm terletak  di tengah jalan, sebelum  diamankan  petugas. 

Kami sampai  di Trenggalek  pukul 09.00 WIB. Cuaca  agak mendung,  sehingga  sudah  jam 09.00 matahari  belum menghangatkan  tubuhku. 

Keluarga  Bapak Martoyo  menerima  kedatangan  kami dengan  gupuh, suguh,  aruh  yang luar  biasa. Baru datang sudah  dipersilahkan makan.  Tapi perut kami belum siap, karena abis makan pagi di Alun alun  Ponorogo. 

Seperti  biasa  karena  dekat pantai maka berbagai  menu ikan laut  tersaji. Ikan laut  adalah  menu kesukaanku karena  rendah  kolesterol  dan alami.

Bapak Martoyo  adalah besanku  yang tinggal di Ngadisuko Ndurenan Trenggalek.  Dengan pantai Gemah  sekitar 20 km. 

Setelah  makan siang,  istirahat  sejenak  kami  refresing  di pantai  Gemah. Pantai ini  dibuka  sekitar  5 tahun yang lalu. Pak Martoyo  ikut  berperan  saat itu,  karena beliau  sebagai  Mantri  hutan  di area  itu. 

Di pinggiran  pantai  ditanami  pohon pinus,  di bawah pohon  pinus  inilah  para pengunjung  beristirahat beralasan tikar. 

Biasanya  mereka  membawa bekal  dari rumah,  kemudian  makan bersama  keluarga  mereka sambil  menikmati  indahnya  pemandangan  pantai  Gemah.

Sementara  yang lain  bermain  motor  ATV. Untuk  naik  kendaraan  motor roda empat  ini  pengunjung  harus merogoh kocek  40.000 hingga  80.000. Mereka  bisa menaiki sepanjang pinggiran pantai sepuasnya  hingga satu  jam.

Ada juga  flying foq.  Meluncur  dari ketinggian  tebing  hingga  pantai  sekitar  100 meter.  Ini benar-benar  uji nyali,  untuk  yang punya  sakit  jantung  jangan  coba coba ya. Bisa kambuh nanti. Karena adrenalin  akan terpacu. Anak kecil  usia 4 tabun  hingga  anak remaja cocok untuk  mainan  ini.

Dibagikan yang lain  ditawarkan  naik perahu.  Anda tidak perlu takut,  karena penumpang  harus memakai  pelampung  sebagai  pelindung  kalau  terjadi sesuatu. 
Ombaknya kecil,  sekitar ketinggian 30 cm.  Sehingga  banyak juga anak bermain  bersenda  gurau  di pinggiran  pantai.

Saya  ingin  suatu  hari nanti  bisa kesini  lagi bersama  teman-temanku,  menikmati indahnya  pantai  Gemah yang mempesona.

Puas dengan suasana  pantai  kami pulang, tapi ingin mampir  ke rumah  Guru  Literasi  saya, Dr. Ngainun Naim.  Beliau  tinggal  di Parakan  Rt 11 Kec/Kota Trenggalek. 

Kami diantarkan  besan, Pak Martoyo,  sehingga  tidak sulit  untuk  menemukannya,  lebih-lebih  sekarang  ada Google  Map. Sehingga dalam waktu  singkat  sudah ketemu.  Ternyata  Beliau  menunggu  di mulut  gang.  

Beliau  mengenakan  kemeja panjang,  pakai sarung  dan kopyah,  sarat  dengan kehidupan  seseorang  yang tinggal  lama  di pondok pesantren.  Memang Beliau  lama  di Pondok  Pesantren.  

Kami berbicara  ke sana kemari,  sebagai tegur sapa  ramah,  seseorang  yang memang  baru  pertama  berjumpa. Tapi saya sudah mengenalnya  1 tahun yang lalu.  Dari tulisan tulisan  beliau  yang renyah,  mengalir sejuk  setiap hari. 

Anak beliau yang ganteng,  berkulit  putih bersih,  ikut  menyapa  kehadiran  kami.  Berulang kali  berjalan melewati  kami  dan sambil  menggariskan  jemari tangannya  di pahaku dan istriku.  Tampak lucu anak ini. Menggemaskan. Namanya  Leis Asfat Tsaqif Naim. 

Oleh mas Doktor  Naim  kami diberi hadiah 3 judul buku. 1. Literasi  Diri, 2. Membangun Relasi, Peluang  Riset dan Dakwah Ilmiah. 3. Quantum Belajar.

Untuk  buku "Literasi  Diri "baru saya baca samapai halaman  12. Buku ini berisi  tulisan sahabat  mas Doktor  tentang dirinya. Satu lagi inspirasi literasi dari beliau.

Dengan silaturahmi  ini sebenarnya  saya menerapkan  teori beliau tentang kunci sukses menulis, teori yang nomor  5 yaitu
"Dengan berjejaring. Bina jaringan yang ada dengan bersilaturahmi  sesama penulis,  dengan penerbit,  kadang  membuka  inspirasi  menulis,  kadang muncul  program  dsb."

Sayang sekali  waktu sudah beranjak sore,  dan rumah kami jauh,  perjalanan tiga jam. Maka kami pamit  pulang.  Dan si ganteng Leis, berkata,"besuk ke sini lagi ya."

Tampaknya dia senang dengan kehadiran  kami, seperti kami juga senang.


Magetan,  13 April  2021 












9 komentar:

  1. Alhamdulilah sdh ketemu guru litearsi
    Slmt

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah BPK bs refresing dg kluarga..ttep SHT injih bapak...

    BalasHapus
  3. Terima kasih rawuhnya Bapak KS dan keluarga. Mohon maaf jika gupuh, lungguh, dan suguhnya kurang sesuai harapan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak apa-apa mas Doktor, suguhnya sudah komplit di meja, cuman perut kami sudah penuh, hehe. Terima kasih waktunya sehingga bisa bertemu.

      Hapus