PendahuluanTahun 2021 mungkin bisa dikatakan tahun kelam untuk dunia pendidikan kita. Karena mulai Maret 2020 hingga akhir 2021 pembelajaran tidak berjalan normal disebabkan pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.
Murid-murid belajar dari rumah dengan menggunakan sistem PJJ ( pembelajaran jarak jauh). Mereka harus punya HP atau laptop, harus ada kuota internet atau sinyal.
Padahal tidak semua mereka tinggal di kota. Saat itu yang tinggal di desa betul betul tersiksa karena sangat terbatasnya fasilitas di atas.
Seiring dengan perjalanan waktu fasilitas itu dapat terpenuhi sesuai kemajuan dan keadaan daerah masing-masing.
Akhirnya kita sangat familiar dengan istilah zoom meeting, Google meet dan sebagainya. Guru-guru memutar dan memeras otak untuk menciptakan PJJ yang menyenangkan.
Keadaan inilah yang memaksa guru atau siapa saja untuk kreatif mengatasi keadaan yang tidak mengenakan kita semua.
Akhirnya muncul kegiatan webinar untuk meningkatkan kompetensi guru. Tapi tidak semua guru mengikuti entah karena sesuatu sebab dan lain hal.
Refleksi guru tahun 2021
Bertolak dari tulisan di atas keadaan guru di tahun 2021 sangat bervariasi dari segi kompetensi. Antara lain dapat saya katakan sebagai berikut:
1. Guru feodal, diantara mereka guru yang mendekati usia pensiun, kurang berorientasi masa depan, tidak mau meningkatkan kompetensinya, tidak mau meng-upgrade pengetahuannya. Tipe guru semacam ini repot. Kurang bisa menyesuaikan kemajuan jaman. Dia sendiri juga tersiksa dengan keadaan yang mengharuskan mengadakan ekselerasi pembelajaran.
2. Guru masa bodoh. Guru yang memiliki karakter seperti ini juga membingungkan, Dia yang penting aman di zona nyaman. Yang penting tiap bulan gajian, sertifikasi lancar. Tidak ada kerisauan terhadap nasib pembelajaran murid-muridnya. Mereka justru "bahagia" dibalik pandemi. Karena mereka tidak masuk sekolah. Sementara kepala sekokah tidak mengetahui apakah melaksanakan pembelajaran dari rumah atau tidak.
3. Guru milineal konstruktif. Guru tipe ini yang selalu "resah" memikirkan pendidikan yang lebih baik. Dia berfikir bagaimana agar anak-anak di rumah dapat belajar dengan baik, dapat belajar dengan menyenangkan. Untuk mencapai itu Dia juga kerja keras untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, mengikuti webinar untuk meningkatkan kompetensinya, untuk meng-upgrade pengetahuannya. Kebanyakan di antara mereka adalah guru guru berusia muda, walapun tidak sedikit yang sudah hampir pensiun.
Mereka rela merokok kocek untuk melengkapi fasilitas pembelajaran era pandemi, membeli HP, laptop baru karena HP dan laptop lama yang "jadul" tidak "support" untuk zoom, Google meet dsb.
Mereka tidak mengeluh dengan keadaan, orientasi kerjanya adalah pengabdian terbaik, tagihanya adalah produktivitas hasil karyanya.
Sekolah beruntung sekali apabila memiliki guru seperti ini, orang tua wali murid juga senang menyekolahkan anaknya di sekolah guru tersebut.
Semoga kita semua termasuk guru seperti ini, yang selalu dirindukan kehadirannya, yang selalu ditunggu tunggu produktivitas hasil karyanya.
4. Guru penggerak. Di masa pandemi pemerintah dalam hal ini Kemendikbud ristek meluncurkan program pendidikan guru penggerak. Guru dengan tipe nomor 3 tadi tidak sedikit yang ikut program ini. Mereka mendaftar, ikut seleksi dan yang lolos mengikuti program ini akan mengikuti diklat selama 9 bulan.
Saya ikut mendaftar guru pengajar praktik. Setelah lolos seleksi saya mengikuti diklat selama 24 hari. Orang orang dekat saya, saya gerakkan untuk ikut program guru penggerak. Alhamdulillah banyak diantara mereka yang lolos sebagai guru pengajar praktik dan guru penggerak. Alhamdulillah istri saya sendiri juga lolos sebagai calon guru penggerak.
Tugasnya banyak, mulai dari mengerjakan LMS (learning manajemen sistem), kegiatan lokakarya, pendampingan individu, kegiatan belajar bersama instruktur lewat daring atau dikenal juga kegiatan virtual, presentasi kegiatan dengan moda daring , disamping melaksanakan praktik baik dalam pembelajaran yang disajikan untuk murid-muridnya baik melalui moda daring maupun luring. Jam kerja mereka cukup padat. Apa motivasi mereka? Motivasinya adalah mengikuti kemajuan terkini di bidang pendidikan dan ingin memberikan kontribusi terhadap hasil pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Resolusi guru tahun 2022
Mulai Nopember situasi pandemi sudah melandai seperti laporan satgas gugus covid-19 di Magetan menunjukkan bahwa
Update Peta Sebaran COVID-19, Per 9 Desember 2021 Pukul 19.00 WIB
Hari ini:
- Sembuh : 0 orang
- Konfirmasi : 0 orang
- Meninggal : 0 orang
Total :
- Total kasus : 10552 orang
- Sembuh : 9574 orang
- Konfirmasi Dalam Pemantauan : 1 orang
- Meninggal : 977 orang
- Suspect dalam pemantauan : 0 orang
- Probable : 5 orang
Sehingga di Magetan sudah diizinkan pembelajaran tatap muka terbatas. Di sekolah kami melaksanakan PTM 30%.
Kalau keadaan melandai stabil seperti ini kami berharap mulai semester genap ini dilaksanakan PTM 100%, sudah barang tentu tetap mentaati protokol kesehatan.
Saya memprediksi di tahun 2022 ini akan diberlakukan kurikulum baru yang diberi nama "Kurikulum Paradigma Baru."
Dengan ini maka guru harus cepat menyesuaikan dengan menyiapkan diri mulai mempelajari regulasi hingga pelaksanaan kurikulum itu sendiri.
Bagi guru-guru yang sudah tergabung menjadi guru penggerak tidak kaget, karena kehadiran mereka memang disiapkan untuk itu.
Saya senang bisa mengikuti program guru penggerak ini, karena sudah menjadi visi saya untuk selalu mengikuti trend terkini di dunia pendidikan di mana saya ditakdirkan bekerja dan berada di situ.
Tahun sebelumnya saya bergabung menjadi narasumber nasional guru pembelajar. Esensi guru pembelajar adalah mereka belajar terus sepanjang hayat untuk meningkatkan kompetensinya. Sedang guru penggerak adalah disamping mereka belajar terus mereka juga menggerakkan murid-muridnya, eko sistem sekolah lainnya untuk melaksanakan praktik baik menuju kualitas pendidikan yang lebih baik.
Agar kualitas pendidikan masa depan akan berhasil baik maka berikan kemerdekaan pada siswa, guru dan kepala sekolah.
Siswa merdeka belajar, guru merdeka mengajar , kepala sekolah merdeka untuk berkreasi agar guru dan siswa sama-sama merdeka.
Tidak ada paksaan , tekanan, ancaman bagi mereka, tetapi semuanya dilakukan dengan hati senang, nyaman untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
Kesimpulan
Karena perubahan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa terus berjalan, maka guru harus siap meng-upgrade pengetahuan dan kompetensinya agar selalu bisa menyesuaikan dengan perkembangannya terkini di dunia pendidikan.
Semangat guru harus senantiasa diperbaharui untuk memberikan pengabdian terbaik. Karena guru adalah penyulut obor semangat belajar siswa.
Sehingga siswa yang tadinya tidak semangat belajar, dengan melihat gurunya yang semangat akan tersulut api semangat belajarnya.
Guru siap melaksanakan tugas dengan perubahan Kurikulum Paradigma Baru, untuk Indonesia yang lebih maju.
Magetan, 10 Desember 2021