SMPN 2 Karangrejo sebagai sekolah adiwiyata yang maju ditingkat provinsi memiliki ikon tanaman juga, yaitu pohon kelor. Kelor (
Moringa oleifera) dipercaya menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Antara lain, menurunkan kadar gula, sakit jantung, kolesterol dll. Daun kelor juga memiliki sifat antijamur, antivirus, antidepresan, dan anti-inflamasi.
DI SMP 2 banyak tanaman obat di sekitar pohon kelor itu antara lain, ada jahe merah, kencur, puyang, temulawak, kunir, bidara , Kayu putih, daun salam, suruh, pandan, sambiloto, sereh dan lain-lain.
Ada juga tanaman porang, tanaman ini membuat masyarakat Madiun meningkat taraf perekonomiannya, bahkan banyak diantara mereka menjadi jutawan.
Saya ingin menambahkan juga tanaman anggur menghiasi dan "memaniskan" SMP2 Karangrejo. Siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai tanaman ini.
Mengandung vitamin C yang menyegarkan tubuh kita. Vitamin C juga menjaga stamina tubuh kita agar tak mudah terserang penyakit.
Berbagai macam tanaman ini bisa menjadi tempat studi anak-anak mengenai tanaman obat. Pengalaman demikian ini seringkali membantu anak-anak ketika kelak dewasa.
Saya punya pengalaman pribadi, ketika anak saya sakit panas, saya parutkan kunir , diambil airnya dan dikasih madu asli. Alhamdulillah panasnya sembuh.
Jadi dalam kehidupan keluarga ketika mengalami sakit ringan bisa diatasi sendiri. Tidak perlu sedikit- sedikit di bawa ke dokter. Tidak perlu ke apotik, karena di sekitar rumah sudah ada apotik hidup.
Di Esperoka, kelor dibuat teh. 1,5 sendok teh daun kelor dikonsumsi selama 3 bulan dipercaya dapat menurunkan kadar gula darah.
Kecuali itu daun kelor juga dapat menyembuhkan gangguan ginjal. Tentang hebatnya tanaman ini sudah tidak diragukan lagi, akhirnya dijadikan obat herbal.
Tgl 27 Januari 2022 kemarin kami ikut pameran Gebyar literasi duta baca Indonesia, sekolah kami menyajikan minuman teh daun kelor dan teh daun bidara. Sudah diracik dalam satu termos habis dalam sehari.
Dalam suatu pameran memang perlu disajikan sesuatu yang gratis , bisa dinikmati langsung dan bermanfaat.
Kami juga menyaksikan anak anak ketika melihat pentas seni, juga ikut minum teh kelor dan teh bidara ini.
Kalau anak-anak milinial saja mau, kenapa tidak kita kembangkan jenis minuman ini untuk melengkapi sajian dalam keluarga kita?
Hal ini juga untuk menahan banyaknya minuman instan yang mengandung bahan pengawet yang sekarang ini banyak dijual di kantin, atau di toko toko sekitar kita.
Demi kesehatan kita masa kini dan masa depan, saya pikir perlu dan penting kita kembali kepada makanan dan minuman sehat yang disediakan oleh alam.
Jangan sampai alam bosan melihat tingkah kita karena kita tidak peduli kepada mereka. Kita rawat mereka dan mereka akan memberi balasan baik menyehatkan untuk kita.
Magetan, 4 Januari 2022