Hari ini tampak lebih cerah dari biasanya, matahari bersinar hangat lebih awal, burung burung berkicau bertengger diatas pucuk ranting pinus , menyanbut kedatangan kami menyusuri jalan di sela sela pohon pinus yang menjulang tinggi, entah berapa puluh tahun usianya.
Tapi tak mengapa, masukan dari bu Parno tetap saja bagus "ngemce" ku. Tadi duet dengan bu Anik, KS SMP 2 Bendo. Walaupun beliau belum pernah memandu acar tapi lumayan juga.
Sehari sebelumnya kami siapkan, kordinasikan sehingga setidaknya jangan sampai mengecewakan. Lebih-lebih di forum kepala sekokah SMP. Apalagi sedianya dihadiri Bapak Bupati, kami harus tampil maksimal.
Tapi Bapak Bupati bersama Bunda Titik terpaksa tidak hadir karena menjadi Kakek Siaga yang sedang menanti kehadiran cucu kesayangan pertamanya.
Acara dimeriahkan oleh grup musik Mahesa dari Sarangan, dengan penyanyi mbak Weka dan mbak Amik juga ada penyanyi putra mas Faris.
Nggak mau kalah, beberapa KS juga menyumbangkan lagu, Pak Narso, Pak Joko, pak Isnan si "Satria Madukara" dengan "kehendak takdir" ny Roma Irama tak mau Ketinggalan serasa menggoncang panggung hiburan.
Sambutan Ketua MKKS, Bapak Drs. Agus Sunadi, M.Pd, berisi permohonan maaf karena baru bisa melaksanakan perpisahan karena situasi pandemi. Juga menyampaikan selamat kepada yang purna tugas, semoga sehat selalu.
Juga kepada bu Agus Suharto, Bu Zain Zainuri dan bu Sigit semoga selalu sabar dan tabah. Kami semua selalu mendoakan almarhum semuanya.
Sambutan KS purna tugas diwakili oleh Pak H. Sutowo. Kepala Sekolah yang bertugas terakhir di SMP 1 Bendo ini menyampaikan permohonan maaf kepada semua KS lebih-lebih kepada Bapak Kadisdikpora, apabila selama bertugas ada kesalahan dan sesuatu yang kurang berkenan.
Selain itu juga bercerita tentang perjalananya menjadi KS. Beliau bertugas pertama di SMP 3 Parang, suka duka dialaminya hingga pernah dibuntuti penjahat ketika mengambil uang di Bank.
Tapi karena kesigapan beliau sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi karena kendaraannya dibelokkan ke Polsek. Akhirnya dikawal Polsek hingga Sekolah.
Sambutan terakhir disampaikan Bapak Kadisdikpora, Bapak Drs. Suwata, M.Si.
Beliau juga menyampaikan permohonan maaf dan mengucapkan selamat kepada KS purna tugas, "semuanya yang masih ada ini nanti juga pensiun karena seperti itu aturannya."
Dinas Dikpora juga selalu berfikir agar pandemi segera selesai dan pembelajaran tatap muka bulan Juli akan dimulai. "Acara ini jangan lama-lama karena situasi pandemi." Terang Pak Wata.
Acara ditutup tepat pukul 11.15 setelah penyerahan tali asih kepada 8 KS purna tugas.
Kemudian kami berkunjung ke desa Singolangu, naik Jip, off road , ke desa yang terkenal sebagai kampung susu itu.
Kami diantarkan seorang driver handal namanya mas Jangkung, dengan sigap mengemudikan Jip keluaran tahun 89 ini. Melewati Medan yang menantang tapi mengasikkan, diantara rombongan kami selamat semua, tapi jeritan , dan teriakan diantara kami yang membelah kesunyian hutan pinus itu.
Kami menyaksikan dari dekat cara pemeliharaan sapi perah. Kemudian melihat juga koperasi susu. Semua susu yang tersedia dibeli semua oleh rombongan KS ini. Harganya murah, hanya 7.000 per botol.
Yang kedua juga ikut memeriahkan pasar lokal agar desa kampung susu semakin bersemangat lari kencang untuk memajukan desanya dengan keunggulan susunya.
Aku lihat desa ini tertata rapi, banyak penduduk yang memiliki garasi dan memiliki mobil bagus. Semua dari usaha peternakan sapi perah.
Bahkan disetiap rumah ada mesin air hangat "water heeter" karena disini terasa dingin, sehingga kalau mandi memakai air hangat.
"Ini yang hebat pencetus ide desa ini sehingga menjadi kampung susu", gumamku dalam hati.
Akhirnya merubah segalanya menjadi desa yang sejahtera. Bagaimana? Apakah anda ingin berkunjung ke kampung ini juga? Yang dari Jambi saja pernah berkunjung ke sini, jika Anda dari Magetan masa belum berkunjung ke sini, apa kata dunia?
Magetan, 13 Maret 2021
Alhamdulillah
BalasHapusWah enak sekali ay bisa sambil rekreasi bersama
BalasHapusDesa Singolangu Sarangan, kenangan pertama kali aku jadi guru. Di tahun 1982 saat itu. Unik dan menarik bagiku psk No.
BalasHapusKalau cuaca dingin sekali, saat kukenal pertama, dengan si cantik lereng Gunung lawu, yg indah mendayu hembusan anginnya nan menusuk kalbu.
Saat itu jln menuju Singolangu, masih sangat perawan. Jalan tanjakan naik berbatuan, jalan tlasahan kasar dan besar besar batu sebesar ungkal, licin saat musim hujan.
Yiga puluh tahun sudah kutinggalkan kampung itu, yg sekarang jadi kampung susu Sarangan.
Tak nisa terbayangkan, sekarang dan dulu jadi perubahan yg manis menjadi incaran para investor yg membuka cakrawala desa maju kampung maju bersama arahan bapak Bupati Magetan
Magetan maju Sarangan ayo ikut maju.
Demilian pak Mo ikut nimbrung. Maaf ada salah kata dan bahasa.
ketika melewati SDN Sarangan 3 saya bercerita kepada sahabat saya, Pak Isnan,Kepala SMP1 Sukomoro bahwa saudara saya dulu pernah bertugas di sekolah ini. Tugas pertamanya.
BalasHapus