"Lho sekarang tidak merokok to?" Tanyaku sepulang dari masjid berjalan bersama .
"Tidak, harga rokok mahal, 18.000 rupiah , tidak kuat beli." Jawabnya sambil membenarkan posisi kopyahnya yang agak miring ke kiri.
"Untuk beli pakan sapi saja, biar sapinya gemuk" pak Matali kecuali sebagai guru swasta, punya samben ternak sapi. Dengan sapi sapinya inilah bisa menyekolahkan anaknya hingga S2.
Seperti Bapakku bisa beli rumah, menyekolahkan anak-anaknya karena memelihara sapi. Setiap hari pergi ke kebun, pulang membawa rumput untuk sapinya yang di rumah.
Kalau panen padi, kacang, kedelai, sampahnya untuk pakan sapi. Kotoran sapi bisa digunakan untuk pupuk, menambah kesuburan tanah akhirnya hasil panenya bisa melimpah banyak.
"Delapan belas ribu kalau dikali sebulan sama dengan 540.000. Kalau setahun 6.480.000. Kalau 20 tahun 129.600.000. Wah ternyata banyak ya. Bisa buat beli mobil pikup tahun 2012. Masih bagus, bisa buat kerja, menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga". Kalkulasiku membenarkan pendapatnya.
Saya sendiri sejak kecil tidak merokok, taruhlah kebiasaan merokok dimulai umur 20 tahun. Berarti saya bisa menghemat keuangan rokok selama 34 tahun, atau Rp.224.320.000. Wow.... dahsyat. Banyak sekali.
Jadi wajar saya punya mobil panther tahun 2002 harganya 100 juta. Mobil ini yang setia menemaniku ke kantor selama ini.
Jadi tidak merokok itu menguntungkan. Kalau merokok itu jelas rugi. Rugi uang juga rugi kesehatan. Juga merugikan orang lain karena asapnya kemana mana, dihirup orang, jadilah perokok pasif.
Maaf ya untuk yang perokok, tulisan ini untuk anak anak muda , biar tidak merokok, biar sehat. Sehat uangnya juga sehat badanya.
Sudah samapai rumah, selamat malam, selamat bermalam minggu dan istirahat.
Magetan, 3 September 2020
Prinsip hidup sehat nggih pak...
BalasHapusSemoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT
Iya bu Mila biar panjang umur barokah
BalasHapus